Revisi
Selamat membaca...
Sudah satu minggu semenjak pesta penyambutan Hana. Dan sudah satu minggu juga, perempuan itu mencari cara untuk mendekati Jimin. Namun itu semua berakhir dengan sia –sia. Hal itu membuat Hana menggeram kesal.
"Sial! Awas saja kau gadis licik!" geram Hana dengan mengeratkan pegangan tangannya pada gelas yang sedang ia pegang.
"Tapi, tunggu saja. Aku akan merebut priaku kembali." Ambisi Hana dengan semangat.
Di perusahaan Jiang, lebih tepatnya di ruang latihan. Dimana tempat Seulgi dan Joohyun berada. "Seul, kamu sudah siap buat syuting pertama besok?" tanya Joohyun yang datang dari arah dapur.
Seulgi yang sedang memainkan ponselnya lantas menoleh. "Hmm," singkatnya.
Joohyun memutarkan kedua bola matanya. "Seul, aku takut, actingku buruk dan kurang memuaskan." Lirih Joohyun dengan pelan.
Seulgi menatap Joohyun. "Joo, bukan kamu saja yang takut dan berpikiran seperti itu. Aku pun sama halnya denganmu. Apalagi aku mendapatkan peran utama. Tugasku lebih berat darimu, Joo." Timpal Seulgi. Joohyun mengangguk setuju mendengar perkataan sahabatnya itu.
"Seulgi! Joohyun!" panggil seseorang dengan suara yang nyaring. Membuat keduanya mendengkus sebal. "Seulgi! Joohyun! Kalian harus liat ini!" seru Wendy yang baru tiba di ruang latihan.
Joohyun memutarkan kedua bola matanya malas. "Ada apa sih Wen? Pake teriak segala," gerutunya dengan sebal. Wendy mengambil tempat di samping kanan Seulgi dimana Joohyun berada.
"Minggir!" usir Wendy dengan mendorong pelan bahu Joohyun. Joohyun yang menerima perlakuan tersebut hanya mendelik kesal.
"Ada apa Wen?" tanya Seulgi dengan lembut. Beda dengan Joohyun yang menaikan nada suaranya.
Wendy menatap tajam Joohyun, lalu menatap Seulgi dengan lembut. "Apakah kalian sudah melihat teaser kalian masing-masing?" tanya Wendy yang dijawab oleh gelengan kepala mereka. "Lihatlah," suruh Wendy.
Mau tidak mau, mereka berdua membuat web resmi dari Jiang. "INI BENARAN WENDY!!" teriak mereka berdua dengan serempak.
Wendy sontak menutup kedua telinganya untuk menggurangi rasa sakit di telinganya. "Bisakah santai saja?" ketus Wendy. Seulgi dan Joohyun hanya menyengir dan menggaruk tengkuk mereka yang tidak gatal.
Seulgi mendekat ke arah Wendy. "Wen, ini bagaimana mungkin, masyarakat menerimaku sebagai pemeran utama di film ini?"
Wendy tersenyum dan mengangkat kedua bahunya. "Entahlah, mungkin emang sudah takdirmu Seul. Dan Direktur Sutradara saja, mengakui kehebatanmu dalam acting. Jadi kau pantas mendapat pemeran utamanya." Tutur katanya dengan senyuman yang menyertai.
Joohyun mengangguk setuju dengan pendapat Wendy. Dia tidak iri dengan sahabatnya yang bisa memerankan tokok utamanya. Sedangkan dirinya hanya pemeran pendukung dari pemeran utama. Dan sebenarnya, Joohyun sangat menghindari yang namanya pemeran utama. Kenapa? Karena, kalau dia mendapatkan peran utama, kerjanya menjadi lebih banyak, dibandingkan dengan pemeran pendukung. Dan tentunya, Joohyun senang mendapatkan peran pendukung. Sesuai apa yang ia harapkan.
"Benar kata Wendy, Seul. Sudah takdir kamu. Aku yakin, kamu pasti menaklukan peranmu itu Seul," seru Joohyun dengan senang.
Seulgi terdiam. Kemudian menganggukkan kepalanya. "Wendy, Joohyun, kalian harus membantuku, dikala aku kesusahan." Pintanya. Mereka berdua mengangguk cepat. Seulgi tersenyum, lalu menonton kembali teaser perkenalan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRLFRIEND || (COMPLETE) ✔
Fanfiction" Tak kenal maka tak sayang. Tak sayang maka tak Cinta. Tak cinta maka tak sanggup untuk berkorban." Park Jimin, Presdir muda nan tampan merupakan pewaris dari keluarga Park, setelah kematian Ayahnya. Seorang Pria yang cuek, angkuh, dan datar ini...