Hai...hai...hai...
Untuk chapter ini mungkin sedikit...ah sudahlah baca saja langsung
Maaf typo
----------------------------------------------------
Akhirnya aku menelfon bawahanku dan menyuruhnya membawakan film-film keluaran terbaru dan pastinya tidak bergenre romantis.
----------------------------------------------------Normal pov
Masih 5 hari Ali dan Prilly menjalani hubungan mereka menjadi sepasang kekasih. Lebih tepatnya cinta lama kembali lagi. Namun, Ali belum sepenuhnya ingat siapa Prilly. Sekarang Ali hanya merasa jatuh cinta kepada wanita yang dia kenal saat kembali dari Jerman beberapa bulan yang lalu.
Hari ini Prilly memenuhi janjinya kepada Ali untuk mengajaknya ke tempat mereka dulu sering bertemu berdua. Prilly mengajak ke cafe yang sering mereka datangi untuk sekedar mengisi perut setelah kuliah pagi.
"Ayo Prilly cepatlah," ucap Ali yang sudah menunggu di apartemen Prilly. Dia menunggu Prilly yang sedari tadi belum juga selesai berdandan.
"Sebentar, kalau kau sudah tidak sabar sana berangkatlah sendiri," balas Prilly dari dalam kamarnya. Di ruang tamu Ali hanya mendengus kesal. Bagaimana dia bisa berangkat, kan yang tahu tempatnya Prilly.
"Selesai, ayo kita berangkat," ucap Prilly yang keluar dari kamarnya. Ali terperangah melihat penampilan Prilly. Bagaimana Ali tidak terpesona dengan penampilan Prilly yang sangat feminim. Rok motif bunga-bunga dengan atasan lengan panjang berwarna baby pink serta rambut Prilly yang digerai begitu saja.
"Bagaiman penampilanku?" tanya Prilly. Ali terlihat menilat dengan jari telunjuknya di dagu sambil memperhatikan penampilan Prilly.
"Ehm...seperti biasa...cantik sekali," puji Ali. Prilly tersipu malu. Kemudian Ali mengulurkan tangannya untuk menggandeng Prilly. Dengan senang hati Prilly menautkan jemarinya dengan jemari Ali.-----------------------------------------------
Mobil Ali melaju tenang. Ali berkonsentrasi memgemudi sambil mendengarkan arahan Prilly untuk sampai ke cafe. 30 menit berselang mereka sudah sampai di cafe tersebut.
Ali merasa sangat akrab dengan tempat ini. Dia merasa sering datang ke cafe ini bersama...
"Argh..." desis Ali tiba-tiba merasakan sedikit sakit dikepalanya. Prilly yang ada di sampingnya menatap Ali khawatir. Mereka berdua masih di dalam mobil.
"Kenapa sakit lagi?" tanya Prilly. Ali mengangguk kecil dan tetap tersenyum. Tiba-tiba Prilly memegang pelipis Ali kemudian memijatnya pelan.
"Dulu mamaku sering memijatku seperti ini jika aku mengeluh sakit," ucap Prilly sambil tetap memijat pelan. Ali tersenyum kecil. Dia sangat bahagia bisa dicintai oleh wanita yang sangat perhatian dan penuh kasih sayang.
Ali mengenggam tangan Prilly yang ada di pelipisnya, lalu Ali mengecupnya lembut.
"Terima kasih," ucap Ali lirih. Prilly mengangguk pelan. Setelah berlama-lama bertatapan, Ali dan Prilly keluar dari mobil. Mereka bergandengan tangan selayak sepasang kekasih lainnya.
Ali dan Prilly duduk di salah satu kursi dekat jendela. Kemudian Ali memanggil pelayan untuk memesan.
"Kau mau pesan apa?" tanya Ali. Prilly terlihat membaca daftar menu yang dia pegang. Lalu menutupnya kembali.
"Menurutmu aku mau pesan apa?" tanya Prilly balik. Prilly memancing ingatan Ali. Ali terlihat bingung dengan pertanyaan Prilly.
"Aku mau pesan S'mores liege waffle dan untuknya..." Prilly menunggu ali menyelesaikan pesanannya. Dia ingin tahu apa Ali ingat dengan waffle kesukaannya.
"S'moreo with Chocolate Drizzle waffle," ucap Ali. Senyum Prilly merekah Ali ternyata ingat dengan waffle kesukaannya. 'Ternyata Ali ingat,' batin Prilly senang.
"Kenapa kau tersenyum?" tanya Ali heran. Prilly menggeleng kemudian membuka daftar menu kembali.
"Tidak, itu pelayannya sudah menunggu, aku mau satu milkshake strowberry dan satu milkshake chocolate," pesan Prilly. Akhirnya pelayan itu pergi. Ali yang sedari tadi diam hanya memperhatikan Prilly memesan minuman. Dia masih penasaran mengapa Prilly senyum-senyum sendiri.
"Heh...kau kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Ali lagi. Prilly menghela nafas pelan.
"Oke, kau tahu waffle yang kau pesankan untukku tadi adalah waffle kesukaanku dan sering aku pesan di sini, bersama..." Prilly ragu untuk mengatakan kalau dia sering ke cafe ini bersama Ali.
"Bersama siapa?" tanya Ali penasaran. Rahang Ali mengeras. 'Awas saja kalau Prilly sering ke sini bersama pria lain' batin Ali.
"Kau...kau yang sering mengajak aku ke sini dulu," balas Prilly. Ali terdiam. Ternyata dia salah. Prilly ke sini bukan bersama pria lain, tetapi bersama dirinya. Benarkah?
"Begitu ya, maaf sayang aku belum bisa ingat," ucap Ali lembut sambil mengusap tangan Prilly. Prilly mengangguk mengerti. Dia mengerti kondisi Ali.
"Tapi tentang makanan itu, entah kenapa ada diotakku, terpikir begitu saja," Ali mencoba menghibur Prilly. 'Ini masih tentang makanan kesukaanmu Prilly, masih banyak lagi yang belum dia ingat,' batin Prilly mengingatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Expired Love?
RomanceSeseorang yang telah menjalin hubungan yang lama mungkin sedikit merasa bosan. Namun, apakah akan seperti sebuah produk yang mempunyai tanggal kadaluarsa? Di sisi lain, cinta sejati itu juga ada. Mencintai dengan ketulusan, kasih sayang, dan tanpa n...