"Siapa sih, ini?"
Sementara aku memegang map dan bolpoin mencatat nama latin tumbuhan yang berjejer di depan, seseorang menutup mata dengan dua tapak tangannya dari belakang.
Aku sebenarnya mengenal bau maskulin yang berasal dari tubuhnya. Tubuh pria yang selalu kurindukan setiap waktu.
"Coba tebak!" Fay bicara dengan mengecilkan suara menyerupai perempuan. Aku tertawa karenanya.
"Kalau bener dikasih apa?" candaku yang senang, akhirnya setelah seminggu tak bertemu, ia datang memberi kejutan.
"Semua yang Mbak mau, cintaku, uangku juga tubuhku. Ambil saja!"
Tawaku seketika reda. Kulepas tangan Fay dari mataku. Kutatap tajam ke arah pria itu.
"Tubuh?"
Fay menaikkan satu sudut bibirnya.
"Apa lagi? Bahkan demi kamu kakak rela mati."
"Nggak lucu!" Aku melewatinya. Mencari tanaman lain untuk kutulis dalam laporan.
"Ini kah sambutan atas kerinduanku yang menggunung?" Fay merentangkan dua tangan.
Aku melirik sebentar. Lalu kembali sibuk dengan tugas.
"Hem?!" Fay menggerakkan dua tangan.
"Huft." Kutiup napas berat. Aku tak suka setiap kali dia membawa-bawa hidup dan mati dalam hubungan kami. Ini seperti beban. "Harusnya Kakak tidak mengatakan itu lagi," ucapku memperjelas.
"Yah, yah. Okey. Tapi kakak bicara jujur, dan kakak hanya bisa bicara apa yang ada di hati kakak. Sini ...! Pegel, nih."
Kuletakkan map, lalu berjalan mempertemukan tubuh kami. Pria itu mengeratkan pelukan dan aku membalasnya.
"Aku sangat merindukanmu, Li. Aku tidak ingin berpisah denganmu barang sedetik. Aku gak ngerti jika suatu saat ada yang menyentuhmu selain aku." Fay bicara banyak hal tiba-tiba. Entah apa yang dilaluinya tanpaku.
"Kenapa Kakak ngomong gitu?"
"Yah, karena aku sangat merindukanmu." Fay mendorong tubuhku agak menjauh. Mengacak rambut pelan, karena ia tahu betul pacarnya tak suka rambutnya dibuat berantakan.
"Coba ketemuannya gak di sini, sudah habis kamu Li." Pria itu menatapku tajam, jari-jarinya mengusap bibir ini pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noda +21 (Lengkap)
General FictionJust info : Cerita ini sudah diunlock lebih dari 100K di KBM App. Yang penasaran dengan season dua dan selanjutnya baca di KBM App yuk. 😍😍 ❤❤❤ "Mana bercak darahnya?" Gus Ubaidillah seperti kesurupan membolak-balik selimut yang berantakan karena h...