Chapter 13

14.1K 899 18
                                    

Maaf kalo typo...

Normal pov

Setelah mampir ke tempat kerjanya untuk mengambil berkas-berkas, Prilly menyempatkan untuk pergi ke salah satu mall untuk membeli kebutuhannya. Menjelang sore Prilly sampai di mall. Ia berkeliling untuk membeli kebutuhannya. Prilly menyempatkan untuk mengisi perutnya yang lapar di food court.

Bruk...

"Aduh maaf kak...maaf," kata anak yang menabrak Prilly. Prilly membersihkan bajunya karena ketumpahan sedikit minuman yang dibawa anak itu.

"Gak papa, tapi lain kali lebih hati-hati oke sayang," balas Prilly yang masih sibuk membersihkan bajunya. Tiba-tiba seorang ibu-ibu datang menghampiri Prilly dan anak itu.

"Alina kamu itu kalo jalan hati-hati dong sayang, maaf ya mbak," kata ibu-ibu itu. Prilly menatap anak dan ibu yang meminta maaf kepadanya. Dan ternyata adalah...

"Tante Eci, Alina," ucap Prilly terkejut. Ternyata mereka adalah mama dan adik Ali. Mereka sudah lama tidak bertemu sejak Ali pergi ke Jerman.

"Prilly, lama banget nggak ketemu kamu sayang, ayo kita duduk, makan bareng," ajak mama Ali. Mereka bertiga akhirnya makan bersama.

"Kak illy, Alina kangen banget sama kakak," ucap Alina yang sejak dulu akrab sekali dengan Prilly.

"Iya Prilly, kamu kemana aja sih, sejak putus sama Ali kamu nggak pernah main ke rumah lagi," Prilly haya senyum-senyum menanggapi mama dan adik Ali.

"Prilly nerusin kuliah tante, terus pindah ke apartemen biar deket sama kantor," jelas Prilly.

"Kakak juga kangen banget sama Alina, kamu sekarang udah kelas berapa sayang?" tanya Prilly sambil memakan kentang gorengnya.

"Udah mau lulus SD," jawab Alina.

"Wah...udah mau ke SMP dong," balas Prilly antusias. Alina mengangguk cepat. Mereka bercerita tentang kerjaan Prilly, masa puber Alina, dan banyak hal. Tapi, tentang Ali. Tidak sama sekali. Mereka entah lupa atau sama-sama tidak ingin menceritakan tentang Ali.

Selama 1 jam mereka mengobrol panjang lebar, akhirnya Prilly pamit untuk pulang. Mereka keluar food court bersama.

"Kak, kalau kak iily nggak sibuk, lusa temenin Alina beli perlengkapan sekolah ya..." pinta Alina.

"Alina, kak illy itu sibuk sekarang," tegur mama Ali. Alina terlihat mendengus kesal.

"Nggak papa kok tante, Prilly bisa temenin Alina, kebetulan lusa nggak terlalu sibuk," kata Prilly menengahi. Alina terlihat senang mendengarnya.

Akhirnya sebelum mereka pulang, yah seperti perempuan kebanyakan, mereka bertiga berselfie ria dulu. Dengan gaya yang lucu, mereka menyimpannya untuk kenang-kenangan. Setelah mereka selfie Prilly pamit terlebih dahulu untuk pulang.

Ali's pov

Siang tadi sepertinya aku pernah kenal dengan wanita yang menjadi arsitektur restoranku, Prilly. Aku seperti tidak asing dengan nama itu. Ah...aku tidak mau memikirkannya.

Aku sampai di rumah dan kulihat mamaku sedang tertawa sendiri melihat gambar diponselnya. Aku penasaran apa yang dilihat mamaku sampai-sampai dia tertawa seperti itu.

"Mama kenapa sih kok ketawa gitu?" tanyaku penasaran. Mama langsung menoleh kepadaku.

"Eh...kamu udah pulang ya, kapan mama kok nggak dengar?" tanya mamaku balik dan melupakan pertanyaanku.

"Tadi ma, mama sih sibuk sama hp, ada apaan sih ma di hp mama?" tanyaku sekali lagi. Mama hanya tersenyum, kemudian berdiri dan melangkah pergi.

"Kepo banget sih kamu," kata mama sebelum pergi. Apa? dari mana mama tahu kata-kata seperti itu.

"Mama...mama kok tahu kata kepo, pasti di ajari sama Alina ya..." teriakku dari bawah, karena mama sudah masuk ke kamarnya di atas.

Aku menaiki tangga menuju kamarku di atas. Saat melewati kamar Alina, aku mendengar dia sedang tertawa sendiri di dalam kamarnya. Aku jadi penasaran, sehingga aku membuka pintunya pelan. Untung Alina tidak menyadari keberadaanku.

"Iya kak, pokoknya lusa kak illy harus temenin aku, aku kan mau cantik kaya kak illy," ternyata dia sedang bertelepon ria dengan seseorang yang dia sebut 'kak illy', aku melihat Alina sangat senang. Kemudian, Alina terkejut menyadari keberadaanku. Dia langsung berbicara lagi.

"Kak udah dulu ya, ada kak Ali, bye kak," Alina mengakhiri teleponnya. Kemudian, menatapku dengan tatapan sebal.

"Kak Ali ngapain sih di sini, nggak ketok pintu dulu lagi kalo masuk?" tanyanya.

"Siapa tadi yang telfon?" tanyaku tidak memperdulikan pertanyaan Alina.

"Kak illy, man..." Alina langsung menutup mulutnya. Aku curiga dengannya.

"Man apa?" tanyaku. Alina menggeleng cepat. Kurasa dia keceplosan tentang sesuatu.

"Kasih tahu nggak, adikku sayang..." kataku sedikit memaksa.

"Man...man...mamaaa kak Ali gangguin Alina lagi belajar...." teriak Alina kencang sampai-sampai aku harus menutup telingaku. Dih, siapa yang gangguin.

"Ali...jangan diganggu dong kalo adiknya lagi belajar," kata mamaku yang sudah berada diamabang pintu kamar Alina. Aku mendengus kesal.

"Siapa yang belajar, Alina tadikan..." kataku belum selesai.

"Mama sama kak Ali keluar dong, Alina kan mau belajar biar pinter," potong adikku dengan wajah cemberut. Dasar artis sinetron, pinter banget aktingnya. Dengan kesal aku keluar dari kamar menyebalkan ini. Tapi, aku masih penasaran apa yang mau dikatakan Alina tadi. Dan siapa 'kak illy' itu?

Jangan lupa vote and comment
Don't be siders okay...

Expired Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang