"Oreki-san?"
Pria itu menatap keduanya satu persatu, entah kenapa timbul rasa tidak suka dihatinya, terlebih saat melihat tangan yang masih saling menggenggam.
"Kalian sedang-"
"(Y/n)-channn!!"
Ketiganya langsung menoleh ke sumber suara, mendapati gadis lain menghampiri dengan langkah cepat. Ia membungkuk, berusaha mengambil nafas dalam yang sempat terbuang karena berlari.
Ekspresi yang diberikan berbeda. Ada yang terlihat normal, tidak peduli, juga tidak suka melihat kedatangannya. Bukankah bisa ditebak siapa saja pemilik wajahnya?
"Mau apa kau kesini?" tanya Fukube ketus, menarik (Y/n) agar mendekat padanya.
"Ih, apaan si!" (Y/n) langsung melepaskan diri, merasa tidak nyaman dengan perlakuan berlebihan Fukube. Tentu saja ia merasa tidak enak karena Chitanda ada di sana, hal itu akan menimbulkan salah faham.
Tatapannya bergulir pada Chitanda, tersenyum tipis sebelum akhirnya menyadari sesuatu. "E-eh, tadi kau memanggilku apa?"
Chitanda yang semula memberikan ekspresi bingung karena sikap Fukube kembali tersenyum lebar. "(Y/n)-chan! Boleh kan aku memanggilmu seperti itu? Kedengarannya lebih dekat, hehe."
(Y/n) menaikan sebelah alisnya, wajahnya berpaling menatap Fukube, sedangkan yang ditatap malah tidak peduli sembari berdecak malas. (Y/n) menghela nafas kecil, hingga akhirnya tersenyum tipis dan mengangguk. "Tidak apa apa."
"Etto, anoo, (Y/n)-chan, aku minta-"
Ucapan Chitanda terhenti, terpotong akibat perlakuan tiba tiba dari seseorang. Fukube maju dan langsung menggenggam pergelangan tangan Chitanda. "Ikut aku."
Chitanda tentu saja merasa heran sekaligus panik, ia menatap (Y/n) dan Oreki seakan meminta pertolongan, tapi respon yang didapat tidak sesuai harapannya.
(Y/n) mengangguk kecil dan memberi tatapan menenangkan, menggerakkan mulut seakan mengucapkan 'tidak apa apa'. Sementara Oreki, ia memalingkan wajah tidak peduli.
"Ck, sudahlah ikut saja, tidak akan lama." Fukube yang semakin kesal langsung menarik Chitanda tanpa menunggu persetujuannya, meninggalkan kedua orang yang sama sama bingung dengan apa yang akan Fukube perbuat.
(Y/n) menghadapkan tubuhnya pada arah Fukube pergi, terkikik kecil dan bergumam, "Apa yang akan Fukube-kun lakukan, ya? Apakah akan ada pernyataan cinta?"
Oreki melirik, entah kenapa menunjukan ekspresi tidak suka atas pertanyaan teman di sampingnya. "Kenapa? Kau cemburu?" pertanyaan konyol keluar begitu saja dari mulutnya.
Oreki saja terkejut dengan pertanyaan yang ia sendiri utarakan, apalagi (Y/n)? Ia menoleh dengan cepat, membuka mulutnya lebar dengan sirat ketidakpercayaan. "Hee, Oreki-san, maksudmu apa?"
Pria itu menghela nafas kecil, lalu memasukkan kedua tangan kedalam sakunya. "Tidak ada, lupakan. Bagaimana kondisimu?"
(Y/n) menaikan sebelah alisnya, merasa bingung dengan Oreki yang terlihat aneh di matanya. Memilih mengenyahkan pikiran tidak penting, gadis itu mengangguk sebagai jawaban.
"Aku sudah lebih baik, terimakasih karena kau sudah menolongku saat itu." ucapannya diakhiri senyuman tulus, membuat parasnya terlihat lebih cantik.
Oreki mengangguk. "Tidak masalah, aku sempat panik karena sikapmu sedikit aneh."
Gadis itu tertawa kikuk, tak dapat dipungkiri bahwa ia pun malu atas perbuatannya sendiri. Mengingat bagaimana ia bisa jadi pusat perhatian hanya karena hal sepele seperti tenggelam, ia tidak sanggup membayangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting for You || Hyouka (OrekixReaders) [✔]
FanfictionMenjadi pengagum rahasia itu sulit, bukan? Haha, sialnya aku harus merasakan hal itu setiap hari. Tapi aku menikmatinya, itu sudah cukup bagi diriku yang pengecut ini. Entah apa yang membuatku menyukai pria berwajah lesu itu. Pria tak bersemangat y...