Chapter 14

15.3K 943 25
                                    

Maaf typo berterbangan...

Prilly's pov

Aku membalikkan tubuhku ke kiri, ke kanan, lalu ke kiri lagi. Aahhh....sudah pukul 12 malam aku belum juga bisa tidur. Apalagi besok aku ada meeting. Aku mencoba membaca buku, namun hasilnya nihil.

"Kenapa sikap Ali tadi seperti itu, kenapa dia seperti tidak mengenalku?" gumamku sendiri. Aku membalikkan lembar buku yang kubaca.

"Apa terjadi sesuatu saat di Jerman?" aku bertanya tak jelas. Aku membaca buku tapi pikiranku tidak fokus kebuku.

Ali, aku rindu kamu. Semoga tidak terjadi apa-apa saat kamu di Jerman. Lama kelamaan kantuk mulai menyerang, aku pun tertidur dengan masih memeluk buku yang ku baca.

The power of love...a force from above...cleaning my soul...( Gabrielle Aplin - The Power Of Love )

Sayup-sayup aku mendengar suara ponselku berbunyi. Ada telefon masuk. Masih dengan mata terpejam aku meraih ponsel yang ada di nakas.

"Siapa sih pagi-pagi telfon..." gumamku. Kemudian aku menekan tombol hijau di layar ponselku.

"Haloo..." sapaku malas.

"Halo, selamat pagi Prilly," sapa balik orang di seberang sana.

"Pagii...ini siapa ya?" tanyaku sambil mengucek mataku.

"Saya Ali, anda tidak lupa kan janji kita hari ini?" Ali?. Ali?. Mati aku lupa hari ini ada janji sama dia. Jam berapa?. Jam berapa iniiii...?

"Halo, Prilly, kau masih di situ?" Oh ya, aku lupa.  Ali.

"I...iya, saya...saya ingat," kataku berbohong.

"Kalau begitu, saya tunggu langsung di lokasi restoran yang akan di bangun, pukul 10, setelah ini saya akan mengirim alamatnya," pukul berapa ini. 8. Aku bisa terlambat kalau jauh tempatnya.

"Iya saya mengerti, saya akan bersiap," kemudian aku diam, duduk bersila di tempat tidur.

Triing...

Suara pesan masuk. Ternyata itu Ali yang mengirim alamatnya. Aku membuka pesan itu.

"Tuh kan tempatnya jauh..." lokasinya sekitar 45 menit dari apartemenku. Itu kalau belum macetnya.

Aku segera berlari ke kamar mandi. Ini adalah mandi tercepat dalam hidupku. Hari ini pakai baju apa. Aku memilih kemeja berwarna babypink dan rok span hitam. Sambil menyisir rambutku, aku membuat roti isi. Aku mengucir kuda rambutku. Sarapan. Semua sudah siap. Aku segera menuju mobil untuk tancap gas ke lokasi untuk restoran Ali.

Ali's pov

Aku menelfon Prilly. Dia terdengar masih baru bangun dari tidurnya. Kemudian aku mengirim pesam lokasi restoranku. Dan sekarang aku di sini. Aku menunggu Prilly datang. Tak lama kulihat mobil putih memasuki lokasi restoranku. Dan ternyata itu Prilly.

Dia cantik sekali. Dengan rambut kuncir kuda, terlihat sangat manis. Sumpah demi apapun, aku seperti mengenal dia sebelumnya.

"Selamat pagi pak Ali," sapanya. Aku masih terdiam.

"Pak Alii..." dia mengibaskan tangannya di depan wajahku. Kemudian aku tersadar.

"Oh...ya, pagi, mari kita masuk," aku mengajak Prilly masuk ke sebuah kantor kecil yang kubuat untuk mengawasi pembangunan restoranku nanti.

Kami duduk, dan Prilly langsung mengeluarkan sebuah buku tebal dan sebuah pensil. Mungkin dia akan langsung mendesain restoranku.

"Oke, sekarang anda mau yang bagaimana, tema untuk restoran pak Ali?" tanyanya.

Expired Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang