Chapter 20

15.3K 816 5
                                    

Maaf kalo typo
Maaf menunggu lama...

"Sudahlah, aku tanyakan saja," Akhirnya Ali beranjak ke kamar Prilly dan menanyakan yang selama ini mengganjal di benak Ali. Ali hanya ingin kebenaran tentang masa lalunya dulu.
--------------------------------------------------------

Prilly pov
Aku memasang earphone pada telingaku. Memutar musik kesukaanku yaitu milik Coldplay. Aku sedang mengerjakan desain restoran milik Ali yang dimintanya kemarin. Sesuai deadline lusa harus sudah selesai. Aku sudah melewatkan satu hari karena harus menjaga Ali. Jika terlambat pasti Pak Ronald atasanku akan memarahiku.
Jari-jariku masih terasa perih karena terkena sup panas tadi pagi. Tapi aku harus tetap menyelesaikan tugasku ini. Semua ini gara-gara Ali, suka sekali dia mengagetkanku. Dan insiden suap-suapan tadi membuatku sedikit berbunga-bunga. Sudah lama aku merindukan...
"Prilly..." seseorang menepuk bahuku.
"Aaargh...,Ali kau itu selalu mengagetkanku," seruku kesal. Aku melepas earphone yang terpasang ditelingaku.
"Kalau mau masuk ketuk pintu dulu, apa di Jerman kau selalu seperti ini, masuk tan..."
"Aku sudah mengetuk pintu ratusan kali, dan aku lihat pintunya tidak terkunci, aku langsung saja masuk, ternyata telingamu kau sumpal dengan earphone itu," selanya dan menjelaskan panjang lebar. Earphone, oh iya aku sedari tadi memakai benda itu di telingaku.
"Maaf, aku lupa," aku kembali fokus ke desainku. Selalu ada gangguan ketika deadline sudah dekat.
"Kau sedang mengerjakan apa?" tanya Ali. Ia duduk di sofa yang menghadap jendela.
"Desainmu, aku sedang mengerjakan desain restoranmu," aku menjawab sambil tetap mendesain.
"Benarkah?, aku boleh melihatnya," Ali berdiri dari sofa itu dan berjalan ke arahku.
"Stop, jangan mendekat," aku segera mendekap sketchbook-ku. Namun, Ali tetap berjalan ke arahku.
"Jangan mendekat, kau tidak boleh melihatnya sebelum aku menyelesaikannya dan memberikan kepada atasanku," aku terpaksa berdiri dan menjauh dari Ali. Alhasil, aku dan Ali main kejar-kejaran di kamarku.
"Itu sama saja, nanti aku juga akan melihatnya," Ali mengejarku tanpa lelah, dan sebaliknya aku sekarang kelelahan. Sepertinya aku akan benar-benar terlambat memberikan desainku kepada atasanku nanti.
"Berhenti mengejarku Ali, aku akan ter....Aaa..."
Brukk...
"Sakiiit..." aku jatuh tengkurap karena tersandung karpet sialan itu.
"Kau tidak apa-apa, ada yang sakit?" Ali membantuku berdiri dan memapahku duduk di pinggir tempat tidurku.
"Ini semua gara-gara kau tahu, kalau kau tidak mengejarku aku tidak akan terjatuh," aku mendengus kesal sambil meringis menahan sakit di keningku.
"Maafkan aku, aku tidak seharusnya memaksamu," Ali memijat keningku perlahan. Aku rasa keningku akan benjol besok dan teman kantorku pasti akan mengejekku.
"Sebenarnya kau mau apa kesini tadi?!" seruku. Aku beranjak meletakkan sketchbook-ku di meja kerjaku.
"Oh iya aku hampir lupa tujuanku kemari," Ali menepuk dahinya pelan. Dasar pengganggu. Dia kesini hanya mau mengganggu pekerjaanku saja sampai dia lupa tujuan kemari.
"Begini, aku hanya mau bertanya, sudah berapa lama kau mengenal mamaku?" tanyanya. 2 tahun pendekatan, 3 tahun kita pacaran, kemudian 4 tahun kita berpisah. Aku hafal betul sudah berapa lama keluargaku dan keluarga Ali saling mengenal. Tapi tidak, aku tidak akan menjawab yang sebenarnya.
"Cukup lama," jawabku singkat sambil membereskan meja kerjaku.
"Sudah lama itu berapa lama, berbulan-bulan atau bertahun-tahun?, jangan membuatku penasaran," seru Ali penasaran. Kenapa sih Ali tiba-tiba menanyakan tentang itu.
"Memangnya kenapa?, kau ingin tahu sekali," ucapku heran. Ali mendengus kesal.
"Semalam aku bermimpi, aku mengejar seorang wanita, sepertinya aku menyakitinya, dia menangis diperlukannya," Ali menjelaskan tentang mimpinya dengan raut muka bersalah.
"Lalu, siapa wanita itu?" tanyaku menanggapinya. Walaupun aku tidak peduli, tapi hati kecilku terasa sakit mendengar cerita Ali yang bermimpi tentang wanita lain.
"Aku tidak terlalu jelas melihatnya, tapi...dia mirip sekali denganmu," ucapan Ali membuatku menegang seketika. Apa dia mulai bermimpi tentang masa lalunya. Apa mimpi itu cara Ali untuk ingat semuanya kembali. Itu tidak mungkin.
"Aku?, kenapa bisa?" aku berusaha bersikap biasa.
"Entahlah, sebab itu aku menanyakanmu sudah berapa lama kau mengenal mama," aku tetap konsentrasi kepada pekerjaanku untuk menyembunyikan kegugupanku.
"Kulihat mama sangat menyayangimu, Alina juga," kapan sih Ali akan keluar dari kamar ini. Semua akan terbongkar dan Ali akan kehilangan ingatan selamanya.
"Prilly!, kau mendengarkanku atau tidak?!" tiba-tiba Ali berteriak.
"Iya iya aku dengar, aku bilang aku sudah lama kenal sama tante Eci," aku gantian berteriak. seenaknya saja di berteriak di depanku.
"Sekarang kau keluar dari kamarkuuu..." aku menarik Ali dan mendorongnya keluar.
"Tapi aku belum selesai bicara, hei Prilly..."
Braakk....
Aku segera menutup pintu kamarku. Tarik nafas. Alii....kau menyebalkan karena sudah melupakankuuuu.....

