2.

799 41 0
                                    

Syukurlah ujian Bahasa Indonesia kini sudah selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Syukurlah ujian Bahasa Indonesia kini sudah selesai. Meskipun saat mengerjakan tadi mereka berempat sempat beberapa kali ragu menjawab soal. Terutama Gio, ia meragukan semua jawabaannya. Namun meskipun begitu, tak pernah di sangka justru nilai Gio yang paling besar dari teman-temannya. Dan sekarang, ia sedang menyombongkan diri di hadapan tiga orang manusia yang kini menatapnya datar.

"Kok bisa, ya?" gumam Clara sambil menatap ke arah Gio yang sedang mengorek hidung kanannya lalu mengoleskan tangannya ke ujung mejanya.

"Jorok anjir."ucap Icha sambil menatap jiji ke arah Gio.

Yang di tatap hanya mengeluarkan senyumannya lalu mengangkat alisnya sombong. "Jorok gini yang penting nilainya paling gede." ucapnya sombong.

"Amal apa yang lo lakuin deh sampe tuhan kasih lo kehokian hari ini." ucap Bagas penasaran.

"Itulah yang di namakan rejeki anak soleh."jawab Gio.

"Rejeki anak soleh apanya? solat aja jarang!" timpal Icha.

"Sembarangan! Bye the way nanti pulang main yuk?" ajak Gio.

"Gue gak bisa harus pemotretan." jawab Clara.

"Gue juga gak bisa." timpal Icha.

Gio menatap Bagas dengan puppy eyesnya dengan harapan laki-laki itu bersedia bermain dengannya hari ini.

"Gue juga gak bisa." ucap Bagas.

Gio memanyunkan bibirnya." Yah.."

"Lagian lo ngajak main mulu emang gak capek apa?" tanya Icha mengingat Gio selalu mengajak main mereka bertiga setiap pulang sekolah dan weekend.

Gio tersenyum kecil lalu menatap ke arah Asep yang sedang menyapu kelas." Gue lebih capek pulang ke rumah, sih."

"Lo ada masalah?" tanya Clara khawatir.

Gio tersenyum kecil lalu menggelengkan kepalanya." Enggak. Cuma kalau di rumah sepi gak ada orang. Jadi gue ngerasa capek aja mikirin selanjutnya mau lakuin apa."

"Makanya punya cewek dong," timpal Icha.

Gio tertegun lalu menatap Icha dalam. Perlahan tangan Gio menggengam tangan Icha dan mengusapnya lembut membuat sang empu menatapnya bingung. "Adinda mau jadi pacar kakanda yang tidak sempurna ini?" tanya Gio membuat tawa Bagas dan Clara pecah.

"Dah terima tuh, Cha. Tapi hati-hati Gio suka makan paku." timpal Bagas.

"Yee emang gue kuda lumping. Jadi gimana adinda Icha?" tanya Gio yang langsung di hadiahi pukulan dikepalanya.

"Dasar cowok gelo!" ucap Icha sambil menarik tangannya kasar.

Icha memegang perutnya erat saat tiba-tiba merasakan perutnya mulas." Duh gue jadi pengen berak kan gara-gara tangan gue di pegang lo!" ucap Icha lagi.

Ini Cerita KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang