Chapter 26

43 5 0
                                    

Cahaya putih cemerlang menyambutnya. Hirayoshi menyipitkan matanya berusaha melihat. Ternyata ia berada di Istana Langit Selatan. Hirayoshi menoleh kiri-kanan sebelum akhirnya menemukan sosok itu, Sesshomaru yang terluka parah.

"Chici-oye! Apa yang terjadi?!" Hirayoshi memanggil, namun tampaknya Sesshoumaru tidak bisa mendengarnya, Hirayoshi mengulurkan tangan ingin menyentuhnya, tidak bisa juga, Ia seperti sebuah bayangan.

"Hati-hati Hime-Sama" terdengar suara memperingatkan.

Hirayoshi menoleh.

"Haha-ue..." Hirayoshi memanggil melihat sosok Hime Hyori.

Hirayoshi melihat bagaimana Hime Hyori menyelamatkan Sesshoumaru dan mulai mengerti. Ia berada di waktu dua belas tahun yang lalu, ketika ayah dan ibunya bertemu untuk pertama kalinya. Akhirnya ia bisa melihatnya langsung.

Adegan berganti lagi secara berurutan pada peristiwa-peristiwa yang penting. Penaklukan Suzaku, pembersihan wabah, penaklukan Genbu, Byakko dan pertarungan dengan Ryuki di Istana Hakone. Kejadian terakhir itu merupakan titik balik kehidupan ayah dan ibunya. Mereka akhirnya bersama, lima tahun setelah pertemuan pertama.

"Selamat Dewi Penyembuh, kau sedang mengandung," terdengar suara Dewi Suijin.

Hirayoshi melihat sendiri bagaimana ayahnya begitu melindungi ibunya. Meski pada awalnya Sesshomaru bersikeras agar Hime Hyori menggugurkan kandungannya namun pada akhirnya ia justru yang paling menjaga Hime Hyori selama kehamilan.

"Sore ini cerah sekali, benar-benar bagus untuk Hime-Sama jalan-jalan," Rei berkata.

Hirayoshi melihat dibelakangnya ayahnya dan ibunya jalan bersama. Perut Hime Hyori sudah besar sekali. Tangannya menggandeng Sesshoumaru. Mereka berjalan perlahan tanpa terburu-buru seraya menikmati keindahan taman Istana Barat.

"Ukh..." Hime Hyori mengeluh lemah saat bayi dalam kandungannya menendang.

"Hyori..." Sesshoumaru merengkuh bahu permaisurinya.

"Daijobu," Hime Hyori menenangkannya.

"Kita kembali ke istana saja?" Sesshoumaru menawarkan.

"Uhm," Hime Hyori mengangguk.

Hirayoshi juga melihat sendiri orang tuanya sering duduk bersama menikmati bulan purnama dari teras balkon ruangan mereka.

"Sudah mau masuk?" tanya Sesshomaru.

"Sebentar lagi," ujar Hime Hyori lembut seraya menikmati pemandangan bulan purnama.

Sesshomaru membiarkannya dan terjadi keheningan.

"Hirayoshi," Sesshomaru akhirnya berujar.

"Nani?" Hime Hyori mendongak menatapnya.

"Setelah lahir nanti, panggil dia Hirayoshi,"

"Eh?" Hime Hyori mengerjap, ia bahkan belum memikirkan nama bayinya tapi rupanya Sesshomaru telah mempersiapkannya lebih dulu padahal tadinya ia ingin bayi itu digugurkan. Hime Hyori tersentuh, akhirnya Sesshomaru bersedia menerimanya.

"Hirayoshi," Hime Hyori mengulang, "Aku menyukainya," ia pun bersandar lagi pada Sesshomaru.

Ketika ibunya telah tidur terlelap di pundak ayahnya, perlahan-lahan ayahnya akan memindahkan ibunya berbaring di futon.

Kemudian suatu malam Sesshoumaru sedang melolong karena gerhana bulan. Ibunya yang tidak menemukan ayahnya di futon keluar dari ruangan untuk mencari dan melihatnya tengah melolong diatas tebing.

"Ukh..." Hime Hyori mengeluh lagi seraya memejamkan mata saat bayinya menendang.

Namun saat ia membuka mata, ia sudah melihat anjing youkai itu berdiri dihadapannya. Anjing itu menjilati pipi Hime Hyori hingga ringisannya berubah menjadi geli.

Love of The GoddesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang