12. A Feeling

479 53 8
                                    

REVISI!!!

[Girlfriend]

Jimin mengerjapkan matanya saat sinar matahari menerpa wajahnya. Dia merasakan berat di bagian tanganya, dan terkejut saat melihat Seulgi yang sedang tertidur dengan pulas sambil mengenggam tangan Jimin.

Jimin menyadari bahwa kini dia bertelanjang dada dan sontak memeriksa pakaian yang lainnya. Hal itu membuat Seulgi refleks terbangun akibat guncangan tangan Jimin yang ditarik secara tiba – tiba.

Seulgi yang sedang terlelap terkejut dan langsung bangun dengan wajah yang masih terlihat mengantuk.

Huft. Untung masih utuh. Jimin bernapas lega.

"Jimin kau sudah bangun? Bagaimana perasaanmu?" tanya Seulgi yang baru sadar.

Jimin melirik sekilas Seulgi, "Sudah lebih baik." Singkatnya. "Kau apakan tanganku? Kenapa bisa pada merah semua?" Jimin menatap tangannya yang terdapat tanda merah di sekujur tangannya.

"Kau mencubitku, Shin Seulgi!"

Seulgi refleks menggelengkan kepalanya. "Aniya, mana berani aku Jim. Aku hanya mengikuti saran dari dokter kemarin malam." Lanjutnya.

"Lihatlah, aku bahkan menulis semua intruksinya yang harus aku lakukan." Sambil memperlihatkan tulisannya. Jimin memandang datar dan berusaha untuk bangun dari tidurnya.

Seulgi refleks membantu Jimin yang bangun dari tidurnya. "Jimin, kau harus banyak istirahat. Kalau begitu aku akan membuatkan bubur untukmu." Jimin menatap Seulgi yang berlari pelan keluar dari kamar Jimin.

Beberapa menit kemudian, Seulgi datang dengan membawa semangkuk bubur yang ia buat spesial buat Jimin. Namun gadis itu tidak menemukan keberadaan Jimin, lalu pandangannya terarah ke satu arah yaitu kamar mandi. Dan benar saja, selang beberapa detik keluarlah Jimin dengan wajah yang segar.

"Yak! Jimin, kenapa kau tidak memanggilku?" protes gadis itu.

Jimin memutar kedua matanya malas. "kau mau ikut aku masuk ke kamar mandi? Kau mau melihatku?"

"Eh, aniya. Bukan itu maksudku."

"Terserah."

Seulgi mengikuti Jimin dan membantu pria tersebut dengan membawakann cairan infusannya. "Ini makanlah buburnya, lalu setelah itu kau minum obatnya." Perintah Seulgi kepada Jimin yang sudah duduk dengan nyaman di kasurnya.

"Hmmm," Jimin hanya berdehem menurut. Pria tersebut sedang tidak mood untuk menolak perintah Seulgi dan ditambah dia sekarang sedang sakit.

Seulgi dengan pelan membawa buburnya lalu menyuapi Jimin. Jimin menatap datar Seulgi. "kau kira aku anak kecil, Shin Seulgi?"

Eh! Salah lagi kan.

"Aku tahu kau itu masih lemas, jadi aku menyuapimu saja."

"Aku bisa makan sendiri, tanganku masih berfungsi dengan sempurna." Tolak Jimin.

Seulgi tetap dengan keinginannya yaitu menyuapi jimin, lalu melototkan matanya kepada Jimin. Bukannya Jimin takut, dia malah terkekeh sangat pelan agar tidak ketahuan oleh Seulgi.

Akhirnya Jimin menuruti perintah dari Seulgi. Dengan hati yang senang, Seulgi tersenyum cerah sambil menyuapi Jimin dengan pelan.

Perasaan macam apa ini? Kenapa senyumannya sangat manis sekali?

Jimin menatap Seulgi dengan intens dan membuat debaran jantungnya semakin cepat.

Seulgi yang ditatap Jimin pun sedikit menundukkan kepalanya karena gugup. Entah kenapa, dia merasakan debaran jantunnya yang berdetak tak normal seperti biasanya.

GIRLFRIEND || (COMPLETE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang