Bagas menghentikkan motornya di halaman rumahnya, ia menatap ke rumah Gio yang nampak sepi. Setelah menimang-nimang, akhirnya Bagas memutuskan untuk dateng ke rumah Gio. Laki-laki itu juga merasa bosan.
Diketuknya pintu rumah Gio, tak ada sautan membuat Bagas mengernyit heran. Perlahan tangannya kembali bergerak mengetuk pintu rumah Gio dan tak lama Gio keluar dengan wajah sedikit panik.
"Ngapa muke lo?" tanya Bagas heran.
Gio menggaruk tengkuknya yang tak gatal." Gapapa lo ngapain kesini?"
Bagas menggedikkan bahunya lalu melangkah masuk ke dalam.
"Eh ngapain?" tanya Gio panik
Bagas tak menghiraukan, ia terus berjalan masuk hingga kakinya terhenti di ruang tamu. Netranya seketika membulat saat melihat Clara yang sedang menonton Tv." Ngapain lo?" tanya Bagas.
"Dih ngapain aja!" ucap Clara tak panik.
"Bukannya tadi ada Icha?" tanya Bagas sambil melirik ke arah Gio yang baru tiba.
Clara mengerutkan keningnya." Hah Icha?"
Bagas mengangguk lalu mencubit pinggang Gio." Iya elo enggak kasih tau Clara?" tanya Bagas yang di jawab gelengan kepala oleh Gio.
Bagas menghelakan nafasnya panjang lalu terduduk di sofa, ia menatap Clara." Ra, kali ini lo enggak bisa berduaan sama Gio kaya gini, lo kan tau kalau Icha pacar Gio. Lo enggak lupa kan?"
Clara nampak gugup, ia menatap Gio." Gio enggak masalah kan?" tanya Clara.
Gio mengangguk lalu ikut menduduki dirinya di sofa samping Bagas." Iya santai."
"Tetep aja, enggak enakkan kalau lo berduaan aja di rumah kaya gini. Apa kata tetangga?" sindir Bagas.
"Lo tetangganya." jawab Gio.
Bagas terkekeh lalu mengambil kripik kaca di toples, ia memakannya dengan santai. Sambil makan netranya tak lepas dari kedua insan yang kini sedang menatapnya intens." Ngapa lo? Takut gue kira selingkuh?" tanya Bagas dengan kekehan.
Gio sontak menggeleng dengan wajah yang penuh kegugupan." Gila lo mana mungkin gue selingkuh."
Clara menatap Gio lalu tersenyum miring." Iya mana mungkin."
"Gue mau beli kado buat Icha, mau beli bareng enggak?" tanya Bagas.
Ah, niat Bagas keluar tadinya adalah membeli kado untuk Icha, namun sayangnya ia bertemu gadis itu dan harus mengantarnya pulang. Setelah di pikir-pikir dengan otaknya yang tak seberapa itu, ia memutuskan untuk mengajak Gio beli kado bersama. Tak lain tak bukan sebagai refrensi, karena bagaimanapun, Gio pasti tau kesukaan Icha.
Gio menggaruk tengkuknya yang tak gatal." Besok mungkin."
"Gue ikut deh bareng." ucapnya sambil menutup toples dan ia kembali meletakannya di meja.
"Ayo, Ra pulang." ucap Bagas dan bangkit dari duduknya. Ia menatap Clara yang nampak segan bangun.
"Ayo, Ra." Ajaknya lagi.
Clara menatap Gio lama berharap laki-laki itu menolongnya. Namun sayangnya Gio malah berkata." Sana, Ra, mumpung Bagas mau anterin."
"Iya ayo buru."
Clara menatap Gio tajam, ia sontak bangun dan mengambil tasnya dengan kasar." Ayo buruan."
Melihat respond Clara membuat Bagas bertanya-tanya. "Ngapa tuh bocah?" tanyanya.
Gio hanya menggedikkan bahunya lalu menjawab." Gatau."
———————————————————————-

KAMU SEDANG MEMBACA
Ini Cerita Kita
Dla nastolatkówInilah masa SMA Gio, Clara, Bagas, dan Icha. Menyenangkan namun sedikit luka. Mereka bertemu untuk sama-sama mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan malang yang mengisi pikirannya seperti cita-cita dan masa depan. Tentang kebersamaan masa SMK yan...