"(Y/n)-chan, kau yakin mau masuk sekolah?"
Langkahnya terhenti akibat pertanyaan itu. Kakinya menapak sejajar, sementara tubuh tak bergerak sedikitpun, untuk berbalik atau sekedar menoleh. Kepalanya, menunduk kecil.
Laki-laki di belakangnya menatap cemas, menegakkan tubuh yang sebelumnya bersandar pada tembok rumah. "Aku bisa meminta izin kepada guru, kau tidak perlu memaksakannya jika kondisimu belum begitu baik."
Fukube melangkahkan kakinya mendekat, mengikis jarak diantara keduanya. "Tidak, Fukube-kun." penolakan tegas itu membuat Fukube berhenti di tempat, menaikkan sebelah alisnya.
"Aku, ingin membanggakan Ibu dengan menjadi orang yang sukses di masa depan nanti." ia bergumam pelan, lalu mendongakkan kepala untuk menatap langit yang tergambar begitu indahnya. Sesaat kemudian, kepala menoleh ke belakang, seiring dengan hembusan angin yang menerbangkan surai coklatnya.
"Bukankah aku harus belajar lebih giat lagi untuk itu?"
Angin yang sama membawa rambut pendek Fukube melambai-lambai. Iris matanya melebar terpesona, akan lengkungan indah yang tercipta sedemikian rupa pada mata dan bibir yang manis itu.
Manis?
Terlihat manis.
Fukube tidak pernah merasakannya.
Walau sebenarnya ingin.
Ia terkekeh lembut seraya mengulas senyum manis, seiring dengan kepala menunduk lemah untuk sesaat. Fukube kembali mendekat, mengeluarkan tangan dari saku celananya.
"Yosh, aku rasa (Y/n)-chan yang kukenal sudah kembali, dengan perubahan baik yang lain juga tentunya." ia mengacak surai lembut (Y/n) dengan kasar, membuat tataannya sedikit kusut, akan tetapi tak sedikitpun mengganggu sang pemilik rambut.
Gadis itu mengangkat kedua bahu, terkekeh geli. "Tentu saja, Ibu bilang aku hebat, dan aku tidak akan membiarkan ucapannya menjadi suatu kebohongan." senyumnya kian melebar, menambah kecantikan paras yang dimilikinya.
Fukube menatap (Y/n) dengan penuh kelembutan, tak bisa menyembunyikan rasa senang bisa melihat gadisnya kembali ceria seperti ini. Ia pun terkekeh pelan, lalu merangkul bahu (Y/n) agar lebih dekat padanya.
"Haha, sudahlah, kita harus segera berangkat sebelum terlambat, atau kita mendapat hukuman."
"Tidak masalah, yang penting Fukube-kun juga dihukum dan menemaniku! Hahaha!"
"Ihh, dasar! Haha!"
Hari pertama sekolah setelah liburan musim panas, dimulai!
.
.
.
."Hadohhh!! Kok bisa hari pertama sekolah malah pelajaran matematika gini?!"
Fukube mendengus geli melihat jeritan frustasi sahabatnya. Sok-sokan semangat belajar, begitu berpapasan dengan matematika langsung ciut, paling baru mulai 5 menit sudah menyerah karena kepalanya panas.
Tangan Fukube terangkat, menepuk kepala (Y/n) beberapa kali. "Yosh yosh yosh, jangan paksakan dirimu, lakukan saja semampu—"
"Tidak! Aku akan berusaha! Aku akan mengalahkan semua rintangan yang menghalangi! Karena itu adalah jalan ninjaku!" ujar (Y/n) tegas dengan semangat menggebu-gebu. Kobaran api menyala di kedua matanya, membuat Fukube diam-diam ngeri melihat tekad ala-ala anime shounen itu.
Dalam sekejap mata, (Y/n) yang semula masih berdiri di depan pintu kelas dengan papan bertuliskan 1-5 langsung melesat masuk ke dalam. Mendudukkan dirinya di kursi, (Y/n) membuka tas miliknya, dan mengeluarkan buku matematika dari tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting for You || Hyouka (OrekixReaders) [✔]
FanfictionMenjadi pengagum rahasia itu sulit, bukan? Haha, sialnya aku harus merasakan hal itu setiap hari. Tapi aku menikmatinya, itu sudah cukup bagi diriku yang pengecut ini. Entah apa yang membuatku menyukai pria berwajah lesu itu. Pria tak bersemangat y...