Maaf ya...padahal ini chapter udah aku publish beberapa hari yang lalu,tapi nggak tau kenapa nggak bisa ke baca...mudah"an sekarang bisa ke baca...
Hari beranjak sore, setelah jalan-jalan, main, foto, akhirnya kita makan untuk mengisi perut yang sudah keroncongan. Ali memilih tidak makan di mall, tapi ke sebuah cafe yang menjual berbagai waffle. Cafe yang...sering aku dan Ali datangi dulu. Kenapa ke sini sih?
"Pelayan, " panggil Ali ke seorang pelayan wanita.
"Alina mau waffle yang ada stroberinya, " ucap Alina saat ditanya oleh Ali.
"Kita pesan 1 Nutella and Fruit Liege Waffle, 1 S'mores liege waffle dan... " Ali sengaja berhenti sejenak dan menatapku. Mungkin dia mau bertanya apa yang akan aku pesan. Saat aku mau menjawab...
"Dan 1 S'moreo with Chocolate Drizzle, " sela Ali saat aku akan menjawab. Dia masih ingat makanan kesukaanku.
"Minumannya mas? " tanya pelayan wanita itu.
"3 milkshake chocolate, " jawab Ali. Kemudian pelayan itu menulis pesanan kita.
"Aku masih sangat ingat makanan kesukaan kamu, " bisik Ali saat pelayan itu pergi. Aku mengacuhkan bisikan Ali.
"I love you Prilly, " bisik Ali lagi yang membuat jantungku berdetak kencang. Aku menoleh menatap Ali. Aku berusaha mencari kebohongan di mata Ali, namun nihil. Aku hanya mendapatkan sebuah ketulusan di sana. Dan, tatapan Ali begitu sendu. Sebuah tatapan yang sangat aku rindukan.
Author pov
Beberapa menit menunggu, akhirnya pesanan mereka datang. Mereka segera menyantap waffle yang sudah dipesan. Saat sedang asyik menyantap waffle tidak sengaja sudut bibir Prilly terkena coklat yang ada di wafflenya. Ali yang mengetahuinya segera mengulurkan tangannya untuk membersihkan sudut bibir Prilly yang terkena coklat. Prilly terkesiap karena tindakan Ali.
"Maaf ada coklat di bibir kamu," ucap Ali karen ia sadar Prilly yang terkejut atas tindakannya. Prilly hanya memandang Ali heran. 'Apakah kamu beneran udah sadar li atas kesalahan kamu' batin Prilly yang menatap Ali dalam.
"Ekhm...udah puas liat akunya?" tanya Ali yang melihat Prilly menatapnya.
"Apa sih, siapa yang lihatin kamu," ketus Prilly. Ali tersenyum geli melihat Prilly yang salah tingkah.
"Iya deh percaya, kamu lihatin aku," goda Ali.
"Ih apaan sih..." ucap Prilly sambil memukul lengan Ali.
"Aw...aw...Alina tolong kakak," Ali menahan teriakannya karena orang sekitar sudah mulai memperhatikan mereka.
"Kak illy jangan pukulin kak Ali..." ucap Alina melerai mereka. Prilly akhirnya menyudahi pemukulannya terhadap Ali. Ia baru ingat ada Alina di sampingnya.
"Kamu semenjak putus sama aku yang sepihak itu jadi brutal ya," ejek Ali.
"Kamu diem atau aku pukulin lagi kamu," ancam Prilly. Ali menatap takut Prilly. Bisa-bisa tubuhnya lebam karena pukulan Prilly.
***
Ali pov
Pukul 8 malam kita baru pulang dari jalan-jalan. Ini akibat Alina yang merengek minta bermain di pasar malam. Dan sekarang Alina sedang tertidur di pangkuan Prilly. Menurut aku Prilly sosok istri dan ibu yang baik. Ia pintar memasak dan sayang banget sama anak kecil.
Mobil sudah terparkir di halaman rumah. Aku segera turun untuk membantu Prilly.
"Sini Alinanya biar aku yang gendong," aku meminta Alina dari pangkuan Prilly. Prilly hanya tersenyum menanggapinya. Prilly membukakan pintu dan terlihat mama papa sedang bersantai di ruang keluarga.
"Aduh...jam segini baru pulang, kemana aja tadi? " tanya mama.
"Tadi Alina minta main di pasar malam dulu tante,akhirnya dia kecapean," jelas Prilly. Mama mengangguk mengerti. Mama tiba-tiba menatap kami bertiga dengan tatapan menyelidik.
"Kalo dilihat-lihat kalian itu kaya keluarga kecil bahagia, ya kan pah," celetuk mama. Papa hanya mengangguk dan tersenyum.
"Apaan sih ma, udah Ali mau anter Alina ke kamarnya, berat ini..." aku kemudian pergi ke kamar Alina diikuti Prilly di belakangku.
Setelah meletakkan mainan di kamar Alina, Prilly kemudian pamit untuk pulang.
"Li, aku pulang dulu ya," ucap Prilly sambil berbalik keluar dari kamar Alina.
"Tunggu prill, kamu mau aku anterin?" aku menawari Prilly untuk mengantarkan pulang.
"Gak usah, aku kan bawa mobil," jawabnya menolak. Aku menghela nafas berat.
"Ya udah kamu hati-hati ya," ucapku sambil mengusap kepala Prilly. Prilly terlihat terkejut atas kelakuanku.
"Maaf," aku meminta maaf kepada Prilly dan ia hanya tersenyum menanggapinya.
"Ya udah aku pulang dulu,bye..." pamit Prilly.
"Bye..." aku keluar dari kamar Alina menuju kamarku untuk beristirahat. Hari ini adalah hari yang bahagia menurutku. Bukan kencan atau apa, tapi jalan-jalan bersama Prilly hari ini membuat hatiku sedikit terobati akan kerinduan terhadap Prilly. Dan semoga hari ini akan terulang lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Expired Love?
RomanceSeseorang yang telah menjalin hubungan yang lama mungkin sedikit merasa bosan. Namun, apakah akan seperti sebuah produk yang mempunyai tanggal kadaluarsa? Di sisi lain, cinta sejati itu juga ada. Mencintai dengan ketulusan, kasih sayang, dan tanpa n...