Gio bertanya-tanya dalam ususnya apakah ada orang yang minta tebengan tak tau diri seperti gadis di hadapannya ini? Terhitung sudah hampir 10 menit ia menunggu Icha di depan gang dan saat tiba Icha nampak tak berdosa. Gadis itu hanya tersenyum lalu menepuk pundak bagas pelan sambil bilang "punten a boleh minta tebengan?"
Sementara yang di tanya hanya diam tak bergeming. Ia menatap Icha datar dan menyerahkan helmnya. "Lama lo princess."
"Atuh sabar dong kasep namanya juga perempuan kalau alisnya miring ekosistem dunia juga ikut gak seimbang."
Mendengar itu Gio hanya memutarkan matanya malas." Ini lo yang minta anter, lo yang perlu terus gue yang harus nunggu?" omel Gio
Icha hanya tersenyum." Atuh maaf namanya juga—"
"Dah dah naik, nih." potong Gio sambil memberikan helm hitamnya.
Dengan senang hati dan pikiran Icha langsung menerima helm dari Gio. Namun pergerakannya terhenti saat Gio memperhatikan dress Icha yang nampak minim. "Kok pendek banget dressnya?" tanya Gio.
"Hehe cakep gak?"
Gio tak menjawab. Laki-laki itu malah turun dari motornya lalu melepaskan jaket kulitnya. Ia menghembuskan nafasnya panjang sebelum akhirnya melingkarkan jaketnya di pinggang Icha hingga menutupi pahanya.
"Cha lain kali kalau pergi sama cowok jangan kaya gini."
"Iya-iya. Tapi lo belom jawab! Cakep ga gue?" tanya Icha lagi.
Gio menatap wajah Icha sejenak sebelum akhirnya menatap ke arah Clara yang baru tiba tak jauh dari belakang Icha. Gadis itu tersenyum kecil lalu melambaikan tangannya ke arah Gio. Dress peach dengan rambut yang di cepol ke atas membuat Clara nampak sangat cantik hingga membuat bibir Gio terangkat membentuk senyuman kecil. "Cantik—cantik banget."
Mendengar jawaban itu, Icha langsung tersipu malu. "Gue cantik?" tanya Icha pelan.
"CLARA!" Panggil Gio dengan senyuman yang tak hilang di wajahnya.
Sementara Icha, ia hanya tersenyum kecil sambil menatap ke belakangnya. "Oh Clara ternyata..."ucapnya pelan.
"Kenapa Cha?" tanya Gio yang tak mendengar ucapan Icha.
"Gapapa—" Icha menjeda ucapannya sejenak dan menggandeng tangan Clara yang baru saja tiba." Lo kok kesini?" tanyanya bingung.
"Iya tadi gue kira lo gak ada temen berangkat jadi gue mau bareng tapi ternyata lo udah sama Gio." jawab Clara.
"Loh lo kenapa gak bilang kalau gak ada temen berangkat bareng?" timpal Gio.
"Iya niatnya gue mau langsung ke rumah lo, Cha. Tapi karena lo udah sama Gio gue naik taksi aja deh." ucap Clara.
"Yaudah, Ra kita berdua aja naik taksi." ucap Icha.
Mendengar itu Gio merasa tak terima." Jadi gue nunggu 10 menit sia-sia gitu?" Omelnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini Cerita Kita
Teen FictionInilah masa SMA Gio, Clara, Bagas, dan Icha. Menyenangkan namun sedikit luka. Mereka bertemu untuk sama-sama mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan malang yang mengisi pikirannya seperti cita-cita dan masa depan. Tentang kebersamaan masa SMK yan...