Siang itu cuaca sangat cerah. Para penghuni Istana Langit Barat tengah berkumpul di halaman depan istana untuk menikmati sinar matahari yang hangat. Sesshomaru dan Hime Hyori yang perutnya sudah sangat besar duduk di singasana luar, mengamati para pengawal dan Yashahime saling bercengkrama di rerumputan. Kupu-kupu warna warni berterbangan mengelilingi bunga-bunga di taman. Dulu keagungan itu dimiliki oleh Istana Langit Selatan yang dipimpin oleh Hyoshimaru dan Hime Shioin. Keindahannya bagai khayangan di dunia. Namun kini keagungan itu milik Istana Langit Barat. Sisa-sisa pertempuran dengan Ryouga telah tiada karena dipugar dengan cepat. Hime Hyori sebagai permaisuri yang mengurusi rumah tangga istana, memiliki selera yang baik. Istana Langit Barat yang biasanya sudah disegani sekarang semakin di elu-elukan para youkai dan manusia. Joo Shizue akhirnya bisa tenang melepas tugasnya mengurusi rumah tangga istana putranya. Ia kini memilih kesunyian pertapaan.
Byuuuur! Terdengar suara deburan ombak di laut di bawah mereka.
Byuuuur! Deburan itu semakin kencang.
Tidak ada yang menyadari tanda-tanda keanehan. Para prajurit dan Yashahime masih bergembira di rerumputan.
Byuuuuuur! Ombak di bawah semakin lama semakin meninggi.
Hime Hyori terkesiap, ia akhirnya merasakan keganjilan itu dan jika memang hanya ia yang baru menyadarinya, berarti mahkluk ini bukan youkai.
"Doushita Hyori? Kau ingin kembali ke ruangan?" Sesshomaru menanyai permaisurinya, mengira Hime Hyori mulai lelah.
"Anata..." Hime Hyori menggenggam lengan suaminya, kepanikan tergurat di wajahnya.
"Nani?" Sesshomaru masih belum mengerti maksud permaisurinya.
"Seiryu..."
"Seiryu?"
"Dia datang..."
"Hijiten!" panggil Sesshomaru seraya bangkit berdiri.
"Tuan," Hijiten langsung datang menghadap.
"Siapkan pasukan!"
"Eh? Baik!"
Ombak di bawah semakin tinggi. Pusaran raksasa akan menyedot kapal-kapal nelayan. Tsunami tinggi akan menghantam desa manusia di pantai barat. Akhirnya para prajurit dan Yashahime telah menyadari keanehan itu. Mereka mulai bersiaga.
"Badai angin!" Setsuna melancarkan jurusnya untuk melawan pusaran raksasa di laut agar kapal-kapal nelayan tidak tersedot.
Hime Hyori menyentak lengan kimononya dan sebuah selendang melayang, perlahan berubah wujud menjadi besar. Selendang itu mendarat di pantai menancap tinggi menjadi tembok dan bendungan yang menahan tsunami.
"Ugh..." Hime Hyori terhuyung karena telah menggunakan kekuatannya.
"Hyori," Sesshoumaru merengkuh bahunya.
"Aku tidak apa-apa," Hime Hyori menenangkannya.
Istana Langit Barat mendadak bergetar. Semua semakin bersiaga tegang.
Goaaaar! Si naga hijau raksasa akhirnya menampakkan wujudnya dari dalam lautan. Istana Langit Barat terguncang dengan kemunculannya.
"Itu?" Towa terperangah.
"Seiryu," Setsuna menggeram dingin.
"Dia lebih besar dari yang lainnya," Moroha takjub.
"Ughh..." Hime Hyori mengeluh kesakitan. Bayi seperempat dewanya mulai menyepak keras ingin keluar.
"Hime-Sama!" Yashahime dan Zen memanggil cemas.
"Hyori..."
"Kenapa harus disaat seperti ini... ugh..." Hime Hyori semakin kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love of The Goddes
FanfictionHai! Pipi Tembam cinta setengah mati sama Akang Sesshomaru. Banyak banget inspirasi-inspirasi datang kalau mikirin Sesshomaru ini. Sehubungan dengan Yashahime Season 1 baru tamat, Pipi Tembam upload fanfictionnya juga disini. Sebisa mungkin tidak ou...