9

470 32 0
                                    

Kini semuanya memfokuskan dirinya pada permainan capit di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini semuanya memfokuskan dirinya pada permainan capit di hadapannya. Permainan ini di mulai dari Icha, gadis itu sudah mempersiapkan tangan kanannya di joysticks, mata gadis itu terfokus pada satu boneka berwarna pink yang ada di bagian tengah.

"Ayo Cha lo bisa!" ucap Clara menyemangati sahabatnya.

Icha mulai menekan joysticks dan mengerahkan ke arah boneka itu. Saat sudah merasa pas, ia langsung menekan tombol bulat di samping joysticks membuat perlahan crow mesin turun dan mulai mencapit bonekanya. Semua pandangan nampak fokus ke arah boneka yang mulai terangkat, mereka berempat ikut berdebar-debar hanya dengan menyaksikannya. Dan hap—

"Gio."

Panggilan seorang pria mampu membuat Icha terkejut hingga tanpa sengaja menjatuhkan bonekanya. "DUH SIAPA SI—" ucapannya terpotong saat melihat pria berusia 48 tahun itu berdiri menatap ke arah Gio. Sementara yang di tatap, hanya memasang wajah dinginnya.

"Papa boleh bicara?" tanya pria itu.

Gio diam tak bergeming. Pandangannya bergerak ke arah satu anak perempuan yang kini di genggam papanya erat. Ia tersenyum sendu, ternyata lagi familly time- batinnya.

Bagas menyenggol Gio pelan." Ngobrol dulu aja..." bisik Bagas.

Gio mengangukkan kepala kecil lalu berkata." Ayo kita bicara— pa." ucapnya.

Setelah mengucapkan itu Gio melangkah pergi dari sana diikuti oleh papanya. Namun sebelum pergi ia menitipkan putri kecilnya ke Icha." Saya titip Cinta."

——————————————————————-

"Apa kabar kamu?" tanya—Bima ke Gio.

Gio menenggak es tehnya." Seperti yang papa liat, i am ok."

Bima tersenyum lega. "Syukurlah kalau kamu baik-baik aja."

"Lagi familly time?" tanya Gio.

Bima mengangguk." Mamanya Cinta lagi arisan jadi papa jagain Cinta. Kamu juga lagi main ya sama temen-temen kamu?" tanya Bima.

Gio menggelengkan kepalanya lalu tersenyum kecil." Enggak, lagi familly time juga."

Bima mengernyit bingung." Hah maksud kamu?"

Gio menyenderkan bahunya di meja lalu menghelakan nafasnya berat." Saat ini teman-teman Gio itu keluarga Gio. Ya gimana lagi, ya? Papa udah sama keluarga baru papa, mama juga gitu. Jadi satu-satunya yang Gio punya sekarang temen-temen Gio. Lucu, ya?" ucap Gio di akhiri dengan helaan nafas panjang.

"Papa kan masih keluarga kamu juga Gio kok kamu ngomongnya gitu?"

Gio menganggukkan kepala kecil." Iya dalam kartu keluarga. Judulnya doang kartu keluarga rasanya udah bukan keluarga."

Bima terdiam beberapa detik. Ia paham rasa kecewa dari Gio. Namun ia juga tak punya pilihan lain.

"Papa apa kabar? Bahagia banget sih kayanya." Sindir Gio

Ini Cerita KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang