Maaf typo berserakan
Author pov
Pukul 7 Prilly sudah siap untuk makan malam dengan Ali. Prilly terlihat senang, tetapi jantungnya berdebar karena penasaran apa yang akan Ali bicara. Katanya dia mau pergi. Tak lama kemudian, Ali sampai di rumah Prilly. Tak perlu mengetuk pintu lagi karena Prilly sudah siap di teras rumahnya.
"Hai," sapa Ali singkat. Ali terlihat tampan hari ini. Bukan hari ini saja, Ali terlihat tampan setiap harinya.
"Hai juga," balas Prilly singkat.
"Kamu cantik banget malam ini," puji Ali. Prilly tersipu malu karena pujian Ali.
"Udah siap?" tanya Ali. Prilly menggangguk pelan.
"Ya udah ayo," Ali dan Prilly berjalan menuju mobil. Seperti biasa Ali membukakan pintu untuk Prilly.
1 jam kemudian, mereka sudah sampai di tempat tujuan. Tapi Prilly heran kenapa tempat itu begitu gelap.
"Li, kok tempatnya gelap sih, remang-remang gini, kamu nggak ngapa-ngapain aku kan?" tanya Prilly khawatir.
"Ya nggak lah, aku masih waras lagi, udah kamu nurut aja," jawab Ali. Kemudian Ali mengeluarkan kain penutup mata untuk Prilly.
"Kamu pake ini dulu," ucap Ali.
"Nanti kalo ditutup aku nggak bisa lihat dong, kalo jatuh gimana..." Prilly semakin penasaran dan cemas, apa yang akan dilakukan Ali untuk dirinya.
"Nanti aku pegangin biar nggak jatuh,"
Akhirnya Ali memakaikan penutup mata itu di mata Prilly. Kemudian Ali menuntun Prilly perlahan.
Tangan Prilly memegang kuat lengan Ali. Dengan perlahan mereka berjalan ke tempat dinner yang dipersiapkan Ali.
"Kita sampai..." seru Ali.
"Aku buka, tapi kamu jangan buka mata dulu, aku hitung sampai 5 dulu oke," ujar Ali.
"Iya cepet bukanya," Prilly benar-benar sudah tidak sabar. Perlahan Ali melepas penutup mata Prilly.
"Aku hitung 1...2...3...4...5," Perlahan Prilly membuka matanya. Prilly sangat terkejut dengan apa yang ada di depannya. Terlihat 1 meja dinner dengan lilin di atasnya. Terdapat lampion berbentuk love yang bergantung di sekeliling tempat itu. Dan seorang pemain biola sedang menggesek biolanya mengalunkan lagu yang sangat indah. Air mata Prilly menetes karena terharu.
"Indah banget Li..." puji Prilly. Ali tersenyum dan mengusap air mata Prilly.
"Hei kok nangis..." ucap Ali. Ali menangkup pipi Prilly dan mengusapnya.
"Aku nggak nyangka kamu bisa buat kaya gini," Prilly langsung memeluk Ali erat. Ali membalas pelukan Prilly. Ali sangat rindu pelukan Prilly seperti ini, begitupun sebaliknya. Kemudian Ali dan Prilly duduk menikmati hidangan yang sudah di siapkan Ali.
"Ali, ngomong-ngomong kamu mau pergi kemana?" Prilly memecah keheningan.
"Nanti aku kasih tau, sekarang kita makan dulu," balas Ali. Sebenarnya Prilly sudah sangat penasaran sejak tadi bahkan sejak kemarin malam saat Ali mengajaknya dinner.
10 menit kemudian mereka sudah selesai makan. Kemudian Ali berdiri, menarik Prilly untuk menatap langit penuh bintang bersama. Ali memeluk Prilly dari belakang. Prilly terlihat antara senang dan risih atas perlakuan Ali.
"Ali..." Prilly berusaha melepas pelukan Ali, namun Ali semakin mengeratkan pelukkannya.
"Sebentar saja prill, itung-itung ini sebagai pelukan terakhir sebelum aku pergi," ucap Ali. Seketika Prilly merasa takut tentang ucapan Ali.
