22

138 12 2
                                    

"Gue sayang lo."

Gio terdiam selama beberapa detik. Kini jantungnya berdebar kuat, pengakuan lewat telfonnya membuat dirinya tanpa sadar langsung bangkit dari duduknya dan meninggalkan acara ulang tahun temannya. Ia berlari kecil tanpa menjawab ucapan telfonnya, namun perlahan langkahnya terhenti.

"Lo dimana?" tanya Gio.

"Komplek lo."

Gio memejamkan matanya. Perlahan bibirnya terangkat membentuk senyuman. "Tunggu gue, Ra. Gue bakal lari ke arah lo sekarang. Jadi tunggu gue di sana. Jangan kemana-mana, jangan tarik ucapan lo."

Setelah mengucapkan itu Gio langsung mematikan handphonenya dan berlari ke arah parkiran motor. Bak kesetanan, ia langsung menggas motornya tanpa memakai helmnya terlebih dahulu. Sementara dari pintu kafe sudah ada Icha yang memperhatikkan tingkah Gio, gadis itu menatap Gio dengan dahi yang berkerut. Ia tak paham dengan mood Gio yang berubah-ubah. Namun tetap saja, Ia tetap tersenyum sambil menatap bahu Gio yang semakin jauh hingga tak tertangap oleh netranya.

"Gue sayang lo, Gio." ucapnya pelan.

——————————————————————

Clara tak berhenti untuk menatap jam tangannya, ia menggigit bibirnya pelan. "Gio lo dimana sih."ucapnya.

Netranya berputar ke sekeliling komplek yang nampak sepi dan tenang. Hingga dari belakangnya terdengar suara motor membuatnya tanpa sadar langsung berbalik. Ia tersenyum senang saat menatap lelaki yang di tunggu-tunggu datang.

"Gio..."

Gio tersenyum, ia turun dari motornya dan melangkah mendekat ke arah Clara. Ia menatap Clara tak percaya, ia masih tak percaya gadis yang di hadapannya membalas perasaannya.

"Ra..."

Gio mempercepat langkahnya, ia sedikit berlari, namun sayangnya langkahnya harus terhenti saat satu dering telfon berbunyi. Matanya seketika membalalak saat melihat nama yang tertera di sana, senyumannya seketika pudar, hati yang menggebu seketika padam begitu saja.

"Halo Gio!" panggil Icha.

Gio meremat telfonnya, perlahan ia meletakkan telfonnya di telinganya." Ya, Cha?"

"Kamu dimana?" tanya Icha.

Gio menatap Clara yang kini juga menatapnya. Gadis di hadapannya nampak bingung. Namun ia mengisyaratkan untuk Clara diam di tempat.

"Rumah, Cha." bohong Gio.

"Gio, aku sayang kamu. Sayang banget."

Gio menelan ludahnya kasar. Netranya terus menatap ke arah Clara.

"Gio? Kok diem kamu enggak sayang aku?" tanya Icha.

Gio berdehem lalu mulutnya mulai bergerak mengucapkan satu kalimat." Hm... Gue sayang lo, Cha."ucap Gio dan langsung mematikkan telfonnya.

Sementara Clara, ia langsung berlari ke arah Gio dan memeluknya erat. "Gue sayang sama lo, Gio. Maaf... maaf perasaan gue lancang. Maaf... gue jahat—"

"Lo enggak perlu minta maaf, sejak awal lo orangnya Clara. Gue— gue sayang sama lo, gue cinta sama lo."potong Gio.

Clara terdiam. Ia menatap Gio dalam." Icha? Lo—"

Ini Cerita KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang