Chapter 9

50 7 0
                                    

Byakko, salah satu dari empat dewa mata-angin lain, akhirnya muncul di desa manusia dibawah wilayah kekuasaan Istana Barat. Mengetahui Sesshomaru dan Hime Hyori yang telah mengalahkan dua saudaranya Suzaku dan Genbu, Byakko pun mendatangi mereka untuk menantang dan membalas dendam.

"Hmph!" Sesshomaru mendengus saat melihat Byakko dihadapannya. Lebih baik begitu, daripada ia harus bersusah payah mencari jejaknya. Harimau putih raksasa itu kini mendatangi wilayahnya sendiri.

Byakko terlihat tangguh seperti halnya Suzaku. Ia tidak tampak lemah seperti Genbu. Setelah pengusiran kahyangan, tampaknya ia berhasil menghimpun seluruh kekuatannya kembali.

Byakko mengaum dan menghasilkan angin yang sangat kuat. Ia memang pengendali angin. Para pasukan Istana Barat yang tidak mampu mempertahankan keseimbangannya akan melayang terhempas.

Hime Hyori dengan kekuatannya membangun tabir pelindung berukuran sangat besar untuk melindungi seluruh penghuni Istana Barat dari angin kencang tersebut.

"Hentikan semua ini Byakko, jangan mengikuti jejak dua saudaramu," pinta Hime Hyori.

"Siapa kau beraninya memerintahku!" Cemooh Byakko.

"Itu bukan sebuah perintah, melainkan permintaan," Hime Hyori berkata tenang.

"Kau tidak mengerti apa yang kurasakan. Shioin meninggalkan kahyangan karena pilihannya sendiri. Ia berkhianat. Tapi kami empat dewa mata-angin tidak pernah berkhianat. Kami setia pada kahyangan namun diusir. Wajar jika kami menaruh dendam pada kahyangan. Memporak-porandakan dunia, agar Kaisar Langit menyesali keputusannya,"

"Dengan mengorbankan ribuan jiwa manusia yang tidak bersalah?"

"Lihat siapa yang bicara. Paras cantik yang juga membawa bencana seribu tahun lalu, mengorbankan ribuan jiwa manusia. Aku ingat seribu tahun lalu, aku bahkan harus turun tangan untuk memperlambat banjir itu. Banjir yang disebabkan oleh Suku Hantu,"

Dalam hati Hime Hyori tertekan. Para dewa itu selalu menggunakan kelemahannya. Mengingatkan kenangan pahitnya seribu tahun lalu.

"Hmph! Apa otakmu tidak berfungsi lagi Byakko?" ucap Sesshomaru dingin.

"Nani?" Byakko ganti menatap Sesshomaru.

"Semua petaka itu terjadi, karena keangkuhan diri kalian yang disebut dewa,"

"Apa maksudmu?" Byakko mengernyit.

"Bencana seribu tahun lalu terjadi karena keserakahan Shioin, yang ingin menjadikan putrinya sebagai dewi," ungkap Sesshomaru tajam.

Hime Hyori terhenyak dengan perkataan itu.

"Sesshomaru?" Hime Hyori menatapnya.

Sesshomaru balas memandangnya, "Kau tidak cukup tangguh untuk menciptakan bencana sebesar itu, Hyori,"

Hime Hyori terpana. Perkataan Sesshomaru meski tajam namun ada benarnya. Ia tidak pernah memikirkan hal itu. Hime Shioin ibunya yang selalu memutuskan segala sesuatu tanpa berunding dulu dengan dirinya. Ia berambisi menjadikan Hime Hyori sebagai penggantinya di Istana Bulan tanpa memastikan dulu apakah Hime Hyori bahkan menginginkan hal itu. Ia sendiri tidak mau menjadi ratu di Suku Hantu, tapi ia juga belum tentu menginginkan kahyangan. Hime Shioin memutuskan secara sepihak dan bersikeras, sehingga akhirnya semua petaka itu terjadi. Hime Hyori saat itu masih sangat muda, ia tidak mengerti apapun.

"Cih!" Byakko mengumpat. Rencananya untuk menghancurkan konsentrasi Hime Hyori agar tidak mampu bermatoi, gagal sudah. Inugami daiyoukai sialan itu tampaknya telah mengangkat kembali mentalnya.

"Hari ini aku akan menjadikan Istana Barat sejarah!" Byakko mulai menyerang dengan jurus badai anginnya.

Setsuna menahan badai angin itu dengan miliknya sendiri. Namun kekuatan Byakko jauh lebih unggul, dalam sekejap Setsuna terlempar.

Love of The GoddesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang