Hari ini adalah acara perayaan ulang tahun sekolah yang ke-57 tahun. Seluruh siswa-siswi sudah berdiri di tengah-tengah lapangan hanya untuk menanti acara yang sebentar lagi akan dimulai.
Para OSIS sibuk menyiapkan berbagai macam acara yang akan dilangsungkan nanti siang. Bagas sebagai Ketua OSIS tentu saja yang paling sibuk. Cowok itu sedari tadi mondar-mandir kesana-kemari agar susunan acaranya tidak berantakan.
Para siswa sudah mengeluh karena cuaca yang semakin panas. Untuk menyingkat waktu, Asya memutuskan untuk naik ke atas panggung dan menyapa para siswa-siswi yang sudah berbaris.
"Selamat pagi semuanya. Gimana keadaan kalian hari ini? Sehat?" tanya Asya selaku MC acara.
"PAGI!" jawab mereka serempak.
Asya tersenyum. "Hari ini adalah hari perayaan ulang tahun sekolah kebanggaan kita yang ke-57 tahun. Tanpa berlama-lama lagi, kita panggil saja Bapak Yoga selaku kepala sekolah untuk naik ke atas panggung."
Suara tepukan tangan terdengar kala Pak Yoga naik ke atas panggung. Pria paruh baya itu tampak tersenyum sebelum menyapa para muridnya.
"Selamat pagi anak-anak!"
"PAGI, PAK!"
"Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan untuk hidup sampai sekarang di dunia ini. Bapak harap kalian gunakan baik-baik kesempatan kalian selama hidup di dunia ini. Baiklah, hari ini adalah hari ulang tahun sekolah yang ke-57 tahun.
"Tidak terasa SMA Bhayangkari sudah berdiri selama itu. Terimakasih untuk kalian yang sudah bersedia hadir dalam acara ini. Terimakasih juga kepada para OSIS yang sudah membantu untuk memeriahkan acara nanti." Semua siswa bersorak.
"Di ulang tahun sekolah yang ke-57 ini Bapak hanya berharap semoga SMA Bhayangkari ini akan terus menjadi sekolah yang membanggakan. Sekolah yang selalu meraih prestasi dari siswa-siswinya. Sekolah kebanggaan yang sudah dikenal oleh banyak orang.
"Mungkin Bapak tidak akan berpidato lama-lama karena cuaca yang semakin siang semakin panas. Bapak hanya berharap semoga sekolah kita ini semakin maju dan berkembang! SMA Bhayangkari?" Pak Yoga berteriak sambil mengangkat kepalan tangannya ke udara.
"BISA! BISA! BISA!"
Tepukan tangan terdengar sahut-sahutan dari penjuru sekolah. Pak Yoga memberi sambutan terakhir sebelum turun dari atas panggung. Asya mengambil alih mic yang tadi dipakai oleh Pak Yoga.
"Acara selanjutnya adalah acara inti. Diharapkan untuk seluruh siswa mengikutinya dengan hikmat dan tertib." Asya mundur dan turun dari atas panggung.
Acara inti pun dimulai. Dimulai dari sambutan Pembina OSIS, bahkan sampai Ketua OSIS, acara tari-tarian, dan lain-lain. Acara berlangsung sampai sekitar pukul sebelas siang. Dan seluruh siswa diperbolehkan untuk beristirahat sebentar.
Begitupun yang dilakukan oleh para OSIS. Mereka mengistirahatkan tubuh sejenak sebelum kembali beraktivitas. Asya selonjoran di atas lantai. Di sebelahnya ada Salwa yang dengan santainya merebahkan diri di atas lantai.
"Gerah banget gue sumpah! Dan ini acara masih panjang loh. Eh," Salwa terduduk tiba-tiba sambil menatap Asya. "Tapi ini acaranya nggak sampe besok, kan? Ini cuman satu hari aja, kan?"
Asya menoleh. Dia tertawa terbahak-bahak. Membuat Salwa meringis dibuatnya. "Apa gue ada salah tanya, ya?" Salwa bergumam.
"Sal, dari kemarin rapat OSIS tuh lo nggak nyimak, ya? Kan, gue sama Bagas udah bilang kalo acaranya tuh dua hari. Hari ini sama besok. Hari ini buat lomba-lomba antar-kelas dan besoknya tuh buat seru-seruan. Masa lo lupa, sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany (✓)
Novela JuvenilEPIPHANY. Epiphany adalah sebuah kejadian atau momen yang terjadi dalam hidup dan mampu mengubah jalan hidup atau pemikiran seseorang. Ini kisah tentang Anjani dan adiknya-Asya. Mereka berdua hidup dengan sebuah perbedaan yang mampu membuat mereka m...