436 86 33
                                    

"Hei hei, lihat! Aku membawa bekal!"

Seruan salah satu gadis membuat Kana berbinar, menatapi kotak bekal itu dengan air liur hampir menetes. "Woah, itu buatan Ibumu, kan? Masakan buatannya selalu enak!" ujarnya kegirangan sendiri.

Salah satu gadis yang bernama Hotaru ikut mengangkat tangan, dengan sebuah kotak makan di atasnya. "Aku juga bawa! Aku juga!" ia berseru riang, bersemangat ketika teman-temannya saling menyahuti.

Tiga gadis lainnya langsung menyerbu dua gadis yang membawa bekal, mencicip sedikit, walaupun ada yang tidak tau diri mengambil hampir setengahnya. Istirahat kali ini dipenuhi canda tawa, juga kehangatan yang selalu menyelimuti.

"Eh, Shimizu-san?" panggil Rin bingung. "Kau tidak ikutan? Kau harus coba makanan buatan Ibunya Akari! Sangat enakkk!" tawarnya, menyerahkan kotak bekal itu tanpa izin sang pemilik yang belum mendapat jatah sedikitpun.

(Y/n) berkedip beberapa kali, lalu menunjuk dirinya sendiri. "Aku? Apa boleh?" tanyanya, menatap semua gadis bergantian.

"Ckckck, tentu saja boleh!" balas Kana sedikit emosi. "Kau ini terlalu kaku, padahal bertukar bekal makanan saat jam istirahat itu hal yang biasa." ia mengibaskan tangan di udara dengan santai, tak mempedulikan ocehan Akari yang mengatakan bahwa ini bukan pertukaran, tetapi perampokan.

Gadis pemilik surai coklat itu terkekeh canggung, lantas mengusap tengkuknya seraya berucap ragu, "Habisnya aku selalu istirahat dengan Fukube-kun, dan kami jarang bertukar makanan begitu."

"Ahh, Satoshi, ya!" Eri menyahuti. "Kau sangat dekat dengan laki-laki itu, apa kalian berpacaran?" tuduh Eri, menunjuk gadis yang kini gelagapan panik menggunakan sumpitnya yang entah di dapat darimana.

"He? T-tidakk!" pekik (Y/n) panik, wajahnya tiba-tiba memanas tanpa sebab, ia sendiri tidak mengerti mengapa itu terjadi. "Kami tidak pacaran! D-dia hanya sahabatku!" ia menekankan ucapannya untuk memastikan itu bukan kebohongan, karena kelima temannya malah menatap (Y/n) dengan tatapan curiga.

Teman-teman (Y/n) mulai tergelak, tidak tahan untuk mengeluarkan rasa geli dalam diri ketika melihat ekspresi berlebihan (Y/n). Jujur saja, beberapa meragukan jawaban itu, tapi mereka tak mempermasalahkannya, toh kalau sudah jodoh tetap akan bersatu.

"Hahaha! Kami hanya bercanda, Shimizu-san." Eri masih menahan tawanya, memperjelas supaya tak ada kesalahpahaman.

(Y/n) hanya terkekeh kikuk, membungkukkan tubuhnya malu, dan mencoba menutupi wajahnya yang merona tipis.

Masih dengan tawanya, Hotaru bangkit dari kursi. "Ne, ne, Shimizu-san, cobalah! Kau harus tau bahwa bertukar bekal itu asik!" ujarnya, membungkukkan tubuh agar bisa menyerahkan kotak makannya pada (Y/n).

(Y/n) mengangguk ragu dengan senyum cerah. "Baiklah, terima kasih. Oh iya, jika bisa tolong panggil saja (Y/n), sekarang aku kurang nyaman dipanggil dengan marga."

Kelima gadis mulai berpandangan, hingga akhirnya menerbitkan senyuman dan kembali menatap (Y/n). "Tentu saja, (Y/n)/(Y/n)-chan!!"

.
.
.

Bel yang menandakan kegiatan belajar mengajar usai telah berbunyi, dilanjutkan dengan keributan pada murid yang ingin cepat-cepat pergi dari tempat melelahkan ini. Kondisi semua kelas sama, ricuh, termasuk kelas yang ditinggali gadis bernama (Y/n).

Ia yang baru selesai merapikan alat tulis ke dalam tas dihampiri beberapa gadis, yang beberapa jam yang lalu sudah resmi menjadi temannya. Mereka menyapa bergantian, dan dibalas dengan senyum hangat oleh (Y/n).

"(Y/n)-chan! Mau pulang bersama? Sepertinya arah rumah kita sama!" ajak Eri bersemangat.

(Y/n) tampak terkekeh canggung, lalu berucap, "Maaf, aku harus—"

Waiting for You || Hyouka (OrekixReaders) [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang