#11

79 7 1
                                    

Ji Woo melihat sosok Yoona yang sedang menari tampak sama seperti sosok wanita-nya yang sedang menari. Karena wajah Yoona memang tampak sama dengan wajah wanita-nya.

Orang bilang, hidup ini tidak bisa diprediksi. Siapa yang menyangka? Gadis desa yang polos, Giselle, akan jatuh cinta, dikhianati, dan lalu menjadi gila.

Si wanita cantik menarikan sebuah tarian balet, yang berjudul Gissele. Dan sambil menari, dia menceritakan kisah dari Giselle kepada Ji Woo.

Sama seperti bagaimana aku tidak tahu akan bertemu, menemukan, dan jatuh cinta padamu. Sama seperti bagaimana kita tidak akan tahu seperti apa akhir cerita kita.

Seperti dalam tariannya, dimana Giselle meninggal. Seperti itu jugalah hidup si wanita berakhir, dia meninggal didepan Ji Woo.

Tarian Yoona mengingatkan Ji Woo pada sosok wanita-nya. Karena itulah dia memeluk Yoona, dan menepuk-nepuk pelan punggungnya.

Ketika Yoona melepaskan pelukannya, barulah Ji Woo tersadar. “Kerja bagus. Sungguh.” puji Ji Woo sambil meneteskan setetes air mata. Ji Woo melanjutkan kata-katanya. “Butuh waktu lama bagiku… aku… tersesat diterowongan yang gelap dan panjang untuk waktu yang lama. Begitu lama tanpa akhir. Aku pikir tidak akan pernah bisa keluar. Aku akhirnya menemukan jalan keluar. Saat ini.”

Ji Woo berlutut dihadapan Yoona dan memegang tangannya. “Lim Yoona. Jadilah Giselleku.” pinta Ji Woo.

“Giselle?” gumam Yoona bingung.

Tepat disaat itu, Donghae tanpa sengaja keluar dari persembunyiannya. Karena kayu tempatnya bersandar didalam gubuk ternyata rapuh, sehingga itu patah dan membuat Donghae jatuh keluar.

“Kau menemukanku.” ucap Donghae cengegesan.

Kemudian Ji Woo memberikan waktu untuk Yoona memarahi Donghae yang bersalah. Ji Woo berdiri sedikit jauh dari mereka berdua. Memandangin pantai.

“Kau ingin berguling-guling dipantai berpasir pada hari liburmu?” tanya Yoona sinis.

“Aku akan tetap diam, tapi kayu itu terlalu tua.” jawab Donghae sambil tersenyum.

“Jangan tersenyum. Kau membuatku kesal.” balas Yoona datar.

Dan Donghae pun berhenti tersenyum serta menundukan kepalanya.

"Apa kau senang melihatku secara diam-diam? aku pasti terlihat seperti orang bodoh yang begitu mudah tertipu dan menari dimatamu."

“Cantik.” sela Donghae. “Sungguh cantik. Bagian tubuhku terasa gelisah, sedih, dan gembira.” jelas Donghae jujur dan sambil memegang dadanya.

“Jangan sok tahu. Apa yang kau tahu tentang tarian?” bentak Yoona karena merasa malu mendengar pujian Donghae.

"Aku memang tidak mengetahui apapun tentang tarian. Tapi karena itulah, aku membuat panggung ini untukmu. Karena aku ingin melakukan sesuatu untukmu." akui Donghae sedih.

Yoona diam menatap Donghae. "Kau lebih baik diam saja, karena kau tidak berguna. Kau tidak bisa mengemudi, tidak bisa bermain judo, tapi kau malah berniat untuk membuatku gugup. Jadi lebih baik kau jangan mengikutiku!"

Dalam perjalanan. Di dalam mobil. Donghae mendengarkan, dan mencoba menyimak pembicaraan Ji Woo serta Yoona mengenai Fantasia Night.

"Aku mengajakmu untuk datang ke Fantasia Night. Untuk menunjukan kepada para sponsor siapa Balerina Utama di Fantasia."

Dengan sarkastik Yoona menjawabnya "Apa yang harus aku persiapkan? Sebuah gaun yang mencolok atau senyum."

"Tidak perlu sarkastik begitu, karena tidak semua sponsor itu buruk. Aku tidak akan pernah membuat balerinaku berdiri sebagai bunga, tidak sekali pun."

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang