Chapter 15

60 6 0
                                    


 Hime Hyori akhirnya resmi menjadi permaisuri Istana Langit Barat. Tidak ada perayaan tentunya. Sesshomaru bukan tipe daiyoukai yang menyukai pesta seperti Ryouga. Namun Hime Hyori juga tidak pernah mempermasalahkannya. Bisa mendampingi Sesshomaru, sudah merupakan impian terbesarnya, ia tidak menuntut lebih. Tidak hanya Moroha dan Si kembar, namun seluruh penghuni Istana Barat juga senang dengan pengangkatan itu. Mereka sudah sejak lama menyayangi Hime Hyori dan betapa memimpikan dirinya menjadi permaisuri di kerajaan tersebut. Akhirnya keinginan mereka terwujud.

Hime Hyori tertegun dan terenyuh saat memandang lukisan besar Rin. Ia akhirnya diberi ijin oleh Sesshomaru untuk mengunjungi Istana Dingin. Hari ini untuk pertama kalinya Sesshomaru mengenalkan Hime Hyori pada mendiang istri pertamanya, Rin.

Seperti yang dikatakan Jaken dan Zen, Rin memang mirip seperti Setsuna namun memiliki keramahan dan kegembiraan Towa. Sebagai manusia dia cantik dan bersahaja. Sulit rasanya untuk tidak menyukai sosoknya. Kini ia mengerti kenapa Sesshomaru begitu menyayanginya.

"Boleh kuhias sedikit altarnya?" Hime Hyori meminta ijin.

Sesshomaru menundukkan kepalanya, mengangguk sekali.

Hime Hyori melambai pelan lengannya. Bunga-bunga yang menghiasi altar Rin menjadi banyak, segar dan bermekaran. Kupu-kupu bermunculan menghinggapinya. Keharuman juga memenuhi ruangan itu. Istana Dingin tidak lagi suram, sedikit lebih hidup. Tampak lebih sesuai dengan lukisan Rin yang tersenyum.

Hime Hyori berlutut di futon seraya memejamkan mata dan berdoa.

"Apa yang kau katakan?" tanya Sesshomaru setelah Hime Hyori membuka matanya dan bangkit berdiri.

"Hanya berterima kasih," sahut Hime Hyori.

"Uhm?" Sesshomaru menatapnya.

"Aku mendengar Rin-San yang telah mengubahmu, menimbulkan kasih sayang dihatimu. Tanpa dirinya, aku takkan berada disini, disisimu," ucap Hime Hyori seraya menggandeng lengan Sesshomaru dan menatapnya penuh arti.

Mereka berdua berdiri disana memandang lukisan Rin sampai beberapa saat lagi.

***

"Ukh..." Hime Hyori mengeluh seraya menyentuh keningnya pada saat dayang kembar sedang menyikat rambutnya di meja rias.

"Daijobuka Hime-Sama?" tanya Rui.

"Daijobu, hanya sedikit pusing," sahut Hime Hyori seraya menegarkan dirinya.

"Hime-Sama... Apakah retakannya semakin parah?" tanya Rei cemas.

Hime Hyori menunduk murung, "Sejauh aku tidak menggunakan kekuatanku, aku akan baik-baik saja, tidak perlu khawatir," kemudian ia menarik napas dalam-dalam, "Kurasa aku perlu bertapa hening lagi selama beberapa waktu,"

"Sebaiknya hari ini Hime-Sama istirahat saja, mungkin Hime-Sama lelah," pinta Rui.

Memang sejak menjadi permaisuri dan mengambil alih tempat Joo Shizue, hari-hari Hime Hyori diwarnai dengan kesibukan mengatur rumah tangga istana. Ia telah melakukan banyak perubahan dengan Istana Langit Barat yang kini tampak lebih hidup. Kolam-kolam yang tadinya kosong sekarang telah terisi ikan koi dan bunga-bunga teratai biru. Bunga-bunga musim semi bermekaran sepanjang waktu. Kupu-kupu berterbangan dengan riang. Istana Barat kini telah menjelma menjadi kahyangan di dunia fana.

Hime Hyori menggeleng, "Aku harus mengawasi latihan Setsuna, ia sudah sampai pada tahap akhir. Aku tidak mau melewatkannya,"

"Tapi Hime-Sama, hamba yakin Setsuna-Sama tidak akan keberatan jika latihannya ditunda sebentar," ujar Rei.

Love of The GoddesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang