REVISI!!!
[Girlfriend]
Jimin mengajak ibunya untuk masuk kedalam rumah, sebelumnya dia menatap Seulgi sebentar. Seulgi mengigit bibir bawahnya. "Cepatlah memasak." Titah Jimin yang kemudian berlalu dari hadapan Seulgi.
Seulgi bernapas lega saat Jimin menghilang dari hadapannya. "huft! Kalau aku tahu Ibu Jimin yang telepon, aku tak akan mengatakan hal tersebut. Nasib – nasib, sungguh malang nasibmu Seul." Ujarnya lirih sambil mengikuti langkah Ahra dan Jimin yang telah meninggalkannya di luar.
Di ruang tamu terlihat Jimin dan Ahra saling pandang, namun sesekali mata Jimin menatap ke arah Seulgi yang sedang sibuk di dapur.
Ahra menatap geli anak tunggalnya, "kau sedang lihat apa Jim?" godanya.
Jimin terkejut dan berusaha menutupi rasa terkejutnya dengan menampilkan wajah datarnya. "Ah tidak." Jawabnya lalu melanjutkan membaca bukunya yang tertunda.
Ahra menghembuskan napasnya senang lalu berdiri dari duduknya dan menghampiri Seulgi. "Seulgi –ah!" panggil Ahra lembut.
Seulgi yang sedang sibuk memasak menghentikan kegiatannya dan menatap Ahra. "Ne, Nyonya Ahra eh Ibu."
Ahra terkekeh mendengarnya. "Tidak apa – apa, kau bisa memanggiku apa saja." Ucapnya sambil menggengam tangan Seulgi.
Seulgi tersenyum, "Ibu aku sungguh minta maaf."
"Maaf untuk?"
Seulgi menatap Jimin yang kebetulan sedang menatap kearahnya.
"Maaf karena aku begitu bawel ketika mengangkat teleponmu. Aku sungguh minta maaf."
Ahra tersenyum lalu mengelus pipi Seulgi dengan lembut. "Tidak apa – apa. Aku setuju dengan semua yang kau ucapkan, aku sangat setuju." Kata Ahra.
Seulgi menatap Ahra bingung, "benarkah?"
Ahra menganggukan kepalanya, "eoh benar. Kang Seulgi kau sungguh menggemaskan sekali, aku sangat senangjika memiliki menantu sepertimu."
"Me –menantu?" ujar Seulgi terkejut.
Jimin sangat penasaran apa yang mereka bahas, dan Jimin dapat melihat kalau Seulgi terkejut dengan ucapan ibunya yang entah apa isinya.
"mereka berdua sedang berbicara apa? Kenapa sudah terlihat sangat akrab sekali?" lirihnya sambil menatap dari jauh kedua perempuan yang beda generasi itu.
"Tapi, waktu aku membawa Rose ke Eomma. Dia tak pernah menunjukkan sikap aslinya kepada Rose, tapi mengapa kepada Seulgi dia begitu ramah dan lembut?" sambungnya.
Dengan rasa penasaran yang amat besar, Jimin akhirnya bangkit dan menghampiri mereka berdua.
"Terima kasih banyak, Ibu." Kata Seulgi dengan senang.
Jimin mengerutkan keningnya saat mendengar gadis itu memanggil eommanya dengan kata ibu. "Ibu?" sahutnya sambil menyenderkan tubuhnya ke tembok dengan melipat kedua tanganya.
"Apa yang sudah kalian bicarakan?" tanya Jimin.
Mereka berdua menoleh kepada Jimin. "Semua hal tentangmu termasuk keburukanmu." Sahut Ahra dengan cepat.
Seulgi meneguk ludahnya saat matanya tidak sengaja menatap Jimin yang sedang menampilkan wajah datarnya. Mampus!
"Baiklah, aku harus segera pergi. Lain kali aku akan berkunjung lagi kesini dan melihat kemajuan kalian berdua." Ucap Ahra sambil berjalan dan mengambil tasnya.
"Kalau kau sudah tidak sakit, segeralah kembali ke perusahaan. Kalau tidak, sepupumu yang akan ambil alih perusahaan. Ingat itu!" ancam Ahra.
Ahra menatap Seulgi serius, "kau dapat memerintahnya untuk melakukan sesuatu. Kalau dia tidak mendengarkanmu, katakan padaku. Aku percaya padamu." Seulgi menatap ragu Ahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRLFRIEND || (COMPLETE) ✔
Fanfiction" Tak kenal maka tak sayang. Tak sayang maka tak Cinta. Tak cinta maka tak sanggup untuk berkorban." Park Jimin, Presdir muda nan tampan merupakan pewaris dari keluarga Park, setelah kematian Ayahnya. Seorang Pria yang cuek, angkuh, dan datar ini...