Empat tahun kemudian...
Bocah kecil itu berlari-lari dengan bersemangat menghindari paman asuhnya. Rambutnya putih cemerlang. Pipinya tembam menggemaskan. Matanya emas dan bercahaya seperti ada embun yang menggantung disana. Ia berlari seraya mengangkat rok kimononya agar tidak terinjak-injak oleh kaki mungilnya.
"Hyoru-Sama!" terdengar suara cempreng itu memanggil.
Hyoru berlari semakin cepat.
Aku tidak boleh tertangkap paman Jaken... batin Hyoru.
Ia mempercepat larinya sambil sesekali menoleh kebelakang sebelum kemudian...
Duk! Kaki mungilnya terantuk batu.
"Argh!" Hyoru kehilangan keseimbangannya.
Hup! Sepasang tangan yang kuat dan sigap menahan bahu mungilnya agar tidak jatuh. Hyoru mendongak untuk melihat siapa penolongnya.
"Kau baik-baik saja Hime-Sama?" tanya Ryuki. Entah kenapa ia merasa anak perempuan ini tidak asing. Wajahnya persis Hime Hyori sewaktu kecil. Ada lambang teratai putih di keningnya alih-alih biru. Bentuk mata mereka juga sama, ada cahaya embun disana, hanya warna matanya yang berbeda. Bukan biru tua cemerlang, melainkan emas.
"Uhm," Hyoru mengangguk menggemaskan seraya berdiri tegak.
"Hyoru-Sama!" teriak Jaken lagi yang semakin mendekat.
"Ssst!" Hyoru menaruh telunjuk di bibirnya, menyuruh Ryuki diam.
"Eh?" Ryuki mengernyit, bingung dengan kelakuan bocah ini.
Hyoru menyelinap di belakang tubuh Ryuki yang jauh lebih besar darinya sehingga lebih dari cukup untuk menutupi sosoknya yang mungil.
"Haduh..." Jaken muncul dengan terengah-engah, kemudian ia terkesiap saat melihat naga putih itu, "Ryuki?!"
"Doushita?" tanya Ryuki acuh tak acuh.
"Kenapa kau disini?"
"Seharusnya aku yang bertanya begitu. Ini sudah masuk wilayahku. Kenapa kau disini?"
"Ano, aku mencari Hyoru-Sama. Apa kau melihatnya?"
"Siapa Hyoru?"
"Putri bungsu Sesshomaru-Sama dan Hime-Sama,"
"Oh begitu rupanya," Ryuki memutar bola matanya, pantas saja anak perempuan itu tidak asing.
"Kau melihatnya?"
Ryuki menunjukkan tempat persembunyiannya dengan gerakan matanya.
Jaken mengintip ke balik tubuh Ryuki.
"Hyoru-Sama... Jangan bersembunyi lagi! Aku sudah menemukanmu!" panggil Jaken.
"Kena kau paman Jaken!" Hyoru akhirnya keluar dari persembunyiannya sambil tertawa cekikikan.
"Haduh! Aku sudah tua masih disuruh bermain-main seperti ini..." keluh Jaken seraya mengusap dahinya.
Hyoru tergelak, ia manis seperti Hime Hyori kecil saat tertawa seperti itu.
"Sebaiknya kita pulang sekarang Hyoru-Sama, hari sudah sore," ajak Jaken.
Hyoru melipat tangannya seraya duduk di rumput, "Tidak mau,"
"Nani? Naze?" Jaken semakin bingung.
"Aku maunya Chichi-oye yang jemput," Hyoru belagak ngambek.
"Tapi Sesshomaru-Sama dan kakak-kakak anda masih di utara entah kapan baru pulang,"
"Pokoknya maunya sama Chichi-oye!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love of The Goddes
FanfictionHai! Pipi Tembam cinta setengah mati sama Akang Sesshomaru. Banyak banget inspirasi-inspirasi datang kalau mikirin Sesshomaru ini. Sehubungan dengan Yashahime Season 1 baru tamat, Pipi Tembam upload fanfictionnya juga disini. Sebisa mungkin tidak ou...