Dear, Kakak

61 11 0
                                    

Dear, Kakak

Tak terasa sudah satu tahun setelah kepergian dirimu. Aku ingin menanyakan beberapa hal kepadamu. Bagaimana kabarmu di sana? Apakah kau senang karena akhirnya kau tidak merasakan sakit lagi? Oh, apa kau bertemu dengan Bunda?

Kakak ... tak pernah terpikirkan olehku bahwa dirimu akan meninggalkanku secepat ini. Kita bahkan belum mewujudkan mimpi-mimpi kita. Banyak harapan-harapan yang belum terwujud termasuk harapanku untuk menyembuhkan dirimu.

Namun sekarang aku senang karena kau tak perlu merasa kesakitan lagi. Aku yakin kau akan bahagia di sana. Kau akan dikelilingi dengan orang-orang baik. Kau juga akan bertemu dengan Bunda. Andai saja aku bisa menyusul kalian. Hahaha, itu hal terkonyol yang pernah aku pikirkan saat pertamakali dirimu pergi, Kak.

Bolehkah aku bilang kepadamu jika aku merindukanmu? Bolehkan aku bilang jika aku merindukan segala hal tentangmu? Aku rindu. Sangat rindu. Kita tak bisa berjumpa lagi. Kau hanya akan terkenang di hatiku untuk selamanya.

Kata orang, kesedihan itu adalah awal dari kebahagian. Kegagalan adalah awal dari kesuksesan. Mereka benar. Di setiap kesedihan yang aku rasakan, semuanya terdapat pesan tersirat masing-masing. Kesedihan yang aku rasakan tidak abadi. Perlahan semuanya akan mengalir bak air.

Kakak ... kumohon jangan khawatirkan diriku di sini. Meskipun engkau telah tiada, namun aku akan selalu mengingatmu, mengenangmu, mendoakanmu, bahkan menyayangimu. Jangan risau. Aku baik-baik saja di sini.

Terimakasih karena Kakak sudah menjadi Kakak yang terbaik untukku. Terimakasih karena Kakak mau merawatku sampai sejauh itu. Terimakasih atas jasa-jasa Kakak yang bahkan belum aku balas satupun. Maafkan aku karena belum bisa menjadi Adik yang baik untuk Kakak.

Ingatlah bahwa di setiap malam ku, aku akan selalu merindukanmu. Ingatlah bahwa aku akan mengirimkan kerinduan itu lewat doa yang kutitipkan untukmu. Tenanglah di sana. Berbahagialah di sana. Biarkan aku sendiri di sini dalam bayangmu. Biarkan aku sendiri di sini untuk selalu ....

Merindukanmu.

Tertanda,
Asya Putrianna Renjani

Epiphany (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang