1.

1.4K 65 0
                                    

Hari senin, hari menyebalkan sejuta umat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari senin, hari menyebalkan sejuta umat. Membayangkan kita harus bangun pagi dan melanjutkan dunia dengan senyuman padahal hati sedang tak enak. Mungkin saja ada yang baru di putusin pacarnya, bertengkar dengan adiknya karena merebutkan kamar mandi, atau hanya memikirkan nasibnya hari ini yang harus bertemu bos dengan prinsip memperbanyak jam kerja namun gaji sulit di pertambah.

Siapa lagi kalau bukan?...

Tapi bagi Gio, Icha, Bagas dan Clara yang paling rumit dari hari senin adalah... matematika. Entah kenapa ya, guru matematika itu selalu hadir tepat waktu dalam kelas. Sepertinya tidak ada cuti selain cuti melahirkan. Seperti bu Endis, guru matematika SMK Nusa Jaya yang kini sedang terserang pilek. Meskipun wajahnya nampak pucat, ia tak menghentikkan pembelajaran hari ini. Justru sialnya, ia memberikan kuis dadakan yang membuat jantung Gio, Icha, Bagas, dan Clara seperti ingin keluar.

"Jadi kemarin kan ibu sudah menjelaskan tentang pertidaksamaan linear dua variable, ada yang ingat apa itu pertidaksamaan linear dua variable?"

Kelas hening tak ada yang menjawab. Mereka semua nampak tegang seperti sedang menonton pertandingan antara Real Madrid vs Barcelona. Bedanya, mereka kini menonton bu Endis yang mulai melayangkan tatapan tajamnya. Perlahan jari-jarinya mulai membuka buku absen dan mencari nama untuk di panggil.

"Bayu silahkan jawab."

Mungkin kini yang bernama Bayu sedang meruntukki dirinya karena harus terpilih menjawab kuis matematika yang mematikkan ini.  Dan di sanalah Bayu, laki-laki berwajah melas dan melayangkan tatapan pertolongan kepada teman-temannya. Namun teman tetaplah teman, mereka akan meninggalkan kita saat kita dalam keadaan tercekik.

"Emm pertidaksamaan linear dua variable itu—-emm—- itu oh itu—" hanya itu dan emm sebagai jawaban Bayu. Sementara bu Endis, kini ia sudah menatap Bayu nyalang membuat nyali anak itu semakin jatuh.

Kringg

Mungkin bel istirahat ini bisa di bilang the real pahlawan tanpa tanda jasa, ia hadir tanpa terlambat membuat beberapa siswa di kelas ikut bersorak. Dan akhirnya, Kini Bayu bisa bernafas lega selama beberapa detik sebelum akhirnya bu Endis kembali bersuara.

"Sekian pelajaraan hari ini... dan untuk Bayu, kerjakan halaman 70 di tulis semua soal dan caranya."

Setelah mengucapkan itu bu Endis pergi meninggalkan Bayu yang kini terulai lemas.
Bahkan hanya membayangkan ia harus mengerjakan 50 soal mematikkan itu sendirian saja tak sanggup. Apalagi mengerjakannya?

"Semangat bay!" ucap Clara berusaha menghibur meskipun tak ada perubahan apapun dari ekspresi Bayu yang seakan sudah menyerah akan segalanya.

"Gais kantin," ucap Bagas yang langsung di angguki ketiga temannya.

Keempatnya melangkah ke kantin dengan tak sabar. Ah, selain suka jalan-jalan, mereka juga suka soto bu Mimin. Dari jauh saja aroma masakannya sudah tercium menggoda indra penciuman mereka.

Ini Cerita KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang