Selama ini,
Aku tak pernah berhenti mencari keberadaannya.
"Permisi, kau tau seseorang di foto ini?"
"Aku sedang mencari seseorang, apa kau mengenal gadis ini?"
"Apa kau yakin tidak pernah melihat gadis ini? Kumohon ingat-ingatlah sekali lagi."
Aku selalu berusaha sekeras yang aku bisa.
Aku bergeming di tempat. Sebelum memutuskan melanjutkan langkah, aku menoleh ke kanan kiri, menimang sesaat kemana aku akan pergi selanjutnya.
Aku harus menyebrang terlebih dahulu, sehingga tak ada pilihan lain selain berbelok ke kanan yang tak memerlukan hal itu. Memperhatikan jalanan yang akan segera aku lalui, ada beberapa pemuda tengah bermain di sana. Senyumku mengembang tipis, lalu segera berlari menghampiri mereka.
"Anu, maaf mengganggu kalian."
Pemuda-pemuda itu menolehkan kepalanya, lalu menanggapi dengan ramah terhadapku yang mungkin terlihat polos di mata mereka. Tentu saja, aku masih anak-anak.
"Aku ingin bertanya, apa kalian pernah melihat seseorang di foto ini?" aku mengeluarkan foto yang selalu aku bawa kemana-mana dan menunjuk gadis dalam foto itu.
Salah seorang pemuda menggelengkan kepalanya pelan, diikuti teman-temannya yang membuat harapanku kembali terkubur untuk yang kesekian kalinya. "Maaf, kami tidak pernah melihatnya."
Aku tersenyum tipis, berusaha memperlihatkan bahwa aku baik-baik saja meski tatapanku menyendu. "Ah, tak apa. Terima kasih, kalau begitu aku pergi dulu."
Pemuda itu mengangguk. "Iya. Semoga kau segera menemukan seseorang yang kau cari, ya."
Mengangguk, aku berterima kasih atas pengharapan yang diberikan seseorang yang lebih tua dariku itu.
Aku masih tak menemukan petunjuk apapun setelah sekian lama.
'Aku lelah.'
Aku termenung sembari menatapi selembar foto di genggaman tangan. Kondisinya masih bagus, aku benar-benar beruntung karena foto ini jatuh ketika hendak menyelamatkan gadis dalam foto ini sehingga tidak basah dan rusak.
Sampai saat ini, aku tak pernah berhenti mencoba mencari keberadaannya. Aku menanyakan tentang gadis dalam foto yang kupunya ini ke setiap orang. Teman-teman sekolah, orang-orang di jalanan, dan siapapun yang aku temui.
Aku hanya berharap bisa bertemu dengannya lagi.
Masih memikirkan tentang banyak hal, aku merasakan gerakan asing dari sampingku. Dengan terburu-buru aku menyingkirkan foto itu dari hadapanku, lantas menoleh sembari menarik sudut bibir tipis. "Nenek," sapaku.
Nenek terdiam sebentar, lalu tersenyum ramah. "Houtarou sudah makan?"
"Sudah, Nek," balasku mengangguk.
Nenek ikut mengangguk mendengar jawabanku. Namun, tak lama kemudian tatapan Nenek sepertinya tertuju pada tanganku yang tersembunyi, sehingga dengan panik aku menarik tanganku ke belakang punggung.
Gawat, aku tidak sempat menyembunyikan fotonya, bagaimana kalau Nenek curiga? Aku juga tidak bisa menyimpannya di saku karena bisa rusak.
Namun, berbeda dari perkiraanku, Nenek malah tersenyum seraya memiringkan kepalanya. "Houtarou, kau sepertinya sering melamun. Apa ada yang sedang kau pikirkan?"
Aku berkedip beberapa kali, lantas mengalihkan pandanganku perlahan pada ubin lantai. "Tidak, kok ...," lirihku pelan.
Setelahnya, aku bisa merasakan tangan lembut Nenek mendarat di kepalaku diikuti elusan lembutnya. Dari sentuhan itu, entah kenapa aku bisa merasakan kasih sayang yang tersalurkan dari Nenek. Aku balik menatapnya, diam-diam menikmati usapan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting for You || Hyouka (OrekixReaders) [✔]
FanfictionMenjadi pengagum rahasia itu sulit, bukan? Haha, sialnya aku harus merasakan hal itu setiap hari. Tapi aku menikmatinya, itu sudah cukup bagi diriku yang pengecut ini. Entah apa yang membuatku menyukai pria berwajah lesu itu. Pria tak bersemangat y...