"Kamu ngomong apa sih...mau pergi kemana, jangan bikin aku takut," ucap Prilly yang sudah menangis.
Ali membalikkan tubuh Prilly agar menghadapnya. Ali mengusap air mata Prilly, lagi. Lalu Ali mencium kening Prilly.
"Aku sayang sama kamu prill, sayang banget..." Ali menempelkan keningnya dengan kening Prilly. Prilly hanya diam. Air matanya kembali mengalir.
"Kamu...mau pergi kemana...?" tanya Prilly terisak dalam tangis.
"Aku mau pergi ke jerman, nerusin perusahaan papa di sana," jawab Ali. Ali memegang tangan Prilly erat. Memberikan kekuatan.
"Be...berapa lama?" tanya Prilly lagi. Prilly hanya menunduk sambil menahan tangisannya.
"Sekitar 3-5 tahun," Seketika Prilly memeluk Ali erat. Prilly menangis. Egonya sudah hilang entah kemana. Mungkin sudah terkalahkan oleh cinta dan rasa sayang kepada Ali. Ali juga menangis. Ali sebenarnya juga tidak tega meninggalkan Prilly, walaupun mereka sudah putus, tapi apa boleh buat.
"Hei...hei...kok kamu peluk-peluk terus..." canda Ali disela suasana sedih seperti ini. Prilly memukul bahu Ali.
"Ali...rese udah tau aku lagi sedih," ucap Prilly. Ali tertawa pelan.
"Sedih?, emangnya sedih kenapa?" tanya Ali. Prilly memukul bahu Ali lebih keras karena Ali terus menggodanya.
"Karena kamu mau pergi, emangnya nggak bisa kamu urusin perusahaan papa kamu yang di Indonesia?" tanya Prilly. Prilly sudah menghilangkan rasa egonya.
"Nggak bisa, perusahaan di sini udah di urusin kak Alif," jawab Ali. Memang perusahaan papa Ali yang di Indonesia sudah di tangani oleh kakaknya.
Prilly kembali menunduk.
"Emangnya kamu udah maafin aku?" tanya Ali hati-hati. Prilly menatap Ali dalam dan tersenyum.
"Aku maafin kamu, tapi aku belum yakin lagi sama perasaan kamu," jawab Prilly.
"Asal kamu tau prill, aku akan tetap sayang dan cinta sama kamu, maaf kemarin aku nyakitin kamu, aku janji itu adalah kesalahan yang pertama dan terakhir yang aku buat," jelas Ali meyakinkan.
Prilly menatap tepat di manik mata elang Ali. Mencari sebuah kebohongan, namun yang ia dapat adalah sebuah ketulusan dari sana.
"Tapi aku rasa kita...sahabatan dulu, dengan aku di jerman dan kamu di Indonesia, kita tetap haris komunikasi dan jangan sampai lost contact," jelas Ali. Ali sudah memikirkan ucapannya. Lebih baik dia dan Prilly bersahabat dulu. Menyelesaikan kuliah dan meraih cita-cita masing-masing.
"Oke, sahabat," Prilly mengacungkan jari kelingkingnya dan Ali menautkan jari kelingkingnya dengan Prilly sebagai tanda persahabatan. Mereka tersenyum satu sama lain.
Prilly juga berpikir seperti itu. Lebih baik mereka bersahabat dulu. Tetapi, rasa cinta diantara mereka akan selalu melebihi persahabatan. Mereka akan selalu menjaga hati untuk satu sama lain, walaupun jarak memisahkan mereka.
Maaf update lama, absurd, kurang ngefeel, dan kekurangan yang lain...
Jangan lupa baca 2 story ku yang lain OKE...
Dan...di tunggu VotMent nyaa.....Luvluv from me ❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Expired Love?
RomansaSeseorang yang telah menjalin hubungan yang lama mungkin sedikit merasa bosan. Namun, apakah akan seperti sebuah produk yang mempunyai tanggal kadaluarsa? Di sisi lain, cinta sejati itu juga ada. Mencintai dengan ketulusan, kasih sayang, dan tanpa n...