17. Sebelum Berakhir

397 50 7
                                    

REVISII!!!

Selamat membaca...

Malam telah berganti dengan pagi. Terlihat Seulgi yang sedang menyiapkan sarapan untuk Jimin.

"Aku akan keluar."

Suara tiba – tiba dari Jimin membuat Seulgi kaget, bahkan dia hampir menjatuhkan piring yang berada di tangannya itu. Seulgi menoleh ke arah belakang untuk menatap Jimin.

"Kau akan pergi kemana, Jim?" tanya Seulgi sambil menghampirinya.

Jimin menghentikan langkahnya lalu menatap Seulgi. "Pergi kerja tentunya," jawabnya dengan datar.

"Tapi kau belum sembuh total Jim, bagaimana kalau penyakitmu itu kambuh?"

Jimin memutar kedua bola matanya malas, "Seulgi aku sudah sehat. Kau lihat sendirikan wajahku?" Seulgi mengangukkan kepalanya.

"Apa yang kau lihat?" tanya Jimin.

"Mukamu itu terlihat sangat tampan Jim, mukamu tipeku." Celetuk Seulgi secara refleks. Sadar akan celetukannya itu membuat Seulgi memukul pelan bibirnya.

Sedangkan Jimin hanya tersenyum tipis, lalu menggacak surai perawatnya dengan gerakan yang pelan. "Gak jelas. Kau bisa melihat wajahku nanti ya setelah aku pulang kerja." Seulgi menundukkan kepalanya malu.

"Hari ini, aku ada pertemuan yang sangat penting. Dan aku sebagai Presdir harus hadir dalam pertemuan ini." Lanjut Jimin.

Seulgi menatap Jimin. "Tidak, kau itu masih sakit Jimin." Jimin menatapnya serius sehingga Seulgi salah tingkah. "Baiklah, tapi kau jangan sampai lelah." Putus Seulgi.

"Sebagai permintaanku, bisakah kau memakan sarapan yang telah aku buatkan untukmu, Jim?" Jimin menganggukkan kepalanya. Seulgi tersenyum ceria dan langusng membawa sarapan yang telah ia siapkan. "Ini makanlah."

Jimin menganggukkan kepalanya, lalu memakan sarapan yang dibuatkan oleh Seulgi walaupun hanya beberapa sendok saja. Setelahnya pria itu meminum segelas susu. "Sudahkan, sekarang aku harus berangkat kerja."

"Hati – hati. Ingat jangan sampai keu lelah ya,"

"Iya iya, kau ini bawel sekali sih." Ujarnya sambi pergi meninggalkan Seulgi.

"Aku bawel untuk kesehatanmu, ingat itu Park Jimin." Teriak Seulgi kepada Jimin yang telah berllau dari hadapannya. Gadis itu mendengkus kesal lalu melangkahkan kakinya ke kamar.

Jimin kini sudah berada di depan mobilnya, saat tangannya hendak membuka pintu mobil terhenti saat merasakan getaran yang berasal dari jas sakunya. Dia merogohnya dengan kesal. Jimin menghembuskan napasnya kesal. "Ada apa Kim?"

Jimin memutarkan bola matanya malas, "Iya, iya. Aku akan berangkat, tapi kau malah menghubungiku." Ketus Jimin sambil memutuskan sambungan tersebut dan masuk kedalam mobil untuk berangkat kerja.

Sedangkan Taehyung, dia menggerutu kesal saat Jimin memutuskan panggilan tersebut tanpa mendengarkan ucapan Taehyung. "Ck, lihatlah pria ini! Padahal aku belum menggatakan hal penting, tapi dia..."

Pria bermarga Kim itu menghempaskan tubuhnya ke kursi kebanggannya. Lalu menatap ponselnya dengan kesal. 

"untung kau sahabatku Jim, kalau tidak sudah aku tendang ke Plante Pluto."

***

"Seulgi, akhirnya kau datang juga."

"Sudahlah Joohyun, kenapa kau sangat berlebihan sekali menyambut kedatanganku ini?" kata Seulgi dengan malas.

Joohyun menarik pelan tangan Seulgi untuk duduk di sampingnya. "Aku senag, karena kau mau datang lagi. Semenjak kau tinggal di rumah Presdir Jimin, kau sangat jarang sekali menginap di apartemenku ini. Biasanya, setiap aku pulang syuting pasti kau yang menyambutku. Namun sekarang, rumah terasa sepi tanpamu." Adu Joohyun dengan wajah sendunya.

GIRLFRIEND || (COMPLETE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang