Aku ingin tetap bersamanya. Terlebih lagi, karena kini aku meninggalkan dia. Jika ada satu alasan untuk aku tetap disini, maka kumohon, bantulah aku mencarinya. Aku tidak peduli ke arah mana jalan itu menuntunku. Aku bersedia menempuh jalan itu. -Lee Donghae.
•~•
"Apa ini? kau bilang akan menunjukan Giselle yang bagus. Tapi kau malah menyimpang." marah Ji Woo.
"Aku hanya mengikuti kata hatiku, karena ada orang yang tidak bisa aku benci meskipun aku berusaha keras untuk membenci." balas Yoona tenang.
“Ini masih tentang Lee Donghae? Dia masalahnya? Kendalikan dirimu! Aku juga pernah putus cinta. Aku harus berpisah dengan orang yang kusayangi, dan pernah menggila. Semua emosi yang kau rasakan saat ini bukanlah hal yang istimewa.”
“Maka, kau pasti memahami ini. Aku yakin ini benar. Meski marah dan membenci dia, pada akhirnya aku merindukan dia. Itulah sebabnya aku sedih.”
Ji Woo berteriak emosi, "Menurutku kesedihan tidak akan menyelesaikan apapun. Seandainya Giselle dan Albrecht sungguh jatuh cinta, seharusnya mereka akhirnya mati bersama."
“Pasti dia. Orang yang dimakamkan di kuil sang balerina.” tebak Yoona.
“Tidak perlu membahas itu. Itu tidak berkaitan dengan pertunjukan. Kumohon, jangan mengecewakan ku lagi.” balas Ji Woo.
•~•
Yoona masuk ke dalam kamar Donghae. Yoona mengelus tempat tidur kecil yang tiduri oleh Donghae. Lalu Yoona mengeluarkan ponselnya, dan menghubungin Donghae. Yoona mendengar suara dering panggilannya di dalam kamarnya.
Ponsel Donghae ada didalam laci meja. Yoona membuka ponsel Donghae dan menemukan kontak milik Yoona diberikan nama berisik oleh Donghae. Yoona teringat mengenai perkataan Donghae dulu yang memanggilnya berisik.
“Hei, berisik. Sekarang kau bebas. Mulailah menari dan luapkan rasa amarahmu.”
“Berani sekali kau menyimpan namaku sebagai berisik?” gumam Yoona dengan pelan.
Dan sekarang segala pikiran Yoona penuh dengan tentang Donghae, hanya Lee Donghae.
“Fokuslah padaku. Anggaplah didunia ini hanya ada kita berdua. Setuju?”
Ketika Donghae mengatakan hal itu kepadanya dulu, Yoona merasa bahwa ia seperti sedang berada di kebun bunga yang sangat luas, ia teringat tentang kenangan masa kecilnya.
“Hidungmu beringus.” ujar Aiden dari belakang sambil tersenyum.
Yoona terbangun dari tidurnya, Yoona masih berada di kamar Donghae. Yoona memijit pelipisnya merasa heran kenapa ia bisa memimpikan itu.
Miss berjalan- jalan di halaman, "Aku sangat kesulitan tidur setiap kali berada ditempat yang berbeda, aku ingin sekali pulang." keluhnya.
Kemudian tanpa sengaja, disaat itu Miss Jung melihat lampu ruangan latihan Yoona yang masih menyala. “Bukankah ini terlalu larut?” gumamnya heran.
Miss Jung masuk ke dalam ruangan, dan ia merasa sangat terkejut saat melihat Yoona sedang bersih- bersih ruangan. “Sekretaris itu berhenti atas keinginannya dan perasaan sang nona yang besar sangat terguncang. Oh, hidupku yang malang.” ucap Miss Jung merasa sangat lelah.
Miss Jung kemudian menghampiri Yoona, "Kenapa kau mengacaukan ruangan, padahal sudah ada orang yang membersihkannya setiap pagi dan malam."
"Kembalilah tidur, aku bisa mengatasi semuanya sendiri." balas Yoona datar.
“Kau memimpikan pria yang namanya tidak boleh disebut?” tanya Miss Jung menebak.
Mendengar itu, Yoona langsung berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love
FanfictionLee Donghae adalah sosok malaikat tampan yang dikenal ceroboh dan selalu membuat masalah, hingga suatu hari ia terlibat sebuah kejadian yang serius sehingga membuat ia tinggal dan dihukum di bumi. Untuk bisa kembali ke surga ia harus menyelesaikan t...