(Y/n) mengepalkan tangannya kuat, matanya kembali memanas, ingin segera menumpahkan segalanya.
Melirik ke samping, ia menyadari ada seseorang yang lain di sana. "Ah! Shimizu-san, kau disini juga? Ngomong ngomong ada apa denganmu saat di kelas? Sepertinya kau terlihat tidak sehat." Chitanda bertanya dengan raut khawatir di wajahnya.
"Bukan urusanmu," desis (Y/n), menahan emosi nya sedemikian rupa.
Oreki menatap Chitanda dan (Y/n) bergantian, merasa bingung akan apa yang terjadi. Ia sedikit terkejut disaat mengetahui kondisi (Y/n) sudah seperti ini sejak di kelas, mungkinkah gadis itu sakit? Pikirnya.
Pria itu memegang pundak kanan si gadis, bertanya dengan nada khawatir, "Shimizu-san kau baik baik saja?"
Lagi, (Y/n) melepas pegangan Oreki dengan kasar. Kepalanya masih tertunduk, menyembunyikan rasa sakit yang tersirat pada raut wajahnya.
"Shimizu-san ada apa denganmu?" tak menyerah, Oreki kembali bertanya sembari meraih kedua pundak (Y/n).
Gadis berponi itu kembali melepas pegangan Oreki. "Lepas!" bentaknya keras. Ia ingin pergi, tapi kakinya terasa berat, rasanya sulit untuk pergi dari sini.
Chitanda mendekat, membungkuk mencoba melihat wajah (Y/n) yang tertutup oleh surai coklat. "Shimizu-san, sebenarnya ala yang-"
"Apa peduli kalian, hah?" (Y/n) berbisik penuh amarah. Setidaknya itu yang dirasakan Oreki dan Chitanda saat mendengarnya.
Chitanda mundur beberapa langkah, terkesiap kecil mendengar ucapan (Y/n).
"Apa peduli kalian?!" bentak (Y/n) sekali lagi. Tangannya mengepal kuat, melampiaskan emosi dengan menusuk kulit menggunakan kuku kuku nya sendiri.
"Tidak bisakah kalian berhenti?! Tolong hentikan semua ini!! Berhenti menyakitiku dan memasang wajah seolah tidak melakukan apa apa!!" gadis itu berteriak, menyampaikan rasa sakit yang dirasa.
Oreki dan Chitanda berpandangan satu sama lain, sama sama bingung dengan kalimat yang dilontarkan (Y/n). Chitanda mendekat, mencoba bertanya, "Shimizu-san, apa yang-"
Sretttt
"S-Shimizu-san!" Chitanda berseru dengan reflek saat tiba tiba kerah bajunya ditarik.
(Y/n) mengangkat wajahnya, menunjukkan mata yang memerah karena menahan tangis. "Dan kau! Kenapa selalu kau?! Kenapa kau harus ada di dunia ini, hah?! Berhenti mengganggu segala urusanku!!"
Chitanda tersentak mendengar ucapan (Y/n), masih dengan raut bingungnya ia menggeleng cepat. "Apa maksudmu, Shimizu-san? Aku benar benar tidak mengerti. Apa yang sudah aku lakukan padamu??"
Alih alih menjawab, (Y/n) mengeratkan pegangannya pada kerah Chitanda sehingga gadis itu nyaris tercekik.
"Shimizu-san!" Oreki berseru mendekat, mencoba melepas cengkraman tangan (Y/n) meskipun sulit. "Shimizu-san, Chitanda tercekik!"
(Y/n) melirik ke samping, menatap tajam pada Oreki. "Apa?! Kau membelanya?! Oh, haha, maaf maaf. Aku tau, disini aku yang salah. Lagipula, Chitanda adalah orang yang terpenting bagimu kan?"
"Asal kau tau, tuan. Kau adalah sumber dari segala rasa sakit ku!! Berhenti melukai perasaanku dengan wajah tanpa dosa mu itu!! Berhenti membuatku mengeluarkan air mata demi pria tak berguna sepertimu!!"
(Y/n) mengeluarkan segala penyebab amarahnya. Tanpa sadar, ia semakin mengeratkan cengkraman tangannya.
"Shimizu-san! Chitanda bisa mati!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting for You || Hyouka (OrekixReaders) [✔]
FanfictionMenjadi pengagum rahasia itu sulit, bukan? Haha, sialnya aku harus merasakan hal itu setiap hari. Tapi aku menikmatinya, itu sudah cukup bagi diriku yang pengecut ini. Entah apa yang membuatku menyukai pria berwajah lesu itu. Pria tak bersemangat y...