Ali pov
Aku heran dengan sikap Prilly. Dia seperti menyembunyikan sesuatu. Tapi apa?. Satu lagi,kenapa mama dan papa tidak memberi kabar. Apa dia sudah tidak ingat lagi kepada anak laki-lakinya ini.
Aku malas sekali berada di rumah. Sepi. Walaupun ada Prilly, tapi dia hanya berdiam diri di kamarnya.

Keesokan harinya, aku bersiap untuk berangkat ke kantor. Aku sudah benar-benar bosan. Aku turun untuk sarapan. Sampai di ruang makan aku melihat Prilly sudah duduk cantik di sana. Tunggu. Apa? Cantik?. Mau diapakan lagi, Prilly memang cantik.
Aku duduk di depannya dan mulai mengambil roti untuk sarapan.
"Hari ini kau masuk?" tanya Prilly saat aku mengoleskan selai coklat dirotiku.
"Seperti yang kau lihat, pagi-pagi seperi ini aku sudah berpakaian rapi untuk apa kalau bukan untuk ke kantor," jawabku dingin. Dingin atau ketus itu memang sudah melekat pada diriku.
"Biasa saja menjawabnya, aku tahu pagi ini memang dingin, tapi tidak usah dengan ucapanmu," ucap Prilly sambil meraih tasnya dan beranjak dari ruang makan.
Kenapa jadi dia yang marah. Seharusnya aku yang marah karena kejadian kemarin. Dasar mau menang sendiri. Apakah wanita sekarang seperti itu?

Maaf akhir-akhir ini update lama, bulan maret penuh tugas, dari tugas sekolah,lomba shortmovie,editing,seleksi cipta puisi FLS2N, dan hari ini yg terakhir kirim puisi di salah satu universitas #curhatdikit (´∀')(´∀')
Dan hari kamis udah UTS #hhuuuuaaa
Udah nangisnya???
Pokoknya selamat membaca aja ya...
Keep read and vomment...

Hugkiss
❤❤❤❤❤

Expired Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang