Sudah beberapa hari semenjak Seulgi pergi. Kini Jimin berubah menjadi dingin dan pemarah. Taehyung hanya bisa menggelengkan kepala dan menghembuskan napasnya. Bahkan dia dan Yoongi pun sudah angkat tangan dengan perubahan yang di tunjukkan oleh Jimin.
Bahkan Ahra pun hanya bisa menatapnya saja tanpa bisa melakukan apapun. Dia tidak tau kalau Seulgi bakal menerima tawaran tersebut. Namun dia sangat yakin kalau Seulgi tidak akan setega itu meninggalkan Jimin anaknya sendirian.
Semenjak kepergian Seulgi, pola makan dan pola hidup Jimin berubah drastis. Bahkan Jimin pernah di rawat di rumah sakit akibat kecapekan ditambah dengan pola tidur yang random. Taehyung kini sedang membujuk Jimin untuk makan.
"Jim, ayolah. Kau makan dulu, nanti Eomma mu bakalan marah kepadaku!" Ujar Taehyung yang kesal.
"Taruh saja di meja, nanti aku makan." Datar Jimin sambil menggerjakan pekerjaannya. Taehyung menaruh mangkuk tersebut dengan kasar lalu meninggalkan Jimin begitu saja.
Jimin hanya bisa menatap dingin Taehyung lalu melanjutkan kembali pekerjaannya dan melupakan tentang jam makanya. Selain pola hidupnya yang berantakan, Jimin juga berubah menjadi sosok pria yang memiliki ambisius yang tinggi di pekerjaan. Hal itu membuat Ahra khawatir dengan kesehatan anaknya itu.
Dan Jimin sekarang selalu di perhatikan oleh Ryunjin, atas permintaan Seulgi sewaktu gadis belum pergi.
"Oppa, apakah aku menganggumu?" Suara dari Ryunjin, membuat Jimin menghentikkan mengecek pekerjaannya.
"Tidak, masuklah." Ujar Jimin. Ryunjin dengan perlahan masuk kedalam ruangan Jimin.
"Ada apa, Ryunjin?" Tanya Jimin dengan nada yang biasa saja, namun membuat Ryunjin merinding ketakutan.
"Ryunjin hanya ingin meminta izin kepada oppa untuk menandatangani surat ini, seharusnya Seulgi eonnie namun dia sedang pergi jadi bisakah oppa saja?" Pinta Ryunjin dengan menunjukkan sebuah surat dengan amplop yang berwarna coklat. Dengan penasaran Jimin membuka surat tersebut dan membacanya.
"Kampus mu menggadakan camping?" Tanya Jimin sambil membaca surat tersebut dengan rinci.
Ryunjin menganggukkan kepalanya. "Iya oppa, dan itu wajib ikut."
Jimin menganggukkan kepalanya lalu mengambil sebuah pena dan menandatanggani surat tersebut. Setelah selesai, dia melipat kembali suratnya dan memasukkan lagi ke dalam amplop.
"Ini, sudah oppa tanda tangani. Kau punya uang sakunya, Ryun?"
Ryunjin mengambil amplop tersebut dan memasukkannya kedalam tas gendongnya. "Ada kak, uang dari Seul eonnie yang aku tabung selama ini."
"Jangan di pakai, kau simpan saja. Nanti kakak transfer uangnya ke rekeningmu, kirimkan saja nomor rekeningmu ke oppa." Ujar Jimin sambil melanjutkan kembali pekerjaannya.
"Eh, jangan. Aku masih ada uang kok." Tolak Ryunjin.
"Sudah tidak apa-apa. Kau sebentar lagi akan menjadi adikku, jadi tidak apa-apa." Sahut Jimin tanpa melihat ryunjin.
Ryunjin menatap Jimin terharu. "Oppa, terimakasih karena telah menerima Kakak ku dengan baik dan mencintainya dengan tulus. Aku akhirnya bisa bernapas dengan tenang, akhirnya Seulgi eonnie menemukan cinta sejatinya. Kalau begitu, Ryunjin pulang dulu ya mau berkemas untuk besok."
Jimin tersenyum dan menatap Ryunjin, "Tidak perlu berterimakasih Ryun. Oppa sangat mencintai Seulgi, dan setelah dia pulang dari sana. Aku akan melamarnya. Dan terima kasih karena sudah merestui hubunganku dengan Seulgi." Tutur Jimin dengan tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRLFRIEND || (COMPLETE) ✔
Fanfiction" Tak kenal maka tak sayang. Tak sayang maka tak Cinta. Tak cinta maka tak sanggup untuk berkorban." Park Jimin, Presdir muda nan tampan merupakan pewaris dari keluarga Park, setelah kematian Ayahnya. Seorang Pria yang cuek, angkuh, dan datar ini...