Bukankah usahaku selama ini tidak sia-sia?
***
"HOUTAROU, BANGUNNNNNN!"
"Hah?! Ada apa?!"
Aku langsung mendudukkan diri ketika mendengar seruan itu. Sensasi pusing mulai menyerang kepalaku, belum sempat menyesuaikan diri setelah lepas dari mimpi. Aku menoleh, menatap tak habis pikir pada gadis yang tersenyum ceria sembari memamerkan depan giginya.
Eh, sebentar..
Gadis?
"HA, KAU SEDANG APA DI SINI?!" teriakku kaget, langsung meloncat ke sudut ruangan. Orang di hadapanku melakukan hal yang sama karena ikut kaget dengan suaraku, sepertinya.
"Ihh, Houtarou!" sebalnya dengan kaki menghentak-hentak lantai. "Kan aku kemarin nginep, masa lupa sih."
Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik.
"Oh, iya ya." aku menggelengkan kepalaku cepat, lalu mengusap wajahku dari atas ke bawah menggunakan telapak tangan, mencoba terlepas dari rasa kantuk sepenuhnya. "Sepertinya aku tertular sifat pelupamu karena sering berada di dekatmu."
"Sembarangan!" protes (Y/n)-chan tidak terima, aku hanya terkekeh melihat wajah sebalnya.
Aku pun bangkit dari kasur, menguap sejenak sembari menggaruk kepala belakang. Hubungan kami sudah berjalan cukup lama, jadi menginap di rumah satu sama lain rasanya bukan masalah, selama tidak di ruangan yang sama.
(Y/n)-chan tidur di kamar tamu. Awalnya aku menyuruhnya tidur di kamar yang Kakak tempati dulu saja, tapi ia merasa tidak enak harus menempati kamar orang lain, sehingga ia memilih tidur di kamar yang disediakan untuk tamu.
Pada awalnya, (Y/n)-chan selalu marah-marah karena seringkali nyasar dan berakhir menelponku untuk menanyakan jalan. Padahal masih dalam rumah yang sama, dasar dianya saja yang berlebihan.
"Jangan ngelamun, mandi sana."
Aku terperanjat kaget ketika sebuah handuk terlempar tepat pada wajahku. Mengambilnya, aku menatap datar (Y/n)-chan yang tidak menunggu waktu lama langsung keluar dari kamarku.
Meski sudah terbiasa di rumah berduaan, sepertinya (Y/n)-chan tetap takut untuk berada bersama laki-laki di kamar dalam waktu lama. Yah, aku pun tidak menyalahkan sih.
Ting tong...
"Eh?" baru saja aku keluar dari kamar, bel luar rumah berbunyi. Aku menoleh, terdiam di tempat untuk sesaat.
"Aish, siapa ya? Masa tamu sepagi ini, sih?" aku mengalihkan pandang, menatap (Y/n)-chan yang tampak sama kebingungannya. "Ya udah, aku aja yang buka, ya?" tanya (Y/n)-chan menoleh padaku.
Aku mengangguk, membiarkannya pergi membuka pintu. (Y/n)-chan langsung melenggang pergi dari tempatnya berdiri, sementara aku berbalik untuk pergi ke kamar mandi. Namun, baru satu langkah aku ambil, aku membatu.
Perasaanku tidak enak.
Aku menghela nafas pasrah. Sepertinya lebih baik aku mengikuti (Y/n)-chan.
Saat aku kembali ke ruang tengah, aku bisa melihat (Y/n)-chan mematung di depan pintu. Alisku mengernyit, kenapa dia seperti itu? "(Y/n)-chan," panggilku, yang seketika membuatnya menoleh ke belakang.
Aku melangkah menghampiri, ekspresi gugup masih terpasang pada wajah (Y/n)-chan dengan beberapa bulir keringat yang jatuh di sekitaran pelipisnya. "Kenapa? Siapa yang ke sini?" aku bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting for You || Hyouka (OrekixReaders) [✔]
FanfictionMenjadi pengagum rahasia itu sulit, bukan? Haha, sialnya aku harus merasakan hal itu setiap hari. Tapi aku menikmatinya, itu sudah cukup bagi diriku yang pengecut ini. Entah apa yang membuatku menyukai pria berwajah lesu itu. Pria tak bersemangat y...