Hime Hyori telah membuat altar di Istana Dingin itu lebih cantik. Istana Dingin merupakan balkon dengan koridor yang lebar dan panjang beratapkan awan-awan. Di ujungnya terdapat lukisan besar mendiang Rin dengan meja altar terdapat tulisan namanya. Di meja tersebut juga diletakkan bunga-bunga warna warni yang segar dan harum. Musim semi yang dibawa Hime Hyori ke Istana Barat, telah membuat Istana Dingin itu lebih berseri dari biasanya muram. Kupu-kupu berwarna-warni pun kini tidak segan-segan lagi bermain-main ke sana. Pemandangan yang sesungguhnya pasti akan lebih disukai Rin.
Towa dan Setsuna berjalan bersama mendekati altar ibu mereka. Tapi kali ini bukan untuk memberikan penghormatan, melainkan menemui Hime Hyori yang tengah bersujud dan berdoa di depan altar Rin. Memberikan penghormatan selama Sesshomaru tidak di tempat. Towa dan Setsuna memutuskan sudah saatnya memberitahukan kebenarannya pada Hime Hyori. Sudah enam bulan Sesshomaru tidak pulang ke Istana Langit Barat. Mereka tidak bisa membiarkannya lebih jauh lagi. Hanya Hime Hyori yang mereka anggap mampu untuk menarik Sesshomaru kembali.
"Hime-Sama," Towa memanggil pelan.
Hime Hyori membuka matanya, menyudahi doanya, "Ada apa Towa? Setsuna?"
"Ada sesuatu yang harus kami beritahukan," Towa berkata.
"Nani?" Hime Hyori menoleh pada putri tiri kembarnya.
"Mengenai Chichi-oye," sebut Setsuna
"Apa terjadi sesuatu pada Sesshomaru?"
Towa dan Setsuna bertukar pandang resah.
"Sebenarnya Chichi-oye di desa manusia pesisir barat..." Towa memulai.
"Bertemu dengan Hana yang mirip dengan Rin-San?" Hime Hyori melengkapinya.
Towa dan Setsuna tersentak.
"Hime-Sama sudah mengetahuinya?" tanya Setsuna.
Hime Hyori memejamkan mata, "Ya aku sudah tahu, sejak kepergian ayah kalian, aku telah mengetahuinya,"
"Kalau begitu kenapa Hime-Sama membiarkannya pergi?" tuntut Setsuna.
Hime Hyori akhirnya bangkit berdiri untuk menghadapi si kembar sepenuhnya, "Kau tahu aku tidak pernah bisa menentangnya Setsuna. Lagipula aku sendiri mungkin ingin menguji kepercayaanku, apakah ayah kalian akan kembali dengan sendirinya. Tapi tampaknya, aku belum cukup berarti baginya. Aku akan selalu menjadi yang kedua di hatinya," ungkapnya sedih.
"Hime-Sama..." Setsuna merasa iba.
"Hime-Sama. Sudah saatnya Hime-Sama pergi kesana dan mengajak Chichi-oye pulang," pinta Towa menyemangati.
Hime Hyori menggeleng.
"Hime-Sama ingin menyerah begitu saja?! Setelah bersusah payah dan akhirnya kalian bersama? Tujuh tahun ini apakah tidak ada artinya?" desak Setsuna gemas.
"Hime-Sama, sekali lagi saja, kau harus memperjuangkan Chichi-oye!" seru Towa.
"Towa, Setsuna, kenapa kalian harus begitu keberatan? Jika Hana-San benar reinkarnasi Rin-san, bukankah kalian seharusnya bahagia? Setelah lima puluh tahun, akhirnya kalian bisa berkumpul kembali,"
Setsuna menunjuk altar, "Haha-ue kami disini. Ia telah meninggal lima puluh tahun lalu. Kami sendiri telah melihat Hana. Ya dia memang mirip Haha-ue, segalanya. Tapi kami bisa merasakan dia bukan Haha-ue,"
"Banyak orang mirip di dunia ini, Hana persis Haha-ue tapi dia bukan Haha-ue. Kami tidak bersedia kemunculan Hana merusak kesan bahagia kami akan Haha-ue. Terlebih lagi, merusak keharmonisan Istana Barat selama tujuh tahun ini," Towa ikut menegaskan.
"Lima puluh tahun Chichi-oye tidak seperti hidup. Apa Hime-Sama pikir kami akan membiarkannya terpuruk lagi? Hime-Sama harus melakukan sesuatu," pinta Setsuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love of The Goddes
FanfictionHai! Pipi Tembam cinta setengah mati sama Akang Sesshomaru. Banyak banget inspirasi-inspirasi datang kalau mikirin Sesshomaru ini. Sehubungan dengan Yashahime Season 1 baru tamat, Pipi Tembam upload fanfictionnya juga disini. Sebisa mungkin tidak ou...