Bukan hanya bayangan indah bersama Gus Bed muncul, bayangan Fay pun menyusup dalam ingatan.
"Jadi apa yang sebenarnya terjadi?" tanyaku pada Fay dengan menyilang di dada. Menandai bahwa sekarang posisiku ada di atasnya.
Pria itu terdiam beberapa saat, kala kutanya perihal kebenaran, yang menurutnya fitnah dari Shinta untuknya.
Walau bagaimana kami sudah punya komitmen. Hubungan yang sehat itu mendengar dari dua arah. Mengenyampingkan provokatif dari luar agar ikatan cinta tetap terjaga.
Sudah cukup aku mendiamkan dan menghindarinya selama dua hari. Segalanya perlu diselesaikan.
Pacaran hampir tiga tahun, bukanlah perkara mudah untuk putus begitu saja. Apalagi Fay makin hari membuatku semakin mencintainya, hingga kejadian tempo hari yang membuatku goyah lagi .... setelah sikapnya progresif sejak pulang dari Belanda. Katanya dia tak ingin terjadi sesuatu padaku dan tak mau memberi kesempatan pria lain menyentuhku.
"Em, hari itu Doddy minta bantuan kakak."
"Hem. Lalu?" Mataku menyipit.
"Yah, dia jebak kakak, Li. Kakak mana tau diam-diam dia juga memanggil Shinta ke sana, seolah-olah kakak kepergok tengah mesum dengan wanita lain. Lagian hari itu banyak orang kan .... Cewek itu tiba-tiba mepet-mepet terus nyamber nyium bibir kakak."
"Iyeuhhh." Kuperlihatkan bahwa hal itu sangat menjijikkan. Aku jijik ketika bibirnya menyentuh bibir wanita lain selain aku, yang katanya satu-satunya pacar yang dicintai selamanya sampai mati.
"Kakak sumpah, Li!" Tangan pria itu kini menggenggam dua tanganku. Dipasangnya wajah memelas yang membuatku luruh juga.
Aku mendesah memutar mata malas.
"Ehm. Udah donk. Kakak janji bakal jauhin Doddy lagi biar kita gak salah paham. Oke?" Fay mengangkat dua alisnya menuntut maafku dengan paksa.
"Ya, yah. Jangan diulangi lagi!"
"Iya, Sayang. Makasih ya ...." Fay memeluk sampai dadaku terasa sesak. Sebelum terjadi hal tidak-tidak kudorong pelan tubuh kekar pria bermata kelam itu.
"Udah, anterin pulang, deh. Mendungnya gelap banget. Kalo kemaleman bisa berabe urusan sama Mas Indra."
"Okey, siap tuan putriku Sayang." Fay menjawab girang. Sementara aku mendecih melihat kelakuan konyolnya.
Naik motor Ninja hitam milik Fay, kami melesat meninggalkan halaman kampus. Bersamaan hujan rintik yang membasahi tubuh kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noda +21 (Lengkap)
General FictionJust info : Cerita ini sudah diunlock lebih dari 100K di KBM App. Yang penasaran dengan season dua dan selanjutnya baca di KBM App yuk. 😍😍 ❤❤❤ "Mana bercak darahnya?" Gus Ubaidillah seperti kesurupan membolak-balik selimut yang berantakan karena h...