15. Perlakuan Manisnya

444 58 19
                                    

Selamat membacaa..........

Choi Ara, tunangan dari Hwang Minhyun menatap marah tunangannya itu. "Kau masih bertemu dengan mantanmu, Shin Seulgi, sayang?" sewot Ara kepada Minhyun yang sedang sibuk membaca dokumen penting.

"Tidak, aku hanya memastikan keadaan Jimin saja." Jawab Minhyun tanpa menatap Ara yang sedang menatapnya marah.

Gadis itu hanya memutar kedua bola matanya malas, "Apa kau masih memperdulikan mantanmu itu, hah?"

"Ara. Aku hanya pergi ke kediaman Jimin untuk melihat keadaannya yang sedang sakit. Cuman ingin memastikan saja, tidak lebih." Bohong Minhyun.

"Benarkah?" Minhyun menganggukkan kepalanya dan menatap Ara untuk memastikannya agar percaya.

Ara menatap kedua bola mata tunangannya. "Minhyun. Aku sangat mencintaimu dengan sepenuh hatiku. Dan kamu hanya boleh mencintaiku saja tidak gadis lain. Aku akan memberikan kembali kepercayaanku kepadamu untuk yang terakhir kalinya. Tapi ingat, kamu tidak bisa menipuku dengan begitu saja." Hwang Minhyun, pria itu menatap Ara dengan pandangan yang tidak bisa di baca oleh orang lain. Hanya dirinya dan Tuhan yang tau arti tatapan itu.

"Jika aku mengetahuinya, aku tidak tau apa yang akan aku lakukan kepadamu. Terutama orangtuaku. Tapi ....." sambung Ara terpotong saat Minhyun merengkuh tubuhnya.

"Baiklah, baiklah aku mengerti. Bagaimana aku bisa melakukannya? Aku tidak akan melakukan itu, sayangku." Ujar Minhyun sambil memeluk mesra Ara. Sedangkan gadis itu hanya membalas dan mempererat pelukan dari tunangannya.

Drtt.....Drtt....

Bunyi yang berasal dari saku jas Minhyun, membuat keduanya melepaskan pelukan tersebut. Minhyun mengambil ponselnya dan melihat siapa yang telah menghubunginya. "Ara, aku ada rapat. Jadi aku pamit kerja ya," pamit Minhyun setelah mengangkat panggilan tersebut.

Ara menatap Minhyun curiga, "Apa benar kamu rapat? Bukan menemui gadis itu 'kan?" ragu Ara. Minhyun tersenyum, "Tidak sayang, aku hari ini ada rapat penting. Percayalah kepadaku."

Minhyun mencium kening tunangannya sebantar. Aku tidak tau harus sampai kapan mempermainkan perasaanmu, Choi Ara.

"Baiklah, aku percaya."

"Aku kerja dulu ya, hati – hati kamu di rumah." Ara menatap kepergian Minhyun dengan tatapan yang tidak biasa. Hanya dirinya dan Tuhan yang mengerti akan tatapan yang ara berikan.

Minhyun, pria itu meninggalkan tunangannya sendiri di apartemen miliknya. Dengan perasaan yang gamang, Minhyun melangkah dengan langkah yang pelan dan tidak bergairah. Tatapan wajahnya menampilkan kesedihan yang ia alami saat ini. Sekarang kondisi hatinya sungguh tidak karuan setelah mendengar kenyataan yang membuatnya patah hati. Di tambah keseriusan dan ketulusan seorang Choi Ara yang mencintai dirinya. Pria itu sekarang sedang dalam delima, dia bingung harus memilih antara cinta atau masa depannya.

"Hwang Minhyun, ada apa dengan kau ini." Gumamnya lirih lalu masuk kedalam mobilnya.

***

Seulgi menatap langit – langit kamarnya, lalu ingatannya kembali ke malam tadi, dimana Jimin yang menyelamatkan Seulgi dari ketakutan.

"Di mana payungmu Jimin?"

"Aku membuangnya," singkat Jimin sambil melangkah pelan.

Seulgi membulatkan kedua bola matanya. "Apa? Membuangnya?" pekiknya.

Jimin hanya berdehem saja. "Jimin, kau itu masih belum pulih betul. Dan kau malah hujan – hujanan?"

Jimin menghentikan langkahnya yang membuat langkah Seulgi pun terhenti. "Kenapa berhenti? Ayo kita harus segara cepat sampai di rumah, kalau tidak kau bisa kembali sakit." Ujar Seulgi sambil menggandeng tangan Jimin.

GIRLFRIEND || (COMPLETE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang