#27

28 1 0
                                    

“Mari melakukannya. Menikahlah denganku, Lim Yoona.” ucap Donghae melamar Yoona dengan sungguh-sungguh.

Dengan senang, Yoona langsung memeluk Donghae dengan bahagia, Yoona pun balas memeluknya sambil tersenyum juga.

•~•

Yoona membahas tanggal pernikahan mereka, karena waktu mereka sempit, maka mereka harus mengadakan pernikahan secepatnya. Yoona ingin sebelum Giselle dimulai, mereka sudah menikah.

"Kenapa kau mendadak berubah pikiran?" tanya Yoona penasaran. “Sesaat sebelum aku latihan, kau menolak. Kenapa mendadak berubah pikiran?”

“Bukan mendadak. Selama ini aku ingin melakukannya.”

"Aku sempat berpikir kau berubah pikiran, karena sudah menjadi manusia. Waktu itu aku melamarmu dengan membawa cincin dan ditolak beberapa kali, tapi kali ini tampaknya aku terlalu mudah menerima lamaranmu. Harga diriku sedikit terluka."

“Belum terlambat untuk menarik ucapanmu.” Donghae berdiri dari duduknya, kemudian ia berlutut dihadapan Yoona. “Jika kau menarik ucapanmu, aku bisa melamarmu. Aku bisa melakukannya ratusan kali. Aku akan menjadikannya formal.”

“Ada apa denganmu?” balas Yoona heran.

"Yoona, kau yang pertama dalam segalanya bagiku. Saat menjadi manusia, malaikat, bahkan sekarang aku hanya memilikimu. Aku ingin hidup karena kau. Aku sangat ingin menjadi manusia, karena kau. Aku orang bodoh yang ragu, membuatmu menunggu, bahkan membuatmu menangis. Jika kau tidak keberatan, maukah kau menikah denganku?" tanya Donghae tersenyum lebar dan melamar Yoona dengan serius.

“Aku membencimu. Kau mengatakan semua yang ingin kukatakan.” balas Yoona langsung memeluk Donghae.

“Aku akan membuatmu bahagia. Aku berjanji.”

“Mari kita hidup bersama selama ribuan tahun.”

"Ya." balas Donghae sambil tersenyum.

•~•

"Dia ditakdirkan dibunuh oleh orang jahat. Sebagian orang terlahir begitu. Takdirnya hanya ditunda. Sekuat apapun kau berusaha menghindar, pasti akan terjadi. Takdir seseorang akan di genapi."

Donghae mengepalkan tangannya dengan erat, ketika mengingat kembali semua perkataan dewa Hoo. Donghae mengesampingkan kertas laporannya yang sama sekali tidak mau ditulisnya lagi.

Donghae datang ke gereja, ia  membuang kertas laporannya yang masih kosong ke depan altar begitu saja.

“Kupikir ini takdir. Aku percaya bertemu dengannya, memikirkan dia, dan mencintai dia, karena itulah kehendak-Mu bagiku. Aku tidak takut harus lenyap atau mati. Aku sangat takut, Yoona akan menderita karena aku. Tapi, ini tidak benar, apa dia ditakdirkan mati? Tidak, aku tidak bisa menerimanya. Meski itu adalah takdir yang akan digenapi, aku akan mengubahnya. Aku akan memakai caraku.” ucap Donghae dengan penuh tekad, mengepalkan tangannya dengan erat.

Di dalam kamarnya Yoona menghitung hari yang tersisa.

Donghae mengetuk pintu kamar Yoona, dan Yoona pun membiarkannya untuk masuk.

"Kau baru saja pergi ke suatu tempat?" tanya Yoona.

"Aku lupa mengatakan sesuatu."

Melihat wajah Donghae yang tampak begitu serius, Yoona merasa penasaran.

"Aku belum menjadi manusia, dan sepertinya tidak bisa. Kupikir ini bisa terjadi, kupikir Dia menjawab doaku. Mengizinkan aku berbahagia denganmu. Ternyata aku salah.” jelas Donghae sambil menunduk sedih.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang