Malam itu juga Sesshomaru dan Hime Hyori pergi ke pantai barat. Mereka sengaja tidak mau membawa pasukan, karena takut akan membuat Genbu semakin kabur. Jika benar kekuatan Genbu masih lemah, mereka berdua cukup untuk mengalahkannya tanpa bermatoi. Sesshomaru dan Hime Hyori mendarat mulus di tepi pantai barat sebelum ada keanehan terjadi.
"Ugh," Hime Hyori merasakan pergerakan itu dari kegelapan lautan. Ada sesuatu yang besar datang mendekat.
"Iko," Sesshomaru mengajaknya bersembunyi ke dalam hutan.
Pulau Horai itu muncul mendekat dan berhenti. Tak lama kemudian ada beberapa penduduk desa yang tampaknya terhipnotis menaiki sebuah perahu untuk menyebrang ke Pulau Horai dan menghilang dalam kegelapan. Setelah mendapatkan mangsanya, Pulau Horai itu bergerak menjauh lagi. Sesshomaru dan Hime Hyori keluar dari persembunyian dan terbang mengikutinya.
Sesshomaru dan Hime Hyori mendarat di Pulau Horai. Setelah berada di dalamnya, ternyata pulau itu lebih besar daripada yang kelihatan dari luarnya. Saking besarnya, mereka juga tidak bisa merasakan pulau itu tengah bergerak diatas samudera. Tiada guncangan gelombang pasang laut. Tampaknya Genbu juga belum menyadari ada dua tambahan mahkluk asing disana.
"Iko," Sesshomaru mengajaknya masuk dalam hutan.
"Uhm," Hime Hyori mengikutinya.
Hutan itu sangat pekat, keadaannya juga gelap gulita. Genbu yang masih lemah, dapat menyembunyikan auranya dengan baik sehingga jejaknya tidak terlacak baik oleh Sesshomaru maupun Hime Hyori. Sudah beberapa waktu berlalu, tapi mereka hanya berputar-putar saja di dalam hutan, mereka tersesat.
Hujan mendadak turun dengan lebatnya. Sesshomaru dan Hime Hyori akhirnya terpaksa berteduh sebentar di dalam sebuah goa. Dengan kekuatannya, Hime Hyori membuat api unggun biru sebagai penerangan saja untuk mereka berdua. Sebagai daiyoukai dan setengah dewi, mereka tidak merasakan kedinginan.
Hime Hyori memejamkan mata cukup lama untuk berkonsentrasi. Berusaha merasakan dan melacak jejak posisi Genbu. Namun ketika ia akhirnya membuka mata dan menyerah, ia pun menggeleng pelan kepada Sesshomaru.
"Auranya hilang timbul," kata Hime Hyori yang duduk di sebuah batu besar di hadapan api unggun biru.
Sesshomaru yang tadinya berdiri di mulut goa mengawasi hujan, akhirnya ikut duduk di batu besar lain di seberang Hime Hyori.
"Bau penduduk desa yang terhipnotis juga menghilang," Sesshomaru berkata.
"Untuk apa Genbu menginginkan mereka?" Hime Hyori bertanya-tanya.
"Mungkin jiwa mereka untuk memulihkan kekuatannya,"
Hime Hyori tampak prihatin, "Itu akan memerlukan ribuan jiwa,"
"Shikasi, Suzaku tidak kehilangan kekuatannya,"
"Mungkin Suzaku tidak berdampak kehilangan banyak,"
"Nani?"
"Aku mendengar kabar, kahyangan melemahkan kekuatan mereka sebelum diusir ke dunia. Karena itu mereka tidak muncul sekaligus, namun jika Suzaku yang muncul terlebih dahulu, berarti dia tidak terlalu terkena dampak pelemahan kekuatannya. Sebagai unsur api, dia memang cukup tangguh dibandingkan dengan yang lainnya,"
"Lalu bagaimana dengan Seiryu? Dia yang seharusnya terkuat diantara yang lainnya,"
"Sebagai naga, dia yang paling angkuh. Aku menduga ia akan muncul setelah memastikan ketiga saudara yang lainnya tidak berhasil. Tapi yang terkuat bukan Seiryu, mungkin saja ada yang kelima,"
"Bukankah mereka hanya empat besar?"
"Tidak mustahil mereka lima besar. Koryu, naga emas yang merupakan penjaga pusat. Dia adalah pemimpinnya dan paling tangguh diantara yang lainnya. Kemunculannya akan lebih mengkhawatirkan,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love of The Goddes
FanfictionHai! Pipi Tembam cinta setengah mati sama Akang Sesshomaru. Banyak banget inspirasi-inspirasi datang kalau mikirin Sesshomaru ini. Sehubungan dengan Yashahime Season 1 baru tamat, Pipi Tembam upload fanfictionnya juga disini. Sebisa mungkin tidak ou...