Gadis itu mengintip lewat dinding. Matanya menangkap pria berwajah malas itu tengah berbincang dengan gadis lain. Seketika, binar di matanya mulai meredup.
Dia membalikkan badannya, bersandar pada dinding dan mulai menjatuhkan diri. Ia terduduk, merenungi sesuatu yang tidak seharusnya ia resahkan.
"(Y/n)-chan?"
Gadis itu menoleh cepat, seketika bangkit berdiri dengan terburu buru. Senyuman ia pasang senormal mungkin, hingga kedua matanya menyipit. "Ah, Fukube-kun, ada apa?"
Pelaku pemanggilan tadi menatap heran, tangannya terangkat dan menyentil dahi (Y/n) pelan. "Hei, harusnya aku yang bertanya."
Fukube menurunkan tangannya, dimasukan kedalam saku celana. "Apa yang kau lakukan disitu? Duduk di tengah jalan, kau bisa menghalangi siswa lain yang mau lewat." ia mulai melangkahkan kakinya pergi.
(Y/n) terkekeh, dengan cepat mengikuti langkah Fukube dan menyamai temponya. "Hehe, aku menunggumu pulang, agar bisa pulang bersama." ia mengangkat bahu santai.
"Sudah aku bilang, kau tidak perlu menungguku jika aku ada kegiatan ekskul. Untung saja tadi hanya sebentar, kalau lama, kau mau menunggu sampai petang?" Fukube memutar bola matanya malas, dalam hati merasa khawatir gadis itu kenapa kenapa.
Mengibaskan tangannya, (Y/n) berucap santai, "Ayolah, menunggumu itu tidak seberapa."
"Lagipula, akhir akhir ini kau sering sekali ada kegiatan ekskul, kita jarang pulang bersama." tambahnya.
Fukube mengangkat sebelah alisnya, tidak habis pikir dengan ingatan gadis disebelahnya. "Kau bercanda? Setiap hari kau selalu menungguku pulang, tanpa terkecuali." laki laki itu merotasi kan mata malas, sementara (Y/n) terkikik kecil.
Keduanya mulai keluar dari gerbang, menyatu dengan beberapa siswa siswi yang juga pulang sedikit telat. Entah urusan ekstrakurikuler ataupun urusan pribadi lainnya.
"Yah, teman satu ekstrakurikuler ku ada yang sedikit merepotkan. Dia selalu penasaran akan segala hal, tapi menurut ku itu menyenangkan, Oreki juga membantu, jadi tidak terlalu susah, hehe" Fukube menjawab santai, terkekeh di akhir kalimat.
(Y/n) mengangguk angguk mengerti, lalu menciptakan keheningan setelahnya. Ia berfikir dalam hati, terkekeh miris setelahnya. Untuk apa ia melakukan hal yang begitu percuma? Tapi sungguh, ia sangat menyukai hal yang tidak berguna itu.
"(Y/n)-chan!" Fukube berseru sembari mengguncang tubuh (Y/n) pelan.
"E-eh? Iya apa?" (Y/n) menoleh, merasa kaget dengan panggilan Fukube.
Fukube menghela nafas lelah. "Sebenarnya apa yang terjadi padamu? Akhir akhir ini kau kelihatan aneh, sering sekali melamun," tanyanya.
(Y/n) memiringkan kepala heran, mengernyitkan alisnya. "Memangnya aku sering melamun?"
"Ahh, terserah kau saja lah!" Fukube menjawab dengan nada frustasi sembari berdecak kesal.
Keduanya terus berjalan beriringan, langkah kaki dari setiap pejalan kaki terdengar, juga obrolan orang orang yang samar di telinga.
"Terimakasih sudah mau pulang bersamaku." (Y/n) berbalik, menghadap Fukube dengan senyum diwajahnya.
Fukube tersenyum, mengacak surai coklat (Y/n) keras hingga tataan rambut itu terlihat kusut kali ini. "Arrghh, Fukube-kun!" kesal (Y/n).
Fukube terkekeh. "Aku yang harusnya berterimakasih karena kau telah bersedia menungguku pulang dari kegiatan ekstrakurikuler." ia memasukkan kedua tangannya kembali pada saku celana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting for You || Hyouka (OrekixReaders) [✔]
FanfictionMenjadi pengagum rahasia itu sulit, bukan? Haha, sialnya aku harus merasakan hal itu setiap hari. Tapi aku menikmatinya, itu sudah cukup bagi diriku yang pengecut ini. Entah apa yang membuatku menyukai pria berwajah lesu itu. Pria tak bersemangat y...