Epilog

16.6K 837 12
                                    

Nih epilognya...dikit aja yaa...
Kalo mau nambah berani bayar berapa?? Hehe #justkidding

Check this out
Sorry typos

Backsong : You and Me - Lifehouse

------------------------------------------------
Lima bulan kemudian...

Normal pov
"Ali bangun..." rengek Prilly menggoyangkan tubuh suaminya. Tetapi, Ali tidak juga bangun.
"Ali bangun...anakmu lapar..." ucap Prilly sambil mengetuk-ngetuk dahi Ali dengan jarinya.
Bugh...
"Aduuh...ada apa sayang...?" tanya Ali mengusap kepalanya karena Prilly memukulnya dengan bantal.
"Aku ingin martabak manis," rengek Prilly sambil menarik ujung kaos Ali. Kemudian, Ali melihat jam di nakas sejenak. Pukul 2 pagi. Ali bangun dari tidurnya dan duduk berhadapan dengan Prilly.
"Sayang...ini pukul 2 pagi, mana ada yang jual martabak," ucap Ali lembut. Prilly mendengus kesal. Dia mengerucutkan bibirnya.
"Kau mau anakmu nanti ileran? Aku mau martabak..." ucap Prilly sudah ingin menangis. Tiba-tiba Ali mencium bibir Prilly cepat.
"Ya sudah ayo kita cari, cepat pakai jaket," ucap Ali.
"Yeay..." Prilly berteriak senang lalu mengecup pipi Ali. Kemudian mereka turun dari ranjang. Ali mengambil kunci mobil dan memakai jaket.

Ali memaklumi Prilly merengek membangunkannya dini hari untuk meminta sesuatu. Prilly sedang mengandung buah cinta mereka. Usia kandungannya 3 bulan. Ali sangat bahagia.

Untungnya masih ada yang menjual martabak di salah satu sudut kota Jakarta. Prilly sangat senang mendapatkan apa yang dia...tepatnya anak mereka inginkan. Prilly menghabiskan dua potong martabak dan sisanya mereka bawa pulang.
"Sayang kit..." Ali menoleh ke arah istrinya yang ternyata sudah tertidur. Ali menatap istrinya, mengelus pipi Prilly yang bertambah chubby kemudian mencium keningnya. Ali keluar dari mobil dan menggendong Prilly masuk ke apartemen mereka. Rumah yang mereka bangun belum selesai. Dan desain rumah mereka yang merancang adalah Prilly. Jadi, untuk sementara mereka tinggal di apartemen.

Happiness Day
"Aaakh...sakiit..." teriak Prilly. Ali yang ada di sampingnya melihat cemas keadaan istrinya yang akan melahirkan.
"Ayo bu, dorong terus...bayi anda hampir keluar..." dokter yang menangani Prilly memberi semangat untuk Prilly mendorong anaknya.
"Aakh...huh...huh...aakh..." Prilly mendorong lagi. Tangannya menggenggam tanga Ali erat. Sampai-sampai kuku-kuku Prilly menancap ditangan Ali sehingga sedikit terluka.
"Aaahhh...." teriak Prilly dan suara tangisan bayi pun menggema di ruang bersalin itu.
"Selamat bapak dan ibu Geraldo, bayi anda laki-laki," ucap dokter itu. Ali langsung mencium kening Prilly. Mereka tersenyum bahagia.
Dokter menyuruh Ali keluar untuk membersihkan bayinya dan Prilly.

Beberapa puluh menit kemudian, Prilly keluar dari ruang bersalin dan di bawa ke ruang perawatan. Ali langsung menghampiri Prilly dan menggenggam tangannya kembali.
"Terima kasih, kau telah melahirkan bayi yang sangat lucu," ucap Ali setelah sampai di kamar perawatan. Prilly tersenyum dan mengangguk.
"Waktunya pemberian asi pertama," ucap suster yang mendorong box bayi masuk ke ruangan Prilly.
Ali sedikit memberi ruang untuk suster itu memberikan anaknya kepada Prilly.
Kemudian, suster itu keluar. Bayi Ali dan Prilly dengan semangat meminum asi.
"Sepertinya aku akan punya saingan," bisik Ali dan langsung dihadiah cubitan diperut Ali. Ali mengelus puncak kepala bayinya pelan.
Tiba-tiba...
"Mana cucuku?" seru mama Ali yang masuk ke ruangan Prilly bersama orang tua Prilly.
"Mama jangan teriak-teriak, bayiku masih sangat sensitif," ucap Ali. Mamanya hanya melirik Ali kemudian berjalan mendekati Prilly bersama mama Prilly.
"Wah...dia sangat tampan, kau pintar sekali membuat anak," ucap mama Ali. Ali tersenyum bangga.
"Itu juga karena anakku cantik," ucap mama Prilly yang kini bersuara.
Bayi Ali dan Prilly sangat tampan. Bulu mata lentik dan rambut hitam milik Ali, pipi chubby dan bibir tipis milik Prilly.
"Siapa namanya?" tanya papa Ali.
"Namanya Alaric Arsenio Geraldo, artinya pemimpin yang mulia dan gagah berani," ucap Ali. Prilly tidak tahu kalau Ali sudah menyiapkan nama untuk anaknya.
"Aku sangat suka namanya," ucap Prilly lalu mencium pipi suaminya.
Setelah bayi mereka kenyang para orang tua langsung saling berebut untuk menggendongnya.
"Alaric tampan..." ucap mama Ali.
"Lebih bagus memanggilnya Arsen..." ucap mama Prilly.
Ali dan Prilly hanya tersenyum melihat orang tua mereka berdebat tentang nama panggilan untuk anak mereka.

Semua berbahagia. Semua tidak menyangka jika ujian cinta Ali dan Prilly dulu akan berbuah manis pada akhirnya. Perjuangan cinta mereka sangat panjang,penuh usaha dan tangis.
10 tahun yang lalu, Ali merasa jika cintanya kepada Prilly seakan kadaluwarsa seiring berjalannya waktu. Dan dia ingin mengalihkan hatinya kepada wanita lain. Namun, hati tidak bisa dibohongi. Hati Ali sudah nyaman dengan Prilly. Kenyamanan yang sulit Ali bangun dengan wanita lain. Pada akhirnya, hati Ali tetap berlabuh di pelabuhan hati seorang Prilly dan menurunkan jangkarnya untuk selamanya di pelabuhan hati Prilly. Dan siapa yang akan mengalahkan rasa kenyamanan hati terhadap seseorang?
Mungkin......

The End

Done.....
Cerita ini selesaiiii....
Epilognya dikit hehe...

Makasih untuk readers yang setia nunggu dan baca cerita ini sampai selesai #pelukpelukpeluk

Sekarang fokus ke cerita baru,,,
Baca juga cerita yang baru,,itu juga digo sisi kok,

Give your vote and comments, please...

HugKiss
❤❤❤❤

Expired Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang