#18

39 6 1
                                    

Ji Woo datang ke pulau ia sekarang berada di tepi pantai untuk mencari Yoona. Tapi nihil ia tidak bisa menemukan Yoona.

"Maaf untuk segalanya, karena aku telah berkata kejam dan menyakitimu pada hari itu, dan untuk saat ini."

"Apa itu artinya kau tidak akan ikut denganku?"

Donghae diam.

Dengan sedih, Yoona menatap Donghae "Ibu dan ayah, paman Yunho dan Aiden, semua orang yang aku sayangi meninggal lebih dahulu dan itu membuatku serasa ditinggalkan sendirian di gurun pasir yang tidak berujung. Aku berharap kau bisa berada di sisiku."

"Kau ingat, bagaimana kau akan mengabulkan permintaanku? Aku akan memakai permintaan kedua ku. Sekarang juga. Tunggulah aku, sebentar saja. Jika kau menungguku sebentar saja, aku akan menyelesaikan semuanya, lalu kembali. Jangan menanyakan apapun sekarang."

"Apa yang harus kau selesaikan? Ada apa? Aku harus tahu masalahnya agar bisa bertindak. Ada apa?" tanya Yoona mendesak.

Tanpa menjawab, Donghae memberikan sapu tangan malaikatnya. "Aku berjanji padamu bahwa aku tidak akan lama, aku pasti akan kembali. Jadi sampai saat itu tiba, kau harus makan yang lahap, giat berlatih, dan bersikap berani. Itulah permintaanku. Bisakah kau melakukannya?"

Yoona menggelengkan kepalanya dengan pelan, dan melangkah mundur ketika Donghae ingin memberikan sapu tangan itu kepadanya. Pada akhirnya Donghae tetap memaksa Yoona untuk menerima sapu tangannya.

Lalu setelah itu, Donghae menguatkan dirinya dan pergi meninggalkan Yoona disana. Yoona memperhatikan kepergiaan Donghae dengan sedih.

Sementara itu, di belakang mereka ada Ji Woo yang sedang memperhatikan mereka berdua sedari tadi.

Donghae berhenti berjalan, dan melirik ke belakang dan kembali berjalan lagi.

Ji Woo mendekati Yoona, dan langsung memeluknya. "Berhentilah menangisi bedebah itu." Ji Woo sengaja mengeraskan suaranya.

Yoona melepaskan pelukan Ji Woo, dan menamparnya dengan keras. "Apa yang kau lakukan?" teriak Yoona marah.

"Jangan menyia-nyiakan perasaan demi pria yang terus melarikan diri. Aku tahu sangat mengandalkan Donghae saat sakit dan lemah, tapi aku tidak akan membiarkan kau menangisi pria seperti itu. Aku ingin kau mengandalkan aku saja, karena aku tidak akan melarikan diri ataupun menghilang."

Yoona melangkah mundur sedikit. "Biar kuperjelas. Jangan mencampuri perasaanku karena aku merasa tidak nyaman. Jadi aku berharap hal semacam ini tidak akan terjadi lagi. Aku berterimakasih, karena sebagai direktur kau telah membantuku untuk tampil kembali."

"Maaf, jika aku mengejutkanmu. Tapi aku tidak bisa berjanji ini tidak akan terjadi lagi. Aku serius soal menyuruhmu untuk mengandalkan ku. Hari ini aku akan berhenti. Ayo." Ji Woo lalu berjalan pergi duluan.

Yoona pun hanya bisa diam saja.

Sesampainya di rumah, "Terimakasih atas tumpangannya." Lalu Yoona masuk ke dalam rumah.

Ji Woo tidak bisa fokus untuk menyetir, ia terus berpikir sambil memperhatikan cincin di jari kelingkingnya.

Ji Woo datang ke kuil. Ji Woo melepaskan cincinnya, dan menaruhnya didalam tempat Seol Hee.

"Kau pernah bilang hidup ini penuh kejutan. Aku tidak menyangka, hari ini akan tiba. Kupikir aku akan selalu bebas seperti hantu, tidak hidup atau mati."

Ji Woo keluar dari dalam kuil. Sebelum pergi ia melihat sekali ke belakang. "Sepertinya aku juga menjadi manusia biasa."

•~•

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang