Chapter 16

15.2K 877 8
                                    

Terima kasih sudah mau nunggu cerita ini #kaloada :)
Maaf typo berterbangan

*******************************************

"Terima kasih," katanya singkat.
"Sama-sama," balasku. Aki duduk di kursi samping brankar Ali. Kami sama-sama tenggelam diam. Tidak tahu harus berbicara apa. Sampai kemudian...
"Prilly, kamu kok bisa disini?" tanya Ali tiba-tiba.

***

Ali's pov

Aku lupa apa yang terjadi denganku tadi. Aku cuma ingat kalau aku merasakan sakit dikepalaku dan perih ditangan kiriku. Dan sekarang aku melihat Prilly ada di sini. Kenapa dia bisa ada di sini?

"Prilly, kamu kok bisa disini?" tanyaku bingung. Prilly terlihat gugup saat aku selesai bertanya.

"A...aku tadi, ada...." aku terus menunggu dia menyelesaikan ucapannya.

"Tadi...aku..."

"Tadi katanya ada saudara Prilly yang sakit di sini, ya kan?" sela mamaku tiba-tiba. Tapi yang aku heran, mama kok bisa kenal sih sama Prilly?

"Iya, ada saudara aku yang sakit di sini," jawab Prilly. Aku hanya ber-oh ria saja.

"Ya udah tante Prilly pulang dulu, ada pekerjaan yang harus Prilly selesaikan," Prilly berpamitan untuk pulang kepada mama.

"Iya, hati-hati sayang," mamaku terlihat seperti dengan anaknya sendiri.

"Ali, cepat sembuh ya," ucapnya singkat. Aku mengangguk. Prilly beranjak dari tempatnya. Kemudian keluar dari ruangan ini. Sebenarnya aku berharap dia ada di sini, tidak pulang. Ah...Ali. Dia itu hanya rekan kerjamu, kenapa kau ingin berharap lebih.

***

Normal pov

'Dia belum ingat' batin Prilly. Prilly berjalan gontai keluar dari rumah sakit. Prilly berharap, sesudah Ali sadar, dia akan ingat semuanya. Tapi, tidak apa-apa. Prilly sudah sangat bersyukur Ali tidak mengalami hal yang lebih buruk.

Malam hari, Prilly ingin sekali menjenguk Ali lagi. Bahkan dia ingin terus di sampingnya, kalau bisa. Namun, Prilly mengurungkan niatnya. Nanti Ali malah bertanya macam-macam lagi.

(The power of love...a force from above...cleaning my soul... )

Ponsel Prilly berbunyi. Tertera nama "tante Eci" di layar ponselnya.

"Halo, ada apa tante?" tanya Prilly cemas. Ia takut terjadi sesuatu dengan Ali.

"Maaf ya sayang, tante ganggu ya?" tanya tante Eci balik.

"Nggak kok tan, Ali baik-baik saja kan tante?" sedari tadi mereka hanya bertanya.

"Baik kok, begini besok tante ada acara di luar kota sama om dan Alina, kamu bisa jagain Ali?" Prilly diam.

"Hanya sampai Ali sembuh kok," tambah tante Eci.

"Ya tante, Prilly jagain," jawab Prilly.

"Dan kamu harus tinggal di rumah ya," ucap tante Eci senang.

"Apa?, maksudnya tinggal di rumah..."

"Tante, kamu tinggal di rumah sama Ali," sela tante Eci cepat.

"Tapi tante, aduh...masa Ali sama Prilly tinggal berdua," keluh Prilly.

"Ya nggak berdua, kan ada bibi ada supir di sana nanti, nggak lama kok sayang, nggak sampe tante pulang, sampai tangan Ali sembuh aja," tante Eci memohon kepada Prilly. Prilly tahu keadaan Ali, tetapi apa harus ia tinggal dengan Ali.

Expired Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang