Chapter 15

14.5K 923 6
                                    

Haaiii...aku kembaliii....
Author paling menyebalkan yah #ditimpukbolehkok
Ini aku sempetin lanjut,walaupun sedikit gak papa yaaa...
Maaf typo berterbangan

Flasback on

Ali's pov

Pagi ini aku berangkat bekerja lebih siang. Semua tugas sudah kuselesaikan. Namun, ada yang berbeda di rumahku pagi ini. Semua terlihat sibuk, apalagi Alina. Dari pagi dia sudah terlihat rapi.

"Alina, kamu mau kemana pagi- pagi sekali seperti ini?" tanyaku heran. Alina tersenyum. Kemudian, dia duduk untuk sarapan.

"Ada deh kak," jawabnya singkat.

"Kasih tahu nggak, atau kakak nggak beliin sepatu yang kamu inginkan waktu itu," ancamku agar dia memberitahu. Alina mendengus kesal.

"Jangan dong kak, iya ini Alina mau beli perlengkapan sekolah," Jawabnya.

"Sama siapa, mau kakak anter?" tawarku. Gini-gini aku kakak yang baik. Masa adik sendiri nggak diurus.

"Nggak usah kak, Alina sudah ada yang anter," aku mengernyit heran. Tumben dia tidak manja. Dan siapa yang mau mengantar Alina. Apa pacarnya?. Awas kalau Alina udah main pacar-pacaran.

Tok..tok...tok...

Sepagi ini sudah ada tamu. Tidak sopan.

"Ada deh kak, nanti kakak tahu sendiri," balas Alina. Kemudian ia beranjak ke depan untuk membukakan pintu.

" Kalau kakak ingin," ucap Alina menghilang dari ruang makan. Siapa yang dimaksud Alina. Aku tak ingin ambil pusing. Aku meneruskan sarapanku.

Kudengar mungkin tamu itu sudah berada di ruang tamu. Tiba-tiba Alina berlari ke dalam.

"Heh...jangan lari-lari, ada apa sih?" tanyaku. Suka sekalindia berlari di dalam rumah.

" Mau manggil mama," Alina masih berlari ke kamar mamaku. Siapa sih sebenarnya tamu itu. Kenapa terlihat begitu istimewa.

Tak berapa lama, mamaku terlihat keluar dari kamarnya dengan senang. Bahkan dia tidak menyapaku yang sedang di ruang makan.

Sarapanku selesai. Aku melangkah ke ruang tamu untuk melihat siapa tamunya. Dan ternyata tamu itu adalah Prilly. Prilly?. Kenapa dia bisa ada di sini?. Dia juga terlihat akrab dengan mama. Tapi...tunggu. Mama kok nangis?. Prilly juga. Kenapa sih mereka. Aku akan menghampiri mereka, namun langkahku terhenti...

"Kamu tahu Prilly, sekitar 6 bulan lalu Ali berniat pulang ke Indonesia, dia ingin bertemu kamu, Ali sudah mempersiapkan segalanya, dia juga sudah mempersiapkan hadiah untuk kamu," 6 bulan yang lalu aku memang masih di Jerman. Tapi, apa maksud mama aku pulang ingin menemui Prilly?.
"Ali kecelakaan, mobilnya tertabrak truk, dan terguling beberapa kali, Ali dilarikan ke rumah sakit di Jerman, setelah itu selama satu bulan dia koma," lanjut mamaku. Aku mulai merasa sakit dikepalaku mendengar ucapan mamaku.
"Koma tante, lalu siapa yang selama ini, yang mengirim pesan untuk Prilly, mengirim email untuk Prilly, waktu itu Prilly masih berhubungan dengan Ali," sekelebat kejadian terlintas diotakku dan itu membuat kepalaku semakin sakit. Sampai- sampai aku harus bersandar ditembok.
"Ali, masih sangat sayang sama kamu Prilly, Ali selalu bertanya kapan ia bisa pulang untuk bertemu dengan kamu sayang...sampai suatu ketika papanya memberikan hadiah untuk pulang bertemu kamu, sampai..." sayang?...sayang sama Prilly, apa maksud mama. Aku tidak kuat lagi. Aku ingin pergi dari sini. Namun, aku kehilangan keseimbangan, tanganku menyenggol guci di meja dekatku berdiri.

Praangg...

Aku ikut terjatuh. Dan sialnya, aku merasakan perih di tangan kiriku. Mungkin tanganku juga terkena pecahan guci itu.

"Aargh..." sekarang kepalaku berputar. Kepalaku teramat sakit dan ditambah lagi luka ditanganku. Pengelihatanku mulai kabur. Semuanya terlihat samar. Dan semua menjadi gelap.
Flasback off

***

Prilly's pov

Aku sekarang berada di rumah sakit. Aku sangat khawatir melihat Ali sudah terbaring dilantai dengan tangan berdarah. Apa tadi Ali mendengar obrolanku dengan tante Eci, kemudian dia ingat semuanya?

Tiba-tiba dokter keluar.

"Bagaiman dok keadaan anak saya?" tanya tante Eci khawatir.

"Pasien mengalami guncangan pada otaknya karena saraf pada otak dipaksa mengingat hal yang mungkin baru dimemorinya," jelas dokter yang menangani Ali.

"Dan untuk luka ditangannya tidak terlalu parah, anda bisa menjeguknya sekarang, tapi disarankan jangan terlalu dipaksakan untuk mengingat sesuatu yang terlalu berat," aku ingin segera menemui Ali. Tapi, kalau nanti Ali bertanya kenapa aku di sini bagaimana?

"Terima kasih dok," ucapku. Dokter itu kemudian pergi dari ruangan Ali. Tante Eci, Alina dan aku segera masuk untuk menemui Ali.

Di dalam aku melihat Ali terbaring di brankar. Aku ragu untuk mendekat. Aku takut jika Ali bangun dia aku ingat sesuatu dan akan sakit kembali.

"Prilly, ayo kesini jangan jauh-jauh," tante Eci menyuruhku mendekat. Mungkin tante tahu gelagatku dari tadi.

Perlahan Ali membuka mata. Dia terlihat meringis kesakitan. Aku sedikit menjauh. Berharap tante Eci bisa sedikit menutupiku.

"Sayang kamu sudah sadar?" tante Eci bertanya dan dijawab dengan anggukan dengan Ali.

"Ma, Ali dimana?" tanya Ali lirih.

"Kamu di rumah sakit, kamu tadi jatuh terus tanganmu kena pecahan guci," jawab tante.

"Kamu tadi ngapain sih,kok bisa jatuh?" tanya tante cemas.

”Nggak tahu ma, tadi kepala Ali tiba-tiba sakit," Ali memegang kepala dengan tangan kanannya.

"Ya udah, mama urus administrasi dulu, kamu dijagain sama Prilly , Prilly kami jagain Ali ya," mati aku. Aku harus disini berdua sama Ali. Aku juga tidak enak menolak permintaan tante Eci.

"Iya tante," jawabku singkat. Kemudian, tante berjalan keluar. Dan disinilah aku. Aku hanya berdiri diam. Tidak tahu harus melakukan apa.

"Prilly..." panggil Ali lirih. Aku berjalan mendekat.

"Ya, anda mau apa?" tanyaku.

"Tidak usah seformal itu, ini di luar kantor," katanya. Berarti Ali belum ingat padaku.

"Oke, kamu mau aku ambilkan apa?" ulangku.

"Aku haus," jawabnya singkat. Kenapa tidak dari tadi. Kenapa harus menceramahiku dulu. Aku segera mengambil segelas air minum dan membantu Ali meminumnya.

Ali sedikit kesusahan untuk bersandar, aku berusaha membantunya, memegang punggungnya dan memberikan muninumannya.

"Terima kasih," katanya singkat.

"Sama-sama," balasku. Aku duduk di kursi samping brankar Ali. Kami sama-sama tenggelam diam. Tidak tahu harus berbicara apa. Sampai kemudian...

"Prilly, kamu kok bisa disini?" tanya Ali tiba-tiba.

Aku sudah denger semua berita di wattpad. Aku berharap jika ada salah dalam ceritaku, para readers bisa memberitahu dimana letak kesalahan itu, okee.
Segitu dulu yah...aku mau cuss ke tugas lagi. Lanjutnya belum tau kapan lagi...
Jangan lupa VOTE and COMMENT

Hugkiss

Expired Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang