"Oi, Aya!"
"Jangan teriak teriak bisa, kan?!"
Kazumi Aya, harus merelakan sosis gurita buatan ibunya jatuh karena panggilan dari temannya yang membuat ia kaget, temannya yang satu ini memang menyebalkan.
"Yee, jangan marah marah dong!" temannya itu menghampiri dan duduk di kursi dekat tempat duduk Kazumi. "Eh, kau tau tidak? Tadi ada ribut ribut loh."
Kazumi melirik dengan ketus, kembali mengalihkan perhatiannya pada nasi berbentuk panda yang terlihat imut. "Mika, istirahat baru saja di mulai, bisakah kau tunda acara gibah mu itu?"
Mika, selaku teman tak beradab Kazumi memutar bola matanya malas. "Ck, ini bukan gibah, ini penting!"
Kazumi menghela nafas lelah, kemudian menatap temannya dengan tak ikhlas. "Katakan."
"Tadi pagi, saat jam pelajaran kedua, kouhai kesayanganmu tenggelam di kolam sekolah!"
Prakk
Sumpit yang dipakai Kazumi jatuh bersamaan dengan sosisnya, matanya berkedip beberapa kali merasa bingung dengan perkataan Mika. Kepalanya terangkat, iris emasnya memberikan tatapan menuntut pada lawan bicara. "Kouhai kesayangan? Shimizu-san?"
Mika mengangguk antusias dengan cepat, senang karena Kazumi sangat cepat tanggap akan apa yang ingin ia bicarakan. "Benar!"
Kazumi menyandarkan tubuhnya pada kursi, berfikir sejenak sebelum akhirnya memutuskan bertanya pada diri sendiri, "Kemarin dia bilang tak akan ikut praktek, kenapa dia bisa ada di sana?"
Lawan bicaranya tentu dapat mendengar hal itu, Mika menggeleng sembari mengangkat kedua bahunya acuh. "Aku tidak tau. Yang membuat heboh adalah, ekspresi nya setelah diselamatkan."
"Memangnya apa yang terjadi?" Kazumi mengangkat sebelah alisnya. Ia membenarkan posisi duduknya menjadi tegak, merasa obrolan ini semakin menarik perhatiannya.
Mika menaruh telunjuknya pada dagu dan menatap ke atas langit langit ruang kelas. "Emm, berdasarkan apa yang aku dengar, orang orang bilang Shimizu berteriak histeris seperti takut akan suatu hal. Dia juga terlihat kesakitan dan sangat kacau."
Tatapan Mika kembali pada teman dihadapannya. "Nah, Aya, kau pasti tau apa yang terjadi, kan? Kalian sangat dekat."
Dengan raut wajah menyesal sekaligus bingung, Kazumi menggeleng lesu. "Aku tidak tau, yang ku tau Shimizu-san hanya tidak bisa berenang."
"Tapi kalau hanya tidak bisa berenang tidak akan se histeris itu. Dan orang orang bilang Shimizu terus terusan memanggil nama Fukube."
Manik emasnya menatap tangan Mika yang dengan tidak sopan nya mengambil sosis terakhir miliknya, ia hanya mampu menghela nafas dan memilih mengakhiri pembicaraan.
"Entahlah, biar nanti aku bertanya pada Kei."
.
.
."Chitanda."
Di gerbang masuk sekolah, gadis itu nampak berdiri seperti sedang menunggu seseorang. Dengan dua tas yang ia bawa, Chitanda langsung tersenyum senang saat melihat Oreki sudah keluar dari kelas.
"Oreki!"
Oreki memutar bola mata nya malas, ia hendak melangkah dan melewati Chitanda seakan tidak melihatnya sama sekali, tapi nampaknya Chitanda tidak ingin menyerah.
"Oreki! Ayo pulang bersama!"
Oreki menatap Chitanda dari atas kepala hingga ujung kaki, semangat yang selalu ditunjukkannya seperti tidak pernah luntur, bahkan setelah temannya terkena musibah akibat Chitanda sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting for You || Hyouka (OrekixReaders) [✔]
FanfictionMenjadi pengagum rahasia itu sulit, bukan? Haha, sialnya aku harus merasakan hal itu setiap hari. Tapi aku menikmatinya, itu sudah cukup bagi diriku yang pengecut ini. Entah apa yang membuatku menyukai pria berwajah lesu itu. Pria tak bersemangat y...