Chapter 32 pre-end

13.3K 798 23
                                    

Readers tercintah...
Siapa yang sudah menikmati libur panjaaaang??
Liburan mending baca cerita wattpad aja, apalagi cerita ini..hehe
Mau ending ini, akhirnya huuft..
Dan akan ganti dengan cerita yang baruu...

Enjoy the story...
Sorry typo :)

------------------------------------------------
"Saat kau bangun aku janji....kita akan bersatu, kau menjadi istriku..."
------------------------------------------------
Normal pov

Ali sedang bersandar di brankar rumah sakit menatap keluar jendela. Memikirkan nasibnya saat ini dengan Prilly. Kecelakaan, hilang, bertemu, bersatu, kecelakaan, dan...hampa. Mengapa takdir begitu kejam kepada mereka.
Tok...tok...tok...
Pintu kamar Ali terketuk, menandakan ada orang yang ingin berkunjung.
"Masuk," ucap Ali. Ali masih menatap jendela, enggan untuk melihat tamu yang datang.
"Aliii..." tamu itu langsung memeluk Ali. Ali terkejut setengah mati karena tiba-tiba seorang wanita memeluknya.
"Ya ampun Ali...aku kangen," ucap wanita itu. Ali berusaha melepas pelukan wanita itu. Setelah terlepas untuk kedua kalinya Ali terkejut dengan tamu yang datang.
"Becca?" Ali tidak percaya kalau Becca...ekhm...mantan kekasih gelapnya, datang lagi kehidupannya.
"Kau...kenapa bisa ada di sini?" tanya Ali tidak percaya. Becca meletakkan keranjang buah yang dia bawa, lalu duduk di kursi samping ranjang Ali.
"Aku tahu dari berita, " ucap Becca. Ali mengernyitkan dahinya.
"Berita? Bagaimana bisa?" tanya Ali lagi. 'Bukankah hubungan dia dengan Prilly kurang baik?' batin Ali.
"Kau tahu berita tentang kecelakaanmu dan Prilly sudah tersebar luas, secara kau itu adalah orang yang cukup terkenal," jelas Becca. Ali masih bingun dengan penjelasan Becca.
Tiba-tiba pintu kamar Ali terbuka, ternyata itu mama Ali.
"Oh...ada tamu ternyata," ucap mama Ali yang membawa bungkus makanan ditangannya. Becca langsung berdiri dan memberi salam kepada mama Ali.
"Siang tante, saya Becca, teman Ali dan Prilly," Becca menjabat tangan mama Ali.
"Kok Ali tidak pernah cerita kalau punya teman secantik ini," puji mama Ali.
"Ah tante bisa saja, saya kebetulan tinggal di Sidney tante, jadi jarang bertemu," jelas Becca. Becca duduk di sofa bersama mama Ali, mengobrol entah apa Ali tidak tahu. Ali menghela nafas pelan. Tiba-tiba, dia seperti rindu dengan Prilly.
"Ma, Ali mau ke kamar Prilly," ucap Ali. Dia berusaha turun dari ranjangnya. Dengan sigap Becca langsung berdiri untuk membantu Ali.
"Biar aku antar, aku juga kangen dengan Prilly," ucap Becca sedih. Dia membantu Ali duduk di kursi rodanya.

Mereka berjalan menuju kamar inap Prilly. Becca merasakan kesedihan Ali. Ali dan Becca sudah sampai di ruang inap Prilly. Namun, sepertinya ada orang di dalam. Becca membuka pintu dan membantu Ali masuk.
"Calvin," panggil Ali. Calvin menoleh ke arah Ali dan wanita yang bersamanya.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Ali mendekat ke sisi kanan ranjang Prilly, sedangkan Calvin duduk di sisi kiri Prilly.
"Masih sama," jawab Calvin singkat. Ali dan Calvin memutuskan mengesampingkan urusan hati mereka. Sekarang mereka hanya fokus untuk kesembuhan Prilly.
"Aku pergi dulu, ada urusan yang harus aku kerjakan," Calvin berdiri dari duduknya. Ali mengangguk.
"Cepat sembuh untukmu, tapi ingat, persaingan kita tetap berjalan," ucap Calvin kepada Ali. Ali tersenyum kecil.
"Aku ingat dan tidak akan menyerah," balas Ali. Calvin terkekeh pelan. Sebelum Calvin keluar, dia sempat melirik wanita yang datang bersama Ali. Setelah itu Calvin berlalu keluar dari ruang inap Prilly.
Ali berusaha untuk berdiri dari kursi roda. Dia berpegangan erat ke lengan kursi roda itu, namun Ali kembali terduduk. Becca yang melihat ingin membantu Ali. Namun, Ali mencegahnya.
"Tidak perlu, aku bisa," ucap Ali kembali berusaha untuk berdiri. Dan berhasil. Ali berdiri dengan berpegangan sisi ranjang Prilly. Kemudian Ali mendekatkan wajahnya ke wajah Prilly. Ali mengecup kening Prilly lama.
"Hai sayang, kau belum ingin bangun?" tanya Ali lirih. Dia masih membungkuk, dekat ke Prilly.
"Hai Prilly, aku terbang kemari untuk menengokmu," ucap Becca. Ali menoleh menatap Becca, kemudian berbisik lagi dengan Prilly.
"Sahabat lamamu datang, kau tidak ingin menyapanya?" tanya Ali. Dan Ali sangat tahu kalau dia tidak akan mendapat jawaban. Ali mengelus pelan puncak kepala Prilly. Lalu dia duduk kembali di kursi rodanya.
"Aku sangat sedih dan khawatir saat mendengar berita mobil yang kalian tumpangin kecelakaan," ucap Becca. Dia duduk di samping ranjang Prilly. Mengelus pelan tangan Prilly.
"Kenapa mobil kalian bisa terbalik?" tanya Becca. Ali menghela nafas pelan sambil menggenggam tangan Prilly.
"Mobil kami tertabrak truk, kejadian sangat cepat," jawab Ali.
"Bagaimana bisa?" tanya Becca lagi.
Ali menggeleng pelan. Ali sebenarnya juga masih bingung karena dia ingat waktu itu jalanan lumayan sepi. Namun tiba-tiba datang sebuah truk besar.
"Aku tidak tahu, tiba-tiba saja truk itu menabrak mobil kami," jawab Ali. Becca menatap Prilly sedih. Dia tidak menyangka Prilly koma selama ini. Setelah, perpisahan mereka.

Expired Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang