Chapter 18

58 4 0
                                    

Ketika Sesshomaru membuka mata, terlihat permaisurinya masih terlelap di sisinya. Mereka masih berada di Istana Langit Selatan karena Istana Langit Barat harus dipugar kembali setelah pertarungan dengan Seiryu. Hijiten dan Moroha mengawasi proses pemugaran Istana Langit Barat sementara si kembar berjaga di Istana Langit Selatan. Sesshomaru dan permaisurinya kini berada di kamar pribadi Hime Hyori, diatas futon putih dan hanya mengenakan kimono dalam. Hime Hyori tidur begitu pulas, bagaimanapun juga ia masih kelelahan setelah melahirkan Hirayoshi dan meminjamkan intisarinya. Sesshomaru merengkuhnya dan menariknya mendekat.

Hime Hyori membuka matanya, cahaya keperakan matahari pagi yang mengintip dari celah pintu shoji menimpa wajahnya, sehingga matanya yang biru cemerlang tampak semakin bersinar, sangat cantik. Hime Hyori memberikan seulas senyum lembut saat melihat mata emas itu memandangnya balik. Ia bergeser semakin dekat dan menempelkan kepalanya pada dada bidang Sesshomaru. Pada saat itu, kimono dalam Sesshomaru tersibak dan Hime Hyori dapat melihat lukanya yang memanjang, hasil pertarungan dengan Seiryu.

"Anata...." Hime Hyori menyentuh luka itu.

Sesshomaru menangkup tangannya, tidak ingin membiarkan Hime Hyori menyalurkan aura penyembuhnya.

"Bekas luka itu tidak akan memengaruhi kekuatanku, tidak perlu menyembuhkannya," Sesshomaru berkata.

"Seiryu dewa tinggi, bekas ini tidak akan bisa pulih sebagaimana dengan luka lainnya,"

"Dia tidak melukai jantungku,"

"Andaikan aku lebih kuat...." mata Hime Hyori berkaca-kaca.

Sesshomaru mendekapnya.

Dua pimpinan Istana Langit Barat sedang terluka. Kini mereka saling berpelukan untuk bersama-sama saling memulihkan.

"Jangan pernah mengeluarkan intisarimu lagi Hyori...." Pinta Sesshomaru.

"Aku tidak mau kehilanganmu Anata..."

"Aku juga tidak mau membuat tambahan altar di Istana Dingin,"

"Sesshomaru..."

"Jangan pernah menggunakan kekuatanmu lagi. Segala yang terjadi di desa manusia dapat ditangani Setsuna dan Towa. Terlebih lagi meminjamkan intisarimu. Sedikit saja Towa terlambat mengembalikannya, kau tidak akan selamat dan Towa juga akan hancur. Ia hanya hanyo, tidak sanggup menahan energimu terlalu lama," ujar Sesshomaru tanpa nada menyalahkan permaisurinya.

"Apakah Towa terluka?" tanya Hime Hyori cemas.

"Dia baik-baik saja,"

"Gomene... Aku telah menyulitkan Towa dan juga Haha-ue...."

Sesshomaru mendekapnya semakin erat, "Tidak ada yang perlu kau lakukan, untuk tetap di sisiku Hyori,"

"Uhm," Hime Hyori mengangguk mematuhi, kemudian ia menyibak kimono Sesshomaru bagian pundak dan menyentuh lambang teratai biru disana, bukti hasil matoinya dengan Sesshomaru. Di bawah teratai itu kini ada tambahan lambang naga biru kecil (soryuha), bukti hasil matoi Sesshomaru dengan putrinya Towa.

"Seandainya aku bisa bermatoi lagi denganmu, Anata," bisik Hime Hyori penuh damba.

Sesshomaru meraih pinggang Hime Hyori, berguling sekali dan menempatkan Hime Hyori dibawah tubuhnya, "Aku punya ide yang lebih bagus dari matoi,"

Mereka pun bercinta.

***

Senja hari para Yashahime berkumpul di halaman belakang Istana Selatan sambil bermain dengan Hirayoshi. Karena Sesshomaru dan Hime Hyori masih memulihkan diri, bayi itu jadi diurus oleh kakak-kakaknya.

Love of The GoddesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang