#20

46 6 1
                                    

Donghae menunggu Yoona di luar ruangan, Donghae terkejut melihat dewa Hoo yang tiba-tiba datang. Donghae langsung menarik dewa Hoo untuk pergi ke tempat yang jauh. "Kenapa kau datang ke sini!?"

“Dimana sapu tanganmu?” tanya dewa Hoo, ia ingin memastikan warna lambang bulu di sapu tangan Donghae.

“Karena milikku, aku akan mengurusnya.”

Dewa Hoo mengarahkan jarinya ke arah Donghae, berniat ingin menegurnya.

Dengan cepat Donghae langsung menurunkan tangan dewa Hoo, "Tidak ada gunanya mengancamku, karena aku sudah membuat keputusan."

“Tidak, kau harus kembali. Ji Kang Woo adalah-”

“Kau sudah tahu? dia hanya menginginkan Yoona karena Yoona terlihat seperti cinta pertamanya.” potong Donghae.

“Dia tulus. Dia tulus mencintai Yoona.” balas Hoo.

Donghae terkejut mendengarnya.

"Sekarang misimu sudah setengah jalan menuju kesuksesan, itu mengapa kau hanya harus kabur sekarang."

"Aku tidak mau."

“Jadi, bagaimana jika kau menceritakan kisahmu kepada si berisik? Berikutnya apa? Berikutnya apa kau akan beritahu dia kau akan mati menjadi debu?” tanya dewa Hoo kesal.

Donghae teringat bagaimana Noel lenyap menjadi debu, dan betapa sedihnya Mi Ok karena hal tersebut. Donghae kemudian terdiam sejenak hanyut dalam pikirannya.

Dewa Hoo lalu mengenggam erat tangan Donghae. "Aku peringatkan kau bahwa hal terbaik yang bisa kau lakukan adalah meninggalkan Yoona pada saat ini, sebelum Yoona lebih mencintaimu, sebelum Yoona terluka lebih dalam, dan sebelum sesuatu yang lebih menakutkan terjadi. Aku yakin Ji Woo bisa berada di sisi Yoona, jadi kau bisa kembali ke surga bersamaku, Itulah akhir bahagia bagi semua orang."

Donghae melepaskan tangannya dari dewa Hoo, “Aku yakin ada cara. Jika manusia bisa menjadi malaikat, seorang malaikat bisa menjadi manusia juga.”

“Berhenti bicara omong kosong! Buat keputusan yang bijaksana. Jika kau bertindak gegabah, sesuatu yang buruk akan terjadi.” jelas dewa Hoo dengan cemas.

“Berhentilah mencoba menakutiku! Aku akan berurusan dengan sesuatu yang buruk, dan tersambar petir jika aku harus. Pergilah sekarang.” teriak Donghae kesal dan lalu ia pergi meninggalkan dewa Hoo.

Dewa Hoo menghela nafas frustasi, entah bagaimana caranya untuk menasehati Donghae yang keras kepala.

•~•

Donghae menemani Yoona ke audisi. Sekarang Donghae merasa sangat gugup sekali, padahal Yoona yang akan menari.

“Kau bisa melakukannya, berisik.” ucap Donghae lembut menyemangati Yoona.

“Itu lagi.” keluh Yoona dengan wajah cemberut.

Donghae tersenyum. “Kau adalah si berisik-ku, yang tercantik di dunia ini.” lalu Donghae memberikan tas Yoona, dan pada saat itu sapu tangannya terlepas dari tas Yoona.
Donghae mengambil sapu tangannya, dan mengingat tentang pengangkatannya dulu saat menjadi malaikat dulu, itu adalah sapu tangan yang diberikan kepadanya saat itu.

“Bolehkah aku pinjam itu sampai hari ini? Aku butuh itu sebagai jimat keberuntunganku.” pinta Yoona sambil mengulurkan tangannya.

Donghae pun terdiam untuk sesaat. Lalu ia memberikan sapu tangan itu kepada Yoona. “Ini milikmu sekarang.”

“Kau benar-benar memberikannya padaku?”

“Aku tidak butuh ini, karena aku akan berada di sampingmu.”

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang