"Apa masih sangat sakit?" Gus bertanya panik. Apa yang bisa kuucapkan? Kenyataannya pinggul ini rasanya dipukul benda besar yang membuatnya begitu nyeri.
"Jika kontraksi melahirkan harusnya itu hal wajar," celetuk Fay menimpali ucapan suami.
"Tidak. Semoga bukan itu sebabnya. Usia kandungannya masih lima bulan." Gus menggeleng. Menepis pernyataan Fay yang sepertinya membuatnya takut.
"Yah, semoga." Fay mendesah.
Apa maksud Fay? Apa dia sangat yakin yang kualami adalah kontraksi? Apa dia berniat menyiksa mentalku sekarang?
Karena Shinta bilang, itu bisa saja kontraksi kelahiran terjadi dengan banyaknya faktor terutama saat stres, lelah dan tertekan.
Ya Tuhan, Shinta ... aku terlupakan sesuatu.
"Bang, ke klinik Shinta saja." Pintaku sambil menahan sakit.
Gawat jika ke rumah sakit, dokter di sana akan langsung tahu janin yang kukandung berusia tujuh bulan. Dengan begitu semua orang juga pasti akan tahu, terutama Fay.
"Em, sepertinya tidak sempat. Ke klinik Shinta paling nggak perlu waktu satu setengah jam ke sana. Kalau ke rumah sakit paling lama dua puluh menit." Fay bicara menyela. Seolah ia tahu apa yang kupikirkan dan mencegahnya.
Siapa sebenarnya kamu, Fay? Orang baik kah? Atau memang berniat jahat menghancurkan hidupku sejak awal karena dendam?
"Ya, Dek. Betul yang Kang Fay bilang. Kita harus cepat. Abang ndak mau terjadi sesuatu sama Adek dan anak kita." Gus ikut mematah keinginan istrinya.
Mati aku! Tak ada lagi yang bisa kulakukan selain pasrah. Tak mungkin juga bisa menghubungi Shinta atau Ibu untuk menolongku yang tengah berada dalam kondisi terjepit ini.
Allah ... hamba pasrah, setelah banyaknya jalan yang hamba tempuh untuk bertahan. Bukankah Engkau hanya membuat takdir terbaik untuk hambaMu?
Pria yang memegang kendali di depan melajukan mobil dengan kecepatan lebih. Setelah lima belas menit akhirnya mobil mencapai rumah sakit.
Rasa sakit dan perasaan tak enak campur aduk tak karuan. Aku merasa seperti di ujung bukit yang curam, sedikit lagi akan jatuh ke jurang terdalam.
Fay dengan cepat ke luar mobil dan membukakan pintu untuk kami. Sementara mobil sudah terbuka, Gus Bed segera membopongku ke luar mobil untuk dibawa tandu masuk ke ruang UGD.
Aku masih meringis menahan sakit. Berdoa kuat-kuat dalam hati agar ini bukan kontraksi kelahiran. Takut jika stres menyebabkan kelahiran prematur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noda +21 (Lengkap)
General FictionJust info : Cerita ini sudah diunlock lebih dari 100K di KBM App. Yang penasaran dengan season dua dan selanjutnya baca di KBM App yuk. 😍😍 ❤❤❤ "Mana bercak darahnya?" Gus Ubaidillah seperti kesurupan membolak-balik selimut yang berantakan karena h...