32. Aku menerimamu apa adanya, Jim!

299 45 21
                                    

Revisi 

Selamat membaca.....

***

Seulgi terduduk dengan lemas di pinggiran kasur. Tangan kanannya meremas kuat membuat kertas yang berada di tangannya menjadi kusut tidak beraturan. Dirinya tidak percaya kalau Jimin menyembunyikan satu fakta lagi.

"Kenapa kamu tidak bilang saja, Jim?" lirih Seulgi dengan nada kecewanya. Gadis itu kecewa, sebab Jimin tidak berterus terang kepadanya tentang penyakit lain yang dia derita. Seulgi pikir Jimin hanya memiliki riwayat di perut saja, ternyata ada yang lebih parah.

Dengan kecewa, Seulgi menghubungi Taehyung untuk menyuruh Jimin pulang. Dia akan meminta penjelasan. Dan apakah Ibu tahu tentang hal ini?

Satu jam kemudian. Kini Jimin duduk di hadapan Seulgi, yang di dampingi oleh Taehyung, Joohyun, dan tentunya Ahra. Seulgi rupanya menelpon Ahra untuk mengunjunggi rumah anaknya.

"Ada apa?" tanya Jimin yang tidak tahu apapun. Seulgi menatap Jimin kecewa.

"Kau tidak ada yang ingin kau bicarakan kepadaku dan Ibu?" sinis Seulgi dengan pandangan yang kecewa.

Jimin melirik Taehyung sebentar, "Apa maksudmu sayang?" sungguh, Jimin bingung.

Seulgi tertawa kecil lalu menatap Taehyung dengan tajam. "Taehyung, kamu pasti tahu apa yang akan aku tanyakan kepada Jimin,"

Taehyung mengerjapkan kedua bola matanya. Apa yang dikatakan oleh kekasih sahabatnya itu. Namun sesaat kemudian, kedua bola matanya membulat dengan sempurna.

"Seulgi, jangan bilang kau mengetahuinya?" pekik Taehyung dengan heboh. Joohyun dan Ahra semakin dibuat bingung.

"Aku baru mengetahuinya tadi pagi," kecewa Seulgi.

"Tunggu, ini ada apa?" celetuk Ahra yang bingung dengan situasi yang sekarang.

"Ibu tanya saja ke anak Ibu itu," ketus Seulgi lalu menyandarkan tubuhnya ke kepala sofa yang empuk.

Ahra menatap sang anak untuk menanyakan apa yang sedang terjadi. "Jim, ada apa ini?" Jimin menggelengkan kepalanya. Sungguh pria itu tidak tahu apa yang sedang terjadi.

"Apakah kau tahu surat ini, sayang?" sahut Seulgi dengan nada ketusnya.

Jimin membulatkan kedua bola matanya saat melihat surat yang dia sembunyikan dari Seulgi dan Ibunya. Kenapa surat itu ada di tangan Seulgi?!

"Kau dapat surat itu dari mana?" tanya Jimin dengan gelisah.

"Surat apa itu?" tanya Ahra yang semakin bingung. Sedangkan Taehyung menatap Jimin dengan gelisah juga.

"Bisa kau jelaskan kepadaku dan Ibu?" Seulgi membuka surat itu dan menunjukkan isi surat itu kepada Ahra. Jimin menundukkan pandangannya. Dia bingung harus menjelaskan surat itu dari mana.

"Park Jimin!"

Jimin menghembuskan napasnya. "Maafkan aku yang sudah menyembunyikan surat itu." Kata Jimin dengan kepala yang menunduk. Ahra sungguh kesal, sebab anaknya itu tidak memberitahu intinya saja.

"Kau tahu, aku kecewa kepadamu. Kenapa kau tidak memberitahuku?" Seulgi menatap kekasinya dengan tatapan yang sangat kecewa.

"Kenapa kau menyembunyikan hal yang serius kepadaku, kenapa Jimin?! Apa aku tidak berarti dikehidupanmu? Kalau iya, tolong bilang, agar aku bisa pergi dari kehidupanmu!!" seru Seulgi dengan air mata yang telah berlinang.

Jimin mendongkak dan menatap Seulgi sendu. "Aku mohon, jangan tinggalkan aku. Aku mohon,"

Karena kesal, Ahra langsung merebut kertas yang ada di tangan Joohyun. Joohyun yang merasa kertas yang dia pegang di rebut secara kasar, tersetak kaget. Ingin protes tapi ia urungkan saat melihat wajah Ahra yang terlihat serius.

GIRLFRIEND || (COMPLETE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang