#3

90 8 0
                                    

Hujan masih mengguyur malam.

Lonceng di gereja terus berdentang.

"Seandainya malaikat bisa menyesal, satu-satunya penyesalanku adalah hari itu."

Donghae menghentikan waktu dan terbang mendekati mobil Yoona yang melayang di udara.

Donghae menatap Yoona yang tidak sadarkan diri.

Pintu di gereja tertutup dan terkunci.

Donghae membawa kembali mobil Yoona ke tengah jalan.

"Aku seharusnya tidak melakukan itu."

Donghae berjalan mendekati Yoona yang masih berada didalam mobil. Donghae menyentuh pipi Yoona dengan lembut.

“Aku seharusnya tidak menyelamatkan dia. Aku seharusnya tidak melakukan itu.” Pikir Donghae dengan stress memegang kepalanya.

Langit mulai bergemuruh. Tepat disaat itu, terdengar suara lonceng keras yang berbunyi.  Mendengar itu, Donghae langsung panik memandang langit ke atas dengan raut wajah terkejut. Tiba-tiba kilat menyambar tubuhnya. Donghae menghilang dan terlempar tepat di depan gereja.

Donghae melihat pintu yang telah tertutup, Donghae lalu segera bangkit dan mencoba membuka pintu, tapi sia-sia, pintu tidak bisa di buka sama sekali. Ia merasa panik dan mengendor pintu sambil berteriak. “Tolong bukakan! Sialan!”

"Kau terlambat." ucap dewa Hoo dari belakang.

Donghae menoleh ke arahnya.

"Aku memberimu peringatan terakhirku." lanjut dewa Hoo dengan wajah marah.

•••

Sebuah mobil melewati jalan tempat kecelakaannya Yoona. Seseorang turun dari mobil. Ia segera melaporkan kecelakaan itu ke petugas. Ia lalu menghampiri mobil itu. Ji Woo tertegun melihat Yoona yang berlumuran darah.

Yoona mengulurkan tangannya yang bersimbah darah. "Paman Yunho. Tolong jawab aku.. Aku takut." panggil Yoona dengan suara gemetar.

Ji Woo menggenggam tangan Yoona dengan erat.

"Siapa kau?" cicit Yoona pelan.

"Kau baik- baik saja sekarang. Semuanya akan baik- baik saja. Aku disini. Nona Lim Yoona-ssi.” ucap Ji Woo menenangkan.

Tidak kuat lagi Yoona akhirnya pun menutup mata.

•••

Pintu gereja terbuka sendiri. Dewa Hoo membukakan pintu gereja menggunakan kekuatannya, Donghae masuk ke dalam mengikuti dewa Hoo yang masuk lebih dulu. Namun saat Donghae baru saja masuk, tiba- tiba seluruh ruangan berubah menjadi putih terang. Tempat itu berubah menjadi sebuah ruangan putih kosong yang luas dan bercahaya.

Donghae mengedarkan pandangannya. "Ini tempat dimana aku akan menghilang seperti asap.... dan debu." ucap Donghae pasrah sambil menundukan kepalanya.

Dewa Hoo berbalik menghadap Donghae. "Dengarkanlah malaikat Donghae.” kata Hoo dengan tegas.

Tiba-tiba kaki Donghae lemas dan dia jatuh berlutut didepan dewa Hoo. Kemudian Dewa Ho melihat cahaya di atasnya lalu sebuah gulungan turun kepada Hoo. “Malaikat hanyalah pembawa pesan dari Dewa. Kau tidak boleh terlibat..."

Petugas sudah mengevakuasi Yoona dan Yunho. Yoona di bawa masuk ke dalam mobil ambulans.

Sesampainya di rumah sakit. Di dalam ruang UGD, Dan juga Yoona akan segera di operasi proses donor kornea mata untuknya.

Sementara diluar Ji Woo menunggunya dengan gelisah.

"Malaikat hanyalah utusan dewa. Kau seharusnya tetap tidak terlibat. Malaikat Donghae! Kau sering mengaburkan garis dan melampaui batas. Bagaimanapun, aku berharap bahwa kau belajar melakukan dengan baik. Terlepas dari harapanku, kau sudah membuat dirimu terlibat dalam kehidupan manusia. Hukuman untuk malaikat adalah.. dengan segera menghilang. Oleh karena itu, Malaikat Donghae akan menghilang sekarang." 

